BAGIAN 25

103K 8.1K 255
                                    

Kangen Riyonal?

Part ini akan menjadi hari Riyonal😂

Jangan lupa vote sebelum membaca dan meninggalkan jejak dikomentar!

- PROTECTOR -

[ Drugs? - 25 ]

NORMAL POV




Detik demi detik jarum jam terdengar
memenuhi salah satu ruangan kosong. Tak berpenghuni dan tak ada satupun benda di dalamnya. Ruangan berwarna putih bersih dan hanya ada lampu yang menyinari ruangan tersebut.

Setelah kegiatannya bersama Xenata. Riyonal melancarkan aksinya. Kali ini, akan bermain dengan orang lain. Ia harus merawat tubuh Bennedict yang terluka. Riyonal tak suka, Ia harus membuat Bennedict kembali pulih.

Menyiksa manusia yang sekarat tak memberi sensasi apapun bagi Riyonal. Membiarkan Bennedict mati? Takkan pernah, terkecuali rasa haus dan marah yang mengaliri darahnya telah puas. Riyonal sudah bersumpah atas namanya bukan? Jangan menyebutnya Riyonal. Jika tak menepati janji tersebut. Apalagi, itu berhubungan dengan Xenata. Maka, Riyonal takkan bermain-main.

Ia melirik jam tangan di lengan kirinya. Merk Rolex berwarna silver. Sekilas, nampak seperti jam biasa. Namun, harganya lah yang membedakan kualitas jam tersebut.

Reksa menuntun paksa seorang pemuda. Masih mulus, tak mungkin Reksa melukai pemuda tersebut. Sedangkan, Riyonal hanya memerintahkannya untuk membawa pemuda itu.

"Mari, mengisi ruangan ini dengan cairan berwarna merah." Retina mata Riyonal menggelap.

Riyonal melangkahkan kaki, menendang tubuh pemuda tersebut dengan kakinya yang menggunakan sepatu pantopel mengkilat. Tubuh pemuda yang sebelumnya telengkup. Kini, terlentang. Seluruh persediannya terasa melemas. Tak mengerti apa yang terjadi pada tubuhnya.

"Hm?"

Riyonal berdehem, menatap Reksa. Reksa mengangguk paham. Riyonal memintanya menjelaskan data dan kesalahan dari pemuda itu.

"Namanya Hanif. Ia anak yatim piatu. Baru bekerja satu bulan. Mencoba mencuri salah satu serbuk yang akan dikirimkan untuk pasar gelap." Ucap Reksa.

Senyum miring tercetak dibibir Riyonal. Ia menaikkan salah satu alisnya. Menarik, ini akan mudah untuknya. Sesuai permintaan Riyonal, salah seorang pengawal membawa nampan berisi sepuluh serbuk berwarna-warni.

"Aku akan membuatmu mencoba, zat-zat ini." Ujar Riyonal. Mengambil serbuk berwarna ungu.

"Aku tidak tahu nama dari setiap bungkus serbuk ini. Karna, yang terpenting adalah mengetahui kegunaannya. Dan pertama, akan membuat tubuhmu melayang."

Reksa memasukkan paksa serbuk tersebut ke dalam mulut Hanif. Seberapa besarpun usaha Hanif menolak, semakin besar pula Reksa memaksannya.

Dalam satu menit, tubuh Hanif terasa sangat rilex. Tenang dan damai. Ah, ini melegakan.

"Dan yang kedua. Serbuk yang memperlambat detak jantungmu. Aku akan mencampurnya dengan serbuk yang bertujuan mempercepat pompa oksigen di jantungmu. Aku penasaran apa yang akan terjadi."

Riyonal melirik Reksa. Reksa mengangguk patuh. Mencampur kedua serbuk tersebut. Lalu, mencekoki benda tersebut ke mulut Hanif.

Kelopak mata Hanif terbelalak. Jantungnya memompa cepat sangat cepat tapi pernafasannya terhambat. Ia terbatuk, cairan merah pekat keluar dari mulutnya. Membasahi lantai putih, yang bahkan ada beberapa gumpalan daging. Demi apapun, jantungnya seolah di remat kuat secara paksa. Rasa sakit ini, seharusnya bisa menghilangkan kesadarannya. Tapi, Ia bahkan tak bisa memejamkan matanya.

"Nikmati rasa sakitmu. Karena, serbuk sebelumnya akan membuat otakmu terus bekerja hingga tak bisa menutup mata. Apapun yang terjadi di tubuhmu. Kau tetap bisa mengetahuinya. Bukankah itu hebat?" Tanya Riyonal.

Saat merasa tidak sanggup lagi, Reksa memasukkan serbuk selanjutnya ke bibir Hanif. Hanif mendesah legah.

"Itu adalah penawarnya." Ucap Riyonal.

"Sekarang, mari bermain-main dengan kedua ginjalmu."

"T-tida- khhh"

Telanjur, Ia mengomsumsi serbuk berwarna coklat tersebut. Kedua bagian bawah perutnya sangat sakit. Kenapa rasanya sesakit ini?

"Obat itu mencoba mengiris dinding luar kulit ginjalmu. Bagaimana? Merasakannya bukan? Aku tahu, karna rasanya setara dengan tulang-tulang manusia yang sedang di retakan. Hingga remuk."

Benar, Hanif merasa seperti itu. Ia mengepalkan tangannya. Bibirnya bergetar. Kini, hidungnya yang mengeluarkan darah. Ia bahkan tak bisa menggerakan jari-jari tangannya lagi.

Lidahnya mengecap serbuk lain. Beberapa menit menanti, rasa sakit di bagian tubuhnya menguap. Ia bersyukur. Riyonal memberinya penawar.

"Bagaimana dengan paru-paru?" Riyonal tertawa remeh. Dan serbuk tersebut kembali dikomsumsi oleh Hanif.

Hanif tak bergerak hanya terdiam. Tak mampu merintih atau mengerang. Riyonal tersenyum miring, sudah menebak apa yang terjadi. Paru-paru pria itu tak bekerja semestinya. Karena, serbuk tersebut menyerang indra pernafasan. Aliran darah Hanif akan terhambat. Merasa pria itu akan kehilangan nyawa. Karna, tak menerima pasokan oksigen. Riyonal memerintahkan Reksa untuk memberi pria itu penawar dari obat tersebut.

Hanif menghirup oksigen semampunya. Rasa sesaknya menyiksa. Ia ingin memohon, agar Riyonal membunuhnya saja. Dia sudah mati berkali-kali. Sudah tak kuat menderita.

"Dua serbuk lagi."

"Reksa.. Silahkan." Sambung Riyonal.

Reksa mematuhi perintah tersebut. Setelah mengomsumsi serbuk tersebut. Hanif mengedipkan matanya, mengapa semuanya sangat gelap? Apa yang terjadi?

"Retina matamu rusak." Ucap Riyonal santai. Ia bosan, ingin gera mengakhirinya. Dan dengan jentikkan jari, Reksa menarik dagu Hanif. Mencekoki pria itu dengan serbuk terakhir.

"Itu serbuk paling mahal, senang bisa mencobanya?"

Riyonal bangkit dari posisinya, Ia mengetuk-ngetukkan alas sepatunya ke permukaan lantai. Terdengar alunan khas yang di kenali oleh seluruh Pengawal Riyonal.

"Satu.."

Hanif menggenggam lehernya. Merasa tercekik oleh sesuatu.

"Dua—"

Tubuh pemuda tersebut kejang, telapak tangannya memukul lantai. Detik berikutnya, tak ada gerakan apapun.

"Tiga."

Riyonal tersenyum miring, menyenangkan bisa menikmati hal ini. Ia meminta Reksa membersihkan segalanya. Dan berlalu meninggalkan ruangan putih tersebut. Yang banjir karena darah pemuda malang itu.

Ia sangat merindukan pemilik jiwanya, Xenata. Dan ingin segera menemui Gadis kesayanganya.










T.B.C

Udah lama nggak ngebuat Riyonal bengis. Jadi, part ini cukuplah menggambarkan Riyonal😂

Hope u enjoy this story!❤❤

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang