BAGIAN 38

91.1K 6.8K 551
                                    

- PROTECTOR -

[ PERGULATAN HATI - 38 ]

AUTHOR POV




Hembusan nafas berat hampir kesekian kalinya dari seorang gadis berparas cantik yang tengah memandangi pantulan dirinya di depan cermin.

Jemarinya terulur mengusap kulit wajah yang terasa kasar. Kusam tak terawat sesuai kondisi dirinya saat ini.

Satu minggu berlalu, tak dapat tertidur dengan nyenyak, kekurangan nutrisi dan sering mengalami dehidrasi.

"Bagaimana jika Aku mati saja?" Pertanyaan itu keluar dari bibir plum nya yang mengkilat setelah dipoles lipbalm.

"Tidak! Xenata Kau harus optimis." Xenata menoleh mendengar kalimat penyemangat dari sosok di balik punggungnya.

"Ren, apa yang Kau lakukan?" Xenata mengeryitkan kening. Kala matanya menangkap wajah ceria Renata yang berpenampilan begitu menarik.

"Tebak! Aku akan berkencan." Ujar Renata. Ia memutar tubuhnya memperlihatkan bagaimana bangganya Renata.

Corak baju, gaun setengah lutut dan tas selempang kecil. Hati Xenata berdenyut seolah dirinya di landa dejavu. Ia pernah seperti ini, tepat hari dimana dirinya putus dengan Riyonal.

"Renata.. Kau benar-benar tidak nyata ya?" Dalam hitungan detik, Renata menghilang dari pandangan Xenata.

Xenata menepuk-nepuk pipinya, Ia nyaris meneteskan air mata. Mengapa sesulit ini menerima kenyataan? Xenata menggeleng, Ia berinisiatif berjalan-jalan sekarang.

Sedikit melenyapkan rasa penat dan lelah dirinya.



- oOo -





Riyonal menutup layar laptop di hadapannya. Ekspresi wajah dingin dan tak bersahabat begitu melekat pada sosok Riyonal. Ia memejamkan mata lemah.

Riyonal bahkan tak merespon ketika seseorang berjalan memasuki ruangan. Reksa meletakkan berkas ber map warna merah di meja.

"Kami berhasil menyeludupkan senjata revolver dua ratus unit tanpa kendala, Tuan Riyonal." Reksa melaporkan pekerjaannya yang sempurna.
Riyonal memeriksa berkas tersebut. Ia menandatangi kemudian meletakkan berkas itu di tumpukkan kertas lainnya.

"Reksa, Aku butuh hiburan." Reksa mengangguk memahami arti kalimat Riyonal.

"Saya sudah menyiapkan seseorang dan sudah mempersiapkannya, Tuan."

Riyonal menggeser kursi beroda yang Ia tempati. Memilih mengikuti arahan Reksa menuju ruang bawah tanah kantor miliknya.

Tetes-tetes air mengalir dari pipa penghubung. Riyonal mencium aroma pekat besi dan belerang yang entah dari mana.

Hanya ada satu ruangan yang ada di bawah kantornya. Ruangan khusus didesain oleh Reksa.

Senyum menyeringai Riyonal mengembang, wajahnya menunjukkan ketertarikan. Seorang pria berpakaian kemeja putih yang lusuh tengah bergantung di tengah-tengah ruangan.

Kaki pria itu masih menyangga di lantai, namun di lehernya melingkar tali yang siap membunuhnya kapanpun.

"Reksa, mari bermain." Titah Riyonal, percikan mata pria jantan itu menggoda. Ia melirik katrol yang digunakan untuk menarik tali.

"Dalam kasus bunuh diri dengan cara menggantung diri, dibutuhkan hanya sekitar beberapa menit untuk mematikan seluruh sistem syaraf yang ada dalam diri manusia..." Riyonal membaca artikel dari handphonenya cukup keras.

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang