Bab Duapuluhtujuh

10 14 0
                                    

Key dan naya pun sampai di kelas mereka dengan bersusah payah.
Mereka melihat rey yang sudah stay di meja key, dengan wajah datar melihat ke arah key.

Key pun yang di lihat oleh rey seperti itu pun, hanya menundukkan kepalanya.
Mereka pun berjalan mendekat ke arah rey.

Semua teman-teman sekelas mereka yang berada di kelas pun, hanya menatap ke arah key yang terlihat sangat acak-acakan dan lengannya yang merah karena darah.

Setelah mereka sampai, rey pun berdiri dari kursi key dan memerintahkan key untuk duduk dengan dagunya.
Key pun menurutinya, ia duduk di bangkunya, lalu rey pun berjalan ke mejanya untuk mengambil kursinya dan memindahkannya di samping kursi key, dan ia pun duduk kembali.

"Cepat ambil kotak P3K elo, gua gak berani main buka-buka aja tas orang, kecuali dia udah kasi izin ke gua buat buka tasnya."kata rey.

Key pun langsung membuka tasnya dan mengambil kotak P3Knya, lalu ia berikan kepada rey.

Rey pun mengambil alkohol, kapas, perban dan obat merah.
Ia pun memegang lengan key yang sudah bersimbah darah tersebut.

"Nay,, lo punya gunting gak?"kata rey meminta gunting kepada naya.
"Punya rey,, tapi, buat apa rey?"tanya nanya bingung.
"Gua pinjem bentar."kata rey.

Naya pun meminjamkan guntingnya kepada rey.

Dan rey pun langsung menggunting lengan baju key.
Key yang melihat itu hanya terdiam, karena ia tau, rey hanya ingin mengobati lengannya yang terluka tersebut.

"Elo bawa jaket gua kan?"tanya rey.
"Gua bawa kok."kata key.
"Yaudah,, buat elo aja, elo lebih butuh dari pada gua."kata rey datar.

Key pun hanya mengangguk dan menunduk.
Ia mengerti makna dari kata-kata rey yang seakan-akan bilang bahwa dia adalah pembuat masalah.

Rey pun telah siap mengobati tangan key.
Ia pun memasukkan kembali obat-obatan kedalam kotak P3K milik key.
Setelah selesai ia pun beranjak pergi.
Key pun menarik lengan baju rey.

Rey yang akan kembali ke mejanya itupun sontak menghentikan langkahnya.
Dan ia pun kembali ke meja key.

"Iya ada apa?? Masih ada yang sakit?"kata rey, agak pelan.

Key hanya menggelengkan kepalanya, sambil menunduk.

"Terus?? Elo mau minum? Yaudah bentar biar gua beliin."tanya rey lagi.

Key tetap menggeleng sambil menundukkan kepalanya.
Rey pun berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan key.

"Terus? elo kenapa?"kata rey pelan.

Tiba-tiba, badan key pun bergertar.
Rey yang melihat itu langsung mengangkat dagu key.
Dan dapatlah terlihat wajah key yang sudah penuh dengan air mata.
Rey pun hanya membuang nafasnya, ia paling benci melihat orang yang dekat dengannya menangis.

"R,,rey,,,g,,guaa mau bilang terima kasih,, huuhuhuu,,, makasih elo udah nolongin gua tadi,, hiks, dan maaf gua selalu bikin masalah dan selalu ngerepotin elo,,hiks,, jujur,,, gua takut rey,,haaaa,,"kata key sambil menangis sesenggukan.

Naya yang melihat orang yang selalu terlihat ceria seperti key menangis pun, hanya menatap key dengan sedih.
Ia tau key pasti sangatlah takut dengan kejadian tadi.

"Iya,,,iya, udah ya,,, elo tenang aja, gua bakalan selalu ngejaga elo,, jadi elo jangan nangis ya,, entar elonya tambah jelek."kata rey lembut, sambil bercanda agar key tidak menangis lagi.

Key pun malah tambah menangis dengan kencang.

"HAAAA,,,, rey jahat,, elo kok selalu nyebelin sih. Ngeselin tau gak."kata key menangis.
"Hahaha,,, nyebelin-nyebelin gini gua ini ngangenin lho,, entar elo kangen sama gua baru tau lo,,,"kata rey terkekeh.

I LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang