Bab Tigapuluhtiga (END)

16 3 0
                                    

"Huhh,,,,"

Rey yang menghela nafasnya untuk kesekian kalinya itu, memindahkan topangan dagunya ke tangannya yang sebelah kiri dan kembali melamun.

Ipan yang awalnya hanya cuek bebek duduk diam di bangkunya dan pura-pura tak mempedulikannya pun menjadi risih.

"Nih orang yang biasanya cekcok bareng key yang mulutnya kayak toak ributnya, malah diam dan sok cantik begitu sih? Kayak cewe lagi PMS aja nih orang."batin ipan melihat rey yang sedang melamun.

Alhasil ipan seperti seorang pria yang tengah memperhatikan seorang pujaan hatinya dengan tatapan intensnya.

"Matamu indah bagaikan langit biru cerah di sana,,, Memancarkan keindahan yang tiada tara. Aku mungkin telah jatuh cinta padamu wahai pujaan hati- WADOWW,, SAKIT NYET."kata-kata gia terpotong akibat kepalanya di pukul oleh ipan dengan buku akutansi setebal 1000 halaman.

"Kau nya ngapain di sini? Pakek-pakek baca puisi lagi. Wajah mu itu yang buat aku gak tahan pengen nampol pake buku ini, tau gak."kata ipan kesal.

"Kau nya sih aneh,, ngeliatin rey kayak ngeliatin si doi. Si doi aja gapernah kau liatin begitu noh."kata gia.

"Oi,, manusia yang kecilnya kebanyakan makan odol komodo,, eh kodomo maksud ku,, aku cuma risih ngeliatin nih orang, udah 10 kali dia hah, huh, hah, huh,,, kayak cewek bad mood lagi PMS."kata ipan.

Gia menutup mulutnya pura-pura terkejut.

"Ipaannn,,, kau kok tau sih pas kecil aku suka makan kodomo."kata gia dramatis.

Ipan hanya menatap gia datar.
Ingin rasanya ia menendang gia dari lantai teratas gedung kampusnya, dan ia berharap gia langsung ko'id di tempat.

"Sabar pan,,, sabar,, ingat dosaa."kata ipan mengelus dadanya.

Tak lama masuklah seseorang yang membuat seisi kelas menjadi keheranan, seperti datangnya dengan tiba-tiba keajaiban dari langit.

"Hellow,,, epribodeh, aiam kambeeeekk."kata key yang baru datang dengan girangnya.

Rey yang awalnya melamun tak memperdulikan kegaduhan yang di buat ipan dan gia pun langsung menoleh ke arah key dengan tampang yang sulit di artikan, begitupun dengan ipan dan gia.

Key yang sudah sampai di mejanya pun, melihat ke meja rey.
Di sebelah meja rey duduk lah ipan dan di depan ipan ada gia yang tengah berdiri mematung.
Ia heran dengan mereka yang menatapnya seperti baru saja melihat hantu.

"Woy,,, apaan sih natap-natap gua kayak ngeliat hantu gitu."kata key sewot.

Sedangkan naya tersenyum dengan key yang sudah kembali ceria.

"Syukurlah key bener-bener gak papa."batin naya lega.

Sebelum ke kampus, key memang sempat mengechat naya menanyakan apakah dosen yang akan mengajar pada saat itu hadir atau tidak.
Naya sempat terkejut dengan key yang tiba-tiba mengechatnya, karna saat terakhir ia menghadiri pemakaman orang tua key, ia melihat key yang sangat berantakan dan tak bisa di ajak mengobrol pada saat itu.
Key pun tak pernah mengechatnya sama sekali semenjak sehabis pemakaman tersebut.

"K,,key,, kamu gak papa?"tanya rey gugup bercampur khawatir.

"Hmmm?? Gua gapapa kok."kata key.

Key pun memandang ipan.

"Komting,,, pak gading gak dateng kan? Yeyyy,,, senengnya dia gak dateng, semoga besok-besok dia juga selalu sibuk. Hehehe,,"kata key kesenangan.

"Hah?? I,,iya key, amiinn."kata ipan masih melihat key dengan wajah aneh.

I LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang