Love #39

10.1K 863 153
                                    

Urusan gedung, katering, perias pengantin dan bunga sudah beres. Untuk resepsinya dilaksanakan di Aula Skodam V/ Brawijaya, sedang katering, perias pengantin dan bunga menggunakan jasa salon milik teman Maryam yang dulu juga mengurusi pernikahannya.

Lalu untuk urusan baju baik akad maupun resepsi untuk Ai dan semua keluarga perempuan, menjahit sendiri di langganan Frannie yang kebetulan anak dari penjahit yang membuat baju pernikahannya dan Kartika dulu.

Dan untuk warna baju, karena Ai suka warna-warna pastel jadi untuknya saat resepsi menggunakan hijau mint dan Rene setuju warna jade karena menurutnya mint terlalu muda dan cerah ceria. Sedangkan akad nikah Ai menggunakan kebaya muslim dan Rene beskap basofi warna putih.

Lalu untuk keluarga yang lain forest green. Begitu juga penerima tamu di luar keluarga.

Dan saat ini diantar Pratu Indra, Ai dan Rene memesan undangan. Setelah melihat dari sekian banyak contoh, keduanya sepakat memilih undangan sederhana tapi anggun dengan pita sebagai pengikat amplopnya. Untuk warnanya hijau tosca.

Seandainya warnanya pink dan modelnya girly pun Rene tidak akan menolak. Apapun yang membuat Ai senang, akan ia berikan.

Setelah masalah undangan beres, kini mereka menuju daerah Dinoyo, dimana terdapat pusat souvenir.

Di kampung souvenir itu, Ai dan Rene keluar masuk toko selain untuk membandingkan harga juga mencari model souvenir yang cocok.

Kemudian setelah melihat dan memilih, keduanya memutuskan kipas sebagai souvenir pernikahan. Ai ingin sesuatu yang bisa digunakan, tidak sekedar benda pajangan.

"Sudah dzuhur. Kita shalat dulu terus makan siang setelah itu lanjut lihat rumah." Kata Rene.

Ai mengangguk dan Pratu Indra hanya mengikuti.

Mereka pun mencari musholla atau masjid terdekat di dekat kampung souvenir itu.

Usai shalat, langsung ke tempat makan.

"Capek?" Tanya Rene sedikit menoleh ke belakang tempat Ai duduk.

Ai menggeleng sambil tersenyum tanpa memandang Rene.

"Kita makan di fast food aja biar cepat nggak apa?" Tanya Rene.

"Iya, nggak apa." Ai mengangguk.

Lalu Rene menoleh pada Pratu Indra yang menyetir dan mengatakan dimana mereka akan makan karena tempatnya lebih dekat ke arah rumah yang akan mereka kontrak. Setelah itu ia mengambil sesuatu di kresek putih di sampingnya.

"Ini, dari tadi kurang minum." Rene menyodorkan kopi dengan varian alpukat kesukaan Ai.

"Makasih." Ucap Ai malu sambil menerima botol kopinya dan meminumnya sedikit.

"Mas Indra juga, kalau lapar atau haus ambil aja. Ini makanan sama minuman bukan pajangan." Kata Rene.

"Siap, Mas. Tenang saja." Pratu Indra terkekeh.

Tak lama, Nissan March hitam Rene sudah terparkir mulus di pelataran resto fast food.

"Mau makan apa?" Tanya Rene setelah mendapat tempat duduk.

"Paket ayam biasa yang paha." Jawab Ai.

"Saya samakan Mbak Ai saja." Sambung Pratu Indra.

Rene mengangguk. "Ya sudah, kalian tunggu sini."

"Lho, Mas, itu banyak lho." Pratu Indra dilema antara menemani Ai atau membantu Rene antri.

"Gampang. Ada karyawannya kan? Bisa minta tolong mereka." Lalu Rene meninggalkan keduanya.

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang