BAGIAN 19

106K 9K 427
                                    

Ada beberapa permintaan, tentang momen Riyonal dan Xenata.

Dan Saya memenuhi permintaan itu dichapter ini❤
Semoga menyenangkan hati kalian❤❤

Jangan lupa memberi Vote❤

- BIGBOSS -

[ PAST - 19 ]


NORMAL POV





Puluhan pengawal Riyonal menerobos masuk ke dalam kamar ketika mendengar suara pistol. Mereka terbelalak, menyaksikan apa yang ada dihadapan mereka.

"Anda terluka, Tuan?" Tanya salah satu pengawal. Riyonal tak menjawab. Ia menggendong tubuh Xenata yang tergeletak lemah di lantai. Ia membawa gadis itu ke tempat tidur. Sepanjang jalan, darah menetes dari pundak kiri Riyonal. Ia meletakkan Xenata dengan lembut. Gadisnya kehilangan kesadaran karena mendengar letupan pistol.

"Panggil Dokter." Ucapnya dingin.

"B-BAIK, TUAN."

Seorang Dokter melangkahkan kakinya mendekat, matanya berfokus pada luka Riyonal.

"Saya akan merawat, Anda."

"Aku memanggilmu bukan untuk merawatku, tapi gadisku. Cek kondisinya dan laporkan. Aku menunggu."

"Tapi luka Anda akan infeksi jika tidak ditangani segera, Tuan."

Tangan Riyonal terulur, menarik kerah setelan sang Dokter. Matanya menatap nyalang.

"Ikuti perintahku, atau mati?" Desisnya.

Samuel sang Dokter mengangguk paham. Ia segera memeriksa tubuh Xenata. Bernafas legah, karena tak ada yang serius. Tubuh gadis tersebut hanya kelelahan.

"Tak apa, Aku akan memberi vitamin untuk Ia komsumsi."

Tangan Riyonal mengepal. Menahan amarah. Entah, hal apa yang membuatnya marah.

"Buat Ia tertidur dalam tiga hari, Aku harus menyelesaikan segala bidak masalah ini."

"Itu cukup memba-"

"TIDAK BISA KAH MEMATUHI PERINTAHKU?!"

Riyonal merasa muak. Seluruh aliran darahnya mendidih. Ia tak menyadari, bahwa Ia terlalu lemah untuk sekedar melindungi Xenata. Ia benci dirinya yang menyakiti Xenata.

Ia melangkahkan kaki, menuju ruang kerjanya. Matanya mengedar, ruang kerjanya telah bersih dari kekacauan yang Ia buat. Reksa, tengah berdiri tepat di depan meja kerjanya. Tubuhnya terlihat memar. Lalu, apa peduli Riyonal?

Setiap langkah Riyonal, darah menetes dari kulit pria jantan tersebut. Reksa terkejut melihat keadaan Riyonal.

"Tuan, Anda terluka." Ucapnya, terselip khawatir. Ia tahu jelas, bahwa luka tersebut dari suara tembakan sebelumnya.

"Itu tidak penting." Balas Riyonal.

"Baiklah, Saya telah menemukan reporter yang menayangkan berita itu pertama kali. Namun, Ia tak mau mengucap pada siapa Ia mendapat informasi itu"

"Buat Ia bicara apapun yang terjadi. Bawa Ia ke sini sekarang."




-oOo-



Tiga orang pengawal yang bersetelan lengkap memasuki ruangan Riyonal. Ia menyeret paksa seorang pria dan membuat pria itu bertekuk di depan meja kerja Riyonal.

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang