BAGIAN 16

114K 9.3K 583
                                    

Lama tidak berjumpaaa❤❤

Tadinya mau update malam minggu tapi nggak jadi sih.

Jangan lupa meninggalkan jejak dikomentar!
Budayakan vote sebelum membaca.

- BIGBOSS -

[ Tragedy - 16 ]

NORMAL POV


R Cooperation Grup. Salah satu perusahaan ternama di Jakarta, mengusai hampir sebagian besar pasar saham Indonesia. Harga saham yang dikelola senantiasa menanjak. Selama berdiri tiga tahun lalu. Harga saham tak pernah turun.

Sebelumnya, R Cooperation Grup di Pimpin Oleh Argawinandar, yang telah meninggal tak wajar beberapa tahun lalu. Bernama Spinx Cooperation Grup, namun setelah berpindah tangan pada keturunan mereka. Riyonal Gibran Argawinandar. Nama perusahaan tersebut di ubah.

Di bawah kekuasaan Riyonal, R Cooperation memuncak. Sayangnya, tak ada data pribadi yang menjelaskan detail kehidupan Riyonal. Kepribadiannya terlalu tertutup. Bahkan, karyawannya saja. Tak pernah melihat batang hidung pria itu di area Perusahaan.

Desas-desus beredar, mengenai Riyonal. Banyak orang mengatakan bahwa wajahnya yang selama ini di pamerkan adalah kepalsuan. Untuk itu, Riyonal menyembunyikan diri. Walau faktanya, semua dunia gelap mengenal Riyonal sangat jelas. Bagaimana mengerikan dan kejinya pria itu.





FLASHBACK

Seorang gadis menarik setelan yang Ayahnya gunakan. Bibir kecilnya mengerucut. Ferdiansyah mengusak rambut anaknya pelan. Istrinya Thalita, tersenyum maklum melihat sisi manja putri semata wayangnya.

"Ayah sama Ibu jahat!" Teriaknya tak terima. Ia menahan tangan Ayahnya yang tengah menggeret koper hitam berisi keperluan pribadi.

"Hanya satu minggu." Ujar Thalita, menyakinkan anaknya.

Pipi Xenata basah, tak merelakan kedua orangtuanya pergi. Ia bersikeras ingin ikut. Namun, kedua orangtuanya tak menyetujui, karena Ia masih harus bersekolah. Padahal, Ia sendiri bisa membolos.

"Xenata tidak ingin Ayah dan Ibu pergi!" Desaknya.

"Maafkan Kami Xenata, ini urusan bisnis yang tak bisa Kami tunda-tunda." Ujar Ferdiansyah.

Xenata mengusap kasar airmatanya. Pengelihatannya mengabur karena pelupuk matanya basah. Ia mengangguk tanda mengerti. Entah, dalam dirinya sungguh ingin menahan kedua orangtuanya agar tidak pergi.




- oOo -

.
"Ferdiansyah pebisnis handal, dikabarkan meninggal akibat kehabisan darah. Kecelakaan tragis yang menimpa dirinya dan istri sontak menggempa-"

Clict.

Riyonal tertawa tak percaya pada berita yang Ia saksikan. Bola mata hitamnya menggelap. Seluruh peredaran darah di tubuhnya mendidih. Merasakan puncak kemarahan.

"Brengsek!" Umpatnya keras. Ia melangkahkan kaki, menuju ruangan khusus di mansion keluarganya. Tangannya terulur mengambil salah satu pistol. Matanya menatap haus pada pistol tersebut. Tekadnya sudah bulat.

Kemampuannya dalam membidik lawan memang sangat minim, tapi Ia telah sering berlatih dalam menggunakan senjata api tersebut. Kali ini, Ia akan merelealisasikan apa yang Ia dapat selama berlatih.

Bibirnya menyunggingkan senyum menyeringai ketika mendengar suara Ayahnya.
Langkah kaki Arga terhenti, beberapa meter dari hadapannya, Putra nya menodongkan pistol untuk dirinya.

"Apa yang Kau lakukan?" Tanya Arga, matanya melirik anak buahnya yang siap siaga. Ikut menodongkan pistol. Namun target mereka adalah Riyonal.

Riyonal tak gentar, Ia menarik pelatuk pistol tersebut.

"Aku akan membunuh ke empat pengawalmu yang tidak berguna ini, setelah itu. Kau brengsek Argawindar dan Istrimu akan mati ditanganku."

"RIYONAL SADARLAH!"

"Aku sudah memperingatimu untuk tidak mengusik kehidupan wanitaku. Tapi, Kau dengan beraninya menatang perintahku."

Arga terbelalak, anaknya yang selama ini lebih sering menyendiri. Diam-diam menyimpan sifat iblis. Ia mengeryit, tertawa remeh. Ia yakin sekali, Riyonal takkan mampu membunuh.

Dorrr

Dorrr

Doorrr

Doorrr

Dalam dua detik, seluruh pengawal keluarga Argawinandar tumbang.

Dorrr

Naomi, Ibu Riyonal tergeletak di lantai. Darah mengucur bebas dari kepalanya. Akibat, timah panas dari peluru yang dibidik Riyonal.

"Ucapkan kata-kata terakhir" Titahnya.

"Ka.."

Dorrr

"Terlalu lama, Aku tak ingin berbasa-basi." Ucapnya dingin.

Dan Argawinandar tewas kehabisan darah. Riyonal melempar pistol yang Ia genggam. Tak ada rasa bersalah, senyuman puas di bibir Riyonal menjadi saksi bisu. Betapa bahagianya pria itu.

FLASHBACK OFF



Xenata mengusap layar handphone miliknya. Yang menampilkan foto kedua orangtua dan dirinya. Ia tersenyum kala itu.

"Ayah, Ibu. Aku merindukan kalian." Ucapnya terdengar piluh.

Xenata menoleh, mendengar suara knop pintu. Riyonal tengah menggenakkan kemeja biru navy, kain lengan baju tersebut dilipat hingga siku, ketiga kancing teratasnya terbuka. Pundak pria itu bersandar di sisi pintu. Tangannya bersedekap menatap Xenata.

Xenata mengedipkan matanya berkali-kali. Dalam pikirannya, Riyonal seolah sedang berpose untuk cover majalah ternama. Tidak, Ia menggelengkan kepala pada pemikiran anehnya.

"Apa yang Kau lakukan, hm?"

Xenata terlonjak kaget, sejak kapan Riyonal duduk di sebelahnya? Ia bahkan tak merasakan springbed yang terguncang. Dia yang terlau fokus menghayal atau Riyonal yang terlalu hebat?

Ia merasakan tangan hangat memeluk pinggangnya erat. Riyonal meletakkan dagunya di pundak gadis itu. Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam ceruk leher Xenata. Menikmati aroma khas dari tubuh Xenata.

"A-ada apa, Tuan?" Tanya Xenata. Riyonal menggeleng. Xenata bergidik, ketika bibir tipis Riyonal sesekali mengecup dan menghisap kulit lehernya.

"Aku selalu merindukanmu, Xenata." Ujar Riyonal parau.

Xenata terdiam membatu, tak tahu harus menanggapi ucapan Riyonal.





T.B.C

Semoga kalian menikmati cerita ini!

Selalu jaga kesehatan ya!

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang