BAGIAN 17

109K 9.4K 382
                                    

Double UP❤❤

Jangan lupa meninggalkan jejak dikomentar.
Dan Vote sebelum membaca..

- BIGBOSS -

[ Problem - 17 ]





"Tidurlah, Xenata." Titah Riyonal. Ia mendengus mendengar Xenata menguap sesekali. Riyonal menuntun Xenata agar berbaring di tempat tidur. Tangannya meraih selimut, menyelimuti Xenata sebatas pinggang.
Ia juga ikut berbaring. Membalikkan tubuh Xenata agar dapat berhadapan langsung dengan gadisnya.

Ia terdiam beberapa menit, Xenata telah tertidur pulas. Terbukti gadis bibir gadis itu mendengkur halus. Riyonal menikmati pemandangan wajah Xenata.

Ia mengecup kening Xenata lama.
Kemudian bangkit dan berlalu, meninggalkan gadis itu.

"Bagaimana transaksi di udara?" Tanya Riyonal. Ia duduk dikursi singgasana miliknya. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk permukaan meja yang berlapis kaca.

Reksa menyerahkan sebuah berkas, Ia lalu membungkuk hormat.

"Jelaskan." Ujar Riyonal dingin.

"Semuanya berjalan mulus tanpa kendala, Tuan."

"Baiklah, Kau bisa kembali."


- oOo -

Reksa menatap permainan puzzle dihadapannya, puzzle besar dengan ukuran lima kali lima meter. Bergambar seluruh tubuh Riyonal. Setiap potongan puzzle hanya berukuran seinchi. Sangat kecil, tapi hampir sebagian besar telah menunjukkan anggota tubuh Riyonal.

Reksa tersenyum getir, satu potongan puzzle melambangkan satu nyawa yang Riyonal habisi. Sudah seberapa banyak pria itu melakukannya? Sangat banyak. Yang lebih menyedihkan adalah potongan pertama puzzle ini. Milik kedua orangtuanya yang dihabisi Riyonal.

Puzzle ini Reksa susun sejak awal mengenal Riyonal. Ia tak tahu berapa nyawa yang Riyonal habisi sebelum bertemu dirinya. Terlalu menakutkan jika mengulik Riyonal.

FLASHBACK

SREETT

Riyonal menancapkan sebuah bilah pisau tepat mengenai jantung pria paruh baya di hadapannya. Tatapannya dingin, rahangnya mengatup keras, Ia berdesis. Nampak, sangat mengerikan.

Riyonal pemuda berusia sembilan belas tahun, membunuh tanpa ragu. Istri pria dihadapannya telah tiada, juga karena ulah Riyonal.

Krieettt

Pintu ruangan terbuka, Riyonal melirik seorang pemuda yang masuk ke dalam ruangan ini. Ia mengeryit, menebak usia pemuda itu satu tahun dibawahnya. Tangan pemuda itu gemetar. Sangat jelas, terekam di memori Riyonal. Ia berdecak, artinya Ia harus menghabisi satu nyawa lagi.

Kaki pemuda itu melemas, Riyonal tersenyum menyerigai ketima pemuda itu tersungkur kelantai tak mampu menahan diri terlampau takut.

Tangan Riyonal terulur mengangkat tubuh pemuda itu. Mata Riyonal turun ke nametag di seragam sekolah pemuda tersebut, Reksa Wijayanto. Riyonal tahu, Reksa adalah keturunan pria paru baya yang Ia habisi.

Punggung Reksa menabrak dinding, telapak tangan Riyonal berada di leher pemuda itu. Mencekik, bahkan Reksa harus berjinjit agar bisa mendapat pasokan oksigen.

"Kkkkhhh" Reksa meringis, Ia butuh oksigen. Ia merasa akan kehilangan nyawa. Ia mencakar dan memukul pergelangan tangan Riyonal. Tapi, hal itu tak berpengaruh sedikitpun.

"T..tolongg, T-tuann." Reksa bersusah payah mengucapkan hal itu.

Tangan kiri Riyonal mengambil pisau kecil yang Ia siapkan di saku celana miliknya. Saat mengambil benda itu, cengkraman dileher Reksa merenggang. Reksa menggunakan kesempatan itu untuk membebaskan diri. Namun, Ia salah prediksi. Saat akan melarikan diri.

Riyonal menggores perutnya, Ia meringis. Merasakan darah menetes dari luka goresan itu. Ia berteriak menahan rasa sakit.
Bibir Riyonal menyunggingkan senyum menyeringai, Ia memilih meninggalkan pemuda ini. Menurut Riyonal, Reksa akan mati beberapa menit lagi. Tapi, Reksa memeluk kaki miliknya.

"S..Selamatkan Aku, Tuan. Kumohon.."

FLASHBACK OF

Reksa tersenyum mengingat waktu dimana Ia memohon untuk hidup pada pembunuh kedua orangtuanya. Fakta mengejutkan adalah Riyonal masih menyelamatkan dirinya.  Sedangkan, Reksa baru mengetahui alasan Riyonal membantai keluarganya. Karena, Ayah menyebar rahasia transaksi Riyonal. Hingga, Riyonal mengalami kerugian besar. Dan Ayahnya juga mencuri sebagian hasil transaksi selama satu tahun. Ia bahkan marah pada kedua orangtuanya. Mewajarkan Riyonal melakukan itu.

Reksa takkan melakukan hal yang sama. Persetan, tanggapan orang lain mengenai dirinya. Riyonal sudah terlalu baik padanya. Ia hanya perlu melakukan perintah dan menerima hukuman jika salah. Tak masalah, Reksa menikmati hidupnya.



- oOo -

Pukul dua siang, Xenata sibuk berselancar di dunia maya. Selama tinggal bersama Riyonal. Pria itu menutupnya dari dunia luar. Seolah memenjarakan dirinya. Berkali-kali, Ia dilanda rasa bosan ketika Riyonal tak ada di mansion megah ini.

Tapi, Riyonal memfasilitasi dirinya dengan berbagai jenis teknologi dan hal lain. Cukup sepadan.

Deg

Jantung Xenata berdegup kencang, membaca judul artikel yang menurutnya sangat menarik.

"KEJADIAN DIBALIK KEMATIAN FERDIANSYAH, PEBISNIS SAHAM BEBERAPA TAHUN LALU TERKUAK."

Tangan Xenata bergetar menekan web artikel tersebut. Ia membaca keseluruhan isi artikel. Ia menggigit bibirnya. Menahan air mata yang hendak turun. Xenata meremas seprei tempat tidur dengan kuat.

"... Dijebak oleh Argawinandar.."

Xenata tertawa hambar, merasa ribuan pisau menusuk jantungnya. Ia kesulitan bernafas. Ia mengenal Argawinandar, tentu saja. Ia beberapa kali bertemu pria itu. Sewaktu masih berpacaran dengan Riyonal.

BAGAIMANA BISA KELUARGA RIYONAL ADALAH DALANG KEMATIAN ORANGTUANYA?





T.B.C

Hope U enjoy this story.

Kasih saya alasan mengapa Saya harus fast update?

Hahaha

Ayolah, Saya itu semangat kalau baca komen-komenan kalian❤❤






PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang