BAGIAN 35

88K 7.1K 405
                                    

- PROTECTOR -

[ Perdebatan - 35 ]

AUTHOR POV


Aroma besi berkarat akibat teroksidasi oleh oksigen tercium pekat di ruangan seluas delapan meter dan panjang delapan meter tersebut. Lantai beton, dinding beton dan langit-langit yang tertutup. Ruangan nampak begitu lembab, hanya ada satu fentilasi dari putaran kipas yang sedikit menembus sedikit cahaya.

Klik.


Satu-satunya penerangan hanya ada lampu 12watt yang menggantung di langit-langit. Puluhan pengawal mengawasi, bersama Reksa yang senantiasa menemani setiap langkahnya.

Seonggok tubuh terbaring lemah di lantai dingin tersebut. Tubuhnya membiru di beberapa bagian, bekas luka di pelipis dan ujung bibirnya menandakan bagaimana dirinya telah menjadi bulan-bulanan empuk para pengawal diruangan tersebut.

Riyonal bersiul senang, Ia mengeluarkan sarung tangan dari balik saku setelan jas yang Ia gunakan. Sarung tangan berbahan karet, diam-diam Riyonal mengukir senyum menyeringai.

Ah, atmosfer ruangan? Siapa yang tak merasakannya? Mereka bahkan tahu, sudah mengenal Riyonal. Riyonal bersiul, netra hitam retina mata pria itu mengkilat kala menemukan pisau tipis yang tajam. Pisau itu berbentuk pisau dapur, meski ukurannya jauh lebih kecil. Sangat tipis, diperkirakan jika sisinya menyentuh kulit. Maka, dipastikan akan merobek kulit tubuh dengan mudah.

Riyonal memainkan pisau tersebut di genggamannya. Ah, sensasi ini. Sensasi membakar dirinya. Ia merindukan waktu dimana dirinya mengahabisi lawan tanpa perlawanan.

Ia menaikkan alisnya, memerintah Reksa untuk segera mengeksekusi pemuda tersebut agar tetap dalam kondisi sadar meski dirinya mengoyak seluruh tubuh pemuda itu.

"Aku akan menyebutnya " Spike." Ia akan jadi anjing percobaan bagiku." Ujar Riyonal.

Riyonal memperhatikan bagaimana Reksa mencekoki pemuda tersebut, zat yang mereka produksi sendiri. Efeknya seperti doping yang digunakan para atlet. Pemuda itu akan sepenuhnya sadar, prima dan akan merasakan apa yang terjadi di tubuhnya. Tentu formula buatan mereka akan lebih baik bukan?

Spike kejang-kejang akibat detak jantungnya, terpompa kuat. Ia terbatuk, detik setelahnya Ia merasa sangat bugar.

Decitan sepatu pantopel Riyonal merupakan alunan kematian. Langkah pria itu semakin dekat, kini berjongkok di hadapannya.

"Ingin mengetahui rasanya daging dikuliti hidup-hidup?" Tanya Riyonal.

Ia mengingat-ngingat sesuatu. Dirinya memang belum pernah menguliti daging. Ia akan mencobanya.

"Jadi, siapa namamu?" Tak ada jawaban. Riyonal menghembuskan nafasnya kasar. Ia memotong daging lengan kanan Spike, tulang lengan pria itu bahkan terlihat. Reksa bergidik ngeri. Riyonal melempar potongan daging kecil ke lantai.

Darah mengalir membasahi tubuh Spike. Riyonal tertawa remeh mendengar lantunan dari ringisan penuh permohonan dari Spike.

"Siapa atasanmu?"

Spike tak menjawab lagi, Ia merintih menahan rasa sakit. Sial, ini hampir menghilangkan kesadarannya. Namun, otaknya tetap bekerja membuatnya semakin tersiksa.


Kriet.


"Riyonal?" Panggilan tersebut menggema di ruangan. Riyonal memejamkan matanya, mengapa suara familiar itu memanggilnya? Suara pintu...

Derap kakii..

"Argghhh!!!"

Xenata menutup mulutnya menyaksikan apa yang Ia temui. Perutnya bergejolak ingin memuntahkan isi lambungnya. Bau anyir darah membuat kepalanya pening.

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang