BAGIAN 30

96.6K 7.3K 522
                                    

- PROTECTOR -

[ GOOD DAY - 30 ]


AUTHOR POV




"Xenata bisakah Kau mengucapkan satu katapun padaku?"

Riyonal menghela nafas panjang. Nada suaranya terdengar begitu penuh frustasi. Ia memijat pangkal hidungnya. Xenata mengabaikan seluruh perkataan dirinya. Ia tahu perasaan gadisnya. Ia melakukan segalanya untuk mencuri atensi Xenata. Tidakkah Xenata menyadari betapa besar Riyonal merindukan Dirinya? Xenata bagaikan oasis digurun pasir bagi Riyonal. Jika Riyonal berkuasa atas seluruh manusia-manusia dunia gelap. Maka Xenata adalah penguasa hidupnya. Riyonal hanya bertekuk lutut pada gadis itu. Yang bahkan tak ada seorangpun yang mampu membuat Riyonal bertekuk lutut.

Riyonal menempatkan dirinya di sebelah Xenata yang tengah berbaring, menggunakan lengannya sebagai bantalan kepala menghadap Xenata. Ia menyentuh dan mengelus pelan rambut Xenata. Gerakannya pelan dan teratur.

"Aku akan menggantikan posisi Renata dalam hidupmu, Xenata."

Xenata bereaksi, Ia membuka kelopak matanya. Hingga tatapan keduanya bertaut satu sama lain. Mata tajam Riyonal menyorotnya teduh dan lekat.

"Lewati ini bersamaku, sesulit apapun Aku akan tetap berada disisimu." Lanjut Riyonal.

"Cukup genggam jemariku, Kau akan mendapatkan seluruh yang Kau butuhkan."

Riyonal mengulurkan tangan, menggenggam erat jari-jari Xenata. Tanpa mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Xenata.

"Kau telah memiliki Dunia, Xenata. Seluruh Duniaku."

Xenata menggeleng, Ia menggigit bibir dalamnya.

"Jangan membuatku jatuh kembali padamu." Balas Xenata. Meski dirinya yakin seratus persen masih memiliki perasaan untuk Riyonal. Salahkah Ia menahan diri? Riyonal pernah membawa dirinya jauh melayang di awan. Menghempaskan dirinya tanpa menoleh kebelakang.

"Izinkan Aku menciummu. Maka Kau akan tahu jelas bagaimana gilanya hidupku bersamamu."

Cup



Tanpa persetujuan Xenata, Riyonal memajukan wajahnya, mengikis jarak yang tak berarti. Ia mengecup dan mulai mencium bibir tipis Xenata. Lembut, pelan hingga Xenata tak kuasa atas Riyonal. Ciuman itu candu, begitu candu hingga dirinya nyaris kehilangan kewarasan.

Saat berpikir Riyonal melepaskan tautan bibir mereka. Riyonal justru menekan tenguknya. Ciuman lebih dalam dan menuntut.

Setelah beberapa menit, Riyonal menjauh. Ia membersihkan saliva dipinggiran bibir Xenata dengan jempolnya. Lalu, tersenyum menyeringai.

"Nikmat." Pujinya.

"Aku milikmu, Xenata." Lanjutnya, meletakkan telapak tangan di kelopak mata Xenata. Xenata memejamkan matanya terlarut dalam suasana yang Riyonal ciptakan.

"Tidurlah, Aku akan menemanimu. Aku akan menjadi orang terakhir Kau jumpai saat menutup mata. Dan akan menjadi orang pertama yang Kau temui saat membuka mata di pagi hari."

Riyonal tersenyum tipis, Ia menarik selimut agar Xenata merasa lebih tenang.



- oOo -




Pukul dua pagi, Riyonal terjaga dari tidurnya. Ia menyipit. Ah, Ia ikut tertidur sesaat setelah Xenata tertidur lelap. Riyonal mengecek handphonenya yang bergetar karena pesan masuk. Bibirnya mengumpat membaca pesan dari bawahannya.

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang