Haiiiiii❤❤
Jangan lupa tinggalkan komentar yaa❤
Vote sebelum baca❤-BIG BOSS-
NORMAL POV
Leher Xenata berbalik, perasaannya mengatakan bahwa seseorang sedang mengawasinya. Mata Xenata menelusuri jalan yang mulai sepi. Xenata berdecih, Ia seperti menguji adrenalinnya sendiri.
Xenata menepi dipinggir jalan, lalu berlari kecil untuk menyebrangi jalanan.
Ckittttttt
Xenata membatu ditempatnya, matanya kembali menelusuri tempatnya berdiri. Ia hampir saja kehilangan nyawa. Saat sebuah mobil sedan melaju dengan kecepatan tinggi. Salah Xenata juga yang tak melirik kanan-kiri sebelum menyebrang. Tapi, Xenata merasa seseorang menarik dirinya tepat sebelum Ia di sambar oleh mobil.
Sial, sekarang tangan Xenata bergetar karena terkejut. Lupakan, yang terpenting adalah Xenata berhasil selamat dari maut. Kenapa akhir-akhir ini Xenata selalu bermain dengan nyawanya?.
Xenata membuka pintu kost miliknya, Ia disambut oleh Renita. Xenata tersenyum geli. Renita menatapnya dengan kesal.
"Kenapa baru pulang pukul dua pagi?"
Xenata menggaruk tenguknya, Ia kemudian mengunci pintu kost. Lalu melepas switter yang Ia gunakan. Cuaca cukup dingin. Ia harus menggunakan pakaian yang tebal.
"Maaf, tadi lupa waktu."
Renita tak menanggapi, Ia hanya mendesah legah. Setidaknya, Xenata masih ingat pulang.
- OOO -
Pagi ini suasana kantor cukup menegangkan. Tak ada yang berani membuat keributan apapun. Pasalnya, udara disekitar mereka terasa mencekat.
Riyonal menatap bengis pada Reksa. Saat ini, Ia berada dalam ruangannya. Rasa marah memuncak dalam diri Riyonal.
"Berlutut" Ucap Riyonal. Ia bangkit dari tempatnya duduk. Dan berjalan tepat ke hadapan Reksa. Tanpa penolakan, Reksa melipat lutut dan menunduk.
"Tangan" Titah Riyonal. Reksa meletakkan kedua tangannya di lantai. Tanpa aba-aba, kaki Riyonal menginjak punggung tangannya. Riyonal menggerakkan kakinya memutar.
Reksa meringis, menahan rasa sakit pada punggung tangannya. Ia yakin, kulit tangannya itu sudah terkoyak akibat alas sepatu Riyonal terbuat dari kayu keras berbentuk gerigi.
"Aku sudah mengatakan untuk tidak menyentuhnya seujung jari pun" Ucap Riyonal penuh penekanan. Telinga Reksa memerah menahan sakit. Tanganya terasa sangat perih. Ia bahkan bisa melihat jelas, darah menetes kelantai.
"Saya harus menolongnya, Tuan."
"Apa peduliku tentang itu?! Kau melanggar aturan mainku, Reksa."
Reksa mengangguk cepat. Ia tahu telah melanggar, walau bagaimanapun. Ia juga tak mungkin membiarkan bawahan barunya itu celaka. Sayangnya, tak ada cara lain selain menarik punggung Xenata menjauh. Untung, saja semalam Ia berhasil. Ia tak tahu lagi, kemarahan seperti apa yang akan Ia hadapi jika Xenata kehilangan nyawa. Menurutnya, ini hukuman paling ringan yang diberikan Riyonal untuk dirinya.
Kaki Riyonal berpindah ke lantai, Ia tersenyum menyeringai melihat hasil karyanya pada punggung tangan Reksa. Riyonal melangkah ke kursi singgasana miliknya. Jejak darah dari tangan Reksa bahkan tercetak jelas.
Riyonal duduk, matanya menjurus pada satu objek. Ia menatap dalam pada Reksa. Tatapan mata Riyonal seolah telah mengoyak seluruh tubuh Reksa. Rasanya kurang memuaskan hanya dengan tangan Reksa.
"Buat wanita itu kembali ke perusahaanku, apapun yang terjadi" Ujar Riyonal.
"Baik, Tuan."
Reksa berdiri tegak dan menyembunyikan tangannya dibalik punggung. Sesekali bibirnya meringis saat Ia tak sengaja kain baju yang Ia gunakan menyentuh titik goresan ditangannya.
"Aku tak ingin menerima kata gagal."
Reksa menunduk patuh.
"Kapan jadwal transaksi selanjutnya?" Tanya Riyonal.
"Dalam tiga hari kedepan."
"Sampaikan kepada 'penerima' bahwa, Aku menaikkan harga barangku."
Reksa menautkan kedua alisnya. Ini akan menjadi pekerjaan yang sulit bagi dirinya.
"Bagaimana jika mereka menolak dan membatalkan transaksi?"
"Itu urusanmu, Reksa. Aku mau semuanya berjalan mulus. Tak masalah jika harus menebusnya dengan nyawa" Balas Riyonal.
Riyonal menatap datar meja kerjanya. Kali ini, Ia harus bermain bersih. Menutupi kerugian sebelumnya.
- OOO -
Xenata meniup mie yang baru saja Ia masak. Ia memasukkan suapan besar kedalam mulutnya. Tanda notifikasi berdering dari handphone milik Xenata.
Ia melirik handphonennya lalu membuka kunci.
"Direkturku mengirim pesan singkat." Ucap Xenata pada Renita.
"Kenapa?" Tanya Renita.
"Mereka memintaku untuk bertemu, apa yang harus kulakukan?"
"Hmm, ada dua hal. Pertama mereka mungkin meminta ganti rugi atas kontrak yang Kau langgar. Kedua, mereka memintamu untuk kembali bekerja"
"Yang mana harus kupilih?"
"Tentu saja kembali bekerja bodoh! Kau tak tahu sekarang Kau krisis keuangan?"
Benar, saat ini saja semua makanannya hanya ada makanan instan. Mencari pekerjaan tidak semudah itu. Xenata selalu kekurangan poin penting. Yaitu, Ia tak memiliki koneksi apapun.
Xenata menuju kamar mandi dan bersiap. Ia menggunakan pakaian terbaiknya. Sesekali bibir Xenata menguap. Ia kurang tidur dan merasa sangat lelah.
Xenata menelan ludahnya susah payah. Pada akhirnya, Ia kembali kegedung pencakar langit ini. Ia menuju ruangan Direkturnya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk."
Xenata membuka pintu perlahan. Reksa tengah sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk dihadapannya.
"Kau sudah datang?"
"Iya, Pak."
"Duduklah."
Xenata berjalan dan duduk disisi kiri sofa yang tersedia. Dan Reksa duduk dihadapannya. Reksa meletakkan sebuah berkas.
"Itu jumlah data yang harus Kau ganti karena melakukan pelanggaran kontrak."
Xenata tak berani menyentuh berkas itu. Karena, sudah dipastikan jumlah itu pasti melebihi gaji yang Ia terima dalam sebulan.
"Kau tak perlu membayar, jika menarik surat pengunduran dirimu dan berjanji akan menutup mulut atas apa yang Kau lihat pada malam itu"
Xenata mengangguk tanpa ragu.
"Aku berjanji, Pak! Terima kasih atas kesempatannya. Aku tak akan mengecewakan Bapak." Ucap Xenata. Suaranya meninggi karen terlalu bersemangat.
"Baiklah. Kau bisa kembali bekerja besok."
T.B.C
Saya harap kalian menikmati cerita ini❤❤
Saya juha berharap kalian menyukai cerita ini❤
Sayang kalian❤
Jangan lupa follow IG saya
@shnrd994_
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]
Romance[ SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] #DARKROMANCE_SERIES Bagi Xenata, Riyonal adalah pria berdarah dingin yang tanpa ragu menghabisi nyawa siapapun, tak terkecuali keluarganya sendiri. Pria dengan sejuta pesona jantan yang tak ter...