BAGIAN 09

133K 11.7K 1K
                                    

Hellooo there🌌🌌🌌🌃

Selamat tahun baru 2019.

Cerita ini akan jadi cerita pertama yang Saya update ditahun ini😆

Jangan lupa meninggalkan jejak dikomentar dan vote sebelum membaca😍




- BIG BOSS -


NORMAL POV







Gelas yang berada digenggaman Xenata terjatuh, Ia hampir saja terjengkang kebelakang. Syukur, Ia mampu menyeimbangkan diri.

"Kau mandi sangat lama ya, Xenata. Apa yang Kau lakukan selain mandi?" Pertanyaan itu meluncur bebas dari mulut Riyonal, Ia tengah menyandarkan punggung di pinggiran lemari milik Xenata. Tangannya bersedekap, sedangkan bibirnya tercetak senyum menyeringai yang sialnya terlihat menantang.

"A-apa yang Kau lakukan disini?" Tanya Xenata.

Riyonal bersiul pelan, Ia memperhatikan setiap jengkal tubuh Xenata yang masih basah dan terbuka. Hingga berakhir di kedua gundukan milik Xenata. Ah, gadisnya benar-benar sexy.

Xenata berusaha menutupi tubuhnya menggunakan telapak tangan. Demi apapun, Ia hanya menggenakan handuk, tatapan nakal Riyonal padanya membuat Xenata bergidik.

"Mengunjugi kekasihku, Aku terlalu sibuk hari ini. Aku juga tak melihatmu dikantor. Kau membolos?"

"Tentu saja tidak! Aku baru pulang kantor. Bagaimana bisa Kau masuk ke dalam rumahku?"

Seingat Xenata, Ia sudah terlebih dulu mengunci pintu rumah tepat setelah Ia sampai dirumah.

Riyonal melangkah, Ia mendekat pada Xenata. Sontak, Xenata bergerak mundur. Namun, Ia terjebak di dinding kamar mandi. Xenata memalingkan wajah, tak mampu menatap retina mata Riyonal yang menatapnya. Tatapan Riyonal itu memikat, sangat. Siapapun yang menatapnya takkan mampu menolak pesona seorang Riyonal. Lelaki jantan yang penuh karisma.

Xenata mengumpat pelan, suara detak jantungnya tak berhenti. Ia takut, jika Riyonal mendengar detak jantungnya yang menggila.

Tangan Riyonal terulur, melingkar di pinggang Xenata.

"Terasa sangat pas." Ucap Riyonal, Ia menunduk lalu menghirup aroma tubuh Xenata, sesekali bibirnya dengan nakal menghisap pelan kulit leher Xenata.

Xenata meremas kuat bahu Riyonal, Ia mengerang tertahan. Menciptakan senyum menyeringai dibibir Riyonal.

"Kau manis." Sambung Riyonal. Ia menangkup ke dua pipi Xenata. Mengunci tatapan gadis itu agar tertuju padanya. Riyonal tertawa geli, dirinya bahkan merasa cemburu, kepada lantai yang menjadi pusat perhatian Xenata.

Kerinduannya selalu memuncak. Sejak dulu, Ia hanya mengawasi Xenata dari kejahuan. Tak mendekat juga tak menjauh. Ia tetap pada tempatnya, setiap gerak dari gadisnya tak pernah lepas dari pantauan Riyonal. Ia bahkan selalu bertindak tegas, jika ada hama yang berani mengganggu gadisnya.

"T-tuan Riyonal." Panggil Xenata.

Xenata merasa sesak, menahan nafas karena tak ada jarak antara dirinya dengan Riyonal.

Brugh

Dalam hitungan detik, Xenata kini berada di pelukan lelaki itu, Riyonal menggendong tubuhnya brydal style.

"Xenata, dengarkan. Jangan ada yang melakukan hal ini padamu. Aku tidak segan mematahkan leher mereka."

Xenata berguman. Tak mungkin ada lelaki yang akan berbuat hal ini padanya. Selama ini, Ia bahkan terlalu sulit berkomunikasi dengan lelaki.


- OOO -


Xenata duduk di pinggiran tempat tidur miliknya, Ia memperhatikan punggung Riyonal yang memilih pakaian untuk Ia kenakan.

"Tuan, apa yang Kau lakukan hari ini?"

Tubuh Riyonal menegang beberapa saat. Ia tersenyum tipis mendengar pertanyaan Xenata.

"Tak banyak." Jawabnya asal. Ia sedikit kesal, melihat pakaian Xenata yang tak layak pakai.

"Tapi, Kau mengatakan bahwa Kau sibuk."

"Ya."

"Apa yang Kau lakukan?"

"Berhenti bertanya akan hal itu. Dimana semua pakaian milikmu selain kain lap ini?" Tanya Riyonal, menunjuk lemari milik Xenata.

Tanpa sadar, bibir Xenata mengerucut. Dan Riyonal yang melihatnya tak mampu menahan diri. Ingin sekali, Ia menerkam gadisnya. Mengukung Xenata dibawah tubuhnya lalu menghabiskan malam panas bersama. Namun, Riyonal menahan diri.

"Perkataan Tuan pedas sekali." Lirih Xenata. Entah mengapa, ketika bersama Riyonal. Sisi manja dan sisi kekanan dirinya keluar. Apa karena Ia merasa bahwa Riyonal akan melindunginya?

Riyonal menghela nafas berat, Ia melangkah dan dudum tepat di sebelah Xenata.

"Tinggalah bersamaku."

Xenata menelan air liurnya. Atmosfir di ruangan mendadak lebih berat dan gelap. Menekan pernafasannya hingga terasa sesak.

"Ak-aku.."

"Aku tidak meminta pendapatmu, Aku juga tidak meminta merundingkan ini. Tapi, Aku memerintahkanmu mengikuti permintaanku tanpa menolak."

Ah, Xenata mengingat sesuatu, atmosfer seperti ini akan terasa jika Riyonal mengatakan hal yang terkesan memerintah dan memaksa. Riyonal sangat mendominasi, takkan ada yang mampu menolak apa yang Ia perintahkan.

"Aku tak ingin orang lain melihat tubuhmu, tunggulah beberapa saat hingga Reksa datang membawa pakaian yang lebih layak untukmu."

"T-tapi.. Aku" Sela Xenata.

"Kau kedinginan?"

Xenata mengangguk cepat, Ia terlalu ragu mengucapkan kata itu. Riyonal berdehem, lalu membuka kancing setelan yang Ia gunakan satu persatu. Ia meletakkan setelan miliknya ditubuh Xenata. Kemudian, melingkarkan selimut ke tubuh Xenata.

"Merasa lebih baik?"

Xenata mengangguk, Riyonal mendengus. Ia menggenggam dagu Xenata. Menatap lurus ke retina gadisnya.

"Jawab Aku dengan benar."

"Ini hangat." Balas Xenata.

Riyonal tersenyum, Ia mendekat. Mengecup pipi kiri Xenata beberapa detik. Xenata membatu, kecupan Riyonal menghantarkan rasa panas, dan menggelitik di perutnya. Dan Ia merasakan nyaman yang luar biasa.


T.B.C

Saya harap kalian menikmati cerita ini🤓


Sorry for always slow update😢

Saya usahakan update secepatnya😢

PROTECTOR [ PO 19 MEI 2024 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang