Apa yang kau miliki? Hingga tanpa rasa apapun yang pernah kupupuk, kau begitu indah menurut penglihatan ini.
-Alvaro-----------------------------------------------------------
HAPPY READING!!
Suara para gadis bergemuruh memanggil nama Alvaro, telinganya sampai terasa pekik. Bukannya Alvaro membencinya, hanya saja dia tidak terlalu suka. Mereka terlalu agresif baginya, Alvaro tak menyukai gadis seperti itu.
Di tengah kerumunan penonton yang menonton pertandingan timnya hari ini, Alvaro melihat seseorang yang tak asing baginya, gadis dengan tingkah laku dan tutur kata yang begitu sopan, dia duduk di bangku penonton utara di bagian tengah. Tidak terlalu sulit untuk menemukan sosoknya karena seragam yang ia pakai berbeda dari para siswi yang lain,dia benar-benar menarik bagi Alvaro dibandingkan dengan gadis-gadis pada umumnya, dia lebih banyak diam dan sangat ramah pada siapapun, apalagi wajah ayu nan imut tanpa make up yang ia miliki begitu teduh untuk dpandang. Subhanallah, begitu indah ciptaan-Nya.
Karena larut dalam lamunannya sendiri, tanpa sadar Alvaro tersenyum padanya pada akhir pertandingan. Sepertinya Alvaro menyadari jika senyumannya tadi membuat gadis tersebut mendapatkan tatapan yang kurang mengenakkan dari para fansnya. Ah, menjadi tampan itu memang tidaklah mudah.
❤❤❤
"Semua orang ngomongin elu Al" kata Farzan-- sahabat Alvaro sambil membersihkan keringatnya menggunakan handuk kecil
Alvaro yang merasa diajak bicara pun menoleh, "Emang gua habis ngapain coba?" tanya Alvaro dengan polosnya
"Ciailaahhh.. Gaya lo pura-pura lupa." hardik Farzan sambil menyenggol bahu kanan Alvaro saat laki-laki itu sedang meminum air mineral, sehingga membuatnya tersedak.
"Gila lu Zan! Kalo gua mati gimana?!" kata Alvaro kesal sambil menjitak kepalanya.
Farzan meringis kesakitan akibat jitakan tiba-tiba yang ia dapatkan. "Elu mati Ana buat gua lah." sifat cengengesan seseorang memang sulit untuk dihilangkan, ya seperti Farzan inilah.
"Masalah Ana ambil aja udah, gue gak peduli!"
"Jahat lu Al, cuma gara-gara si Ai Ai Ai, siapa sih itu? Alien?" tebak Farzan sekenanya.
"Aileen bukan Alien, enak aja lu ganti-ganti nama anak orang sembarangan." kata Aydin-- sahabat Alvaro dan Farzan yang mulai membuka suara namun masih terfokus pada androidnya.
"Eh suka-suka gue lah, lagian ngapain sih elu ikut-ikutan ngomong, biasanya diem mulu kaya prasasti kebun kopi." jawab Farzan ngegas, namun tak lagi mendapat sanggahan dari Aydin.
Alvaro sempat terbahak sebentar. "Emang lo tau kalo ada prasasti kebun kopi? Prasasti aja lo gak tau benda apaan."
"Eh tau ya, walaupun setau gue cuma batu." Farzan terlihat bangga dengan pengetahuan limit yang ia miliki. "Tapi, bener gara-gara Aileen kan?"
"Ngga ada hubungannya sama si Aileen" jawab Alvaro singkat, lalu meninggalkan kedua sahabatnya yang masih duduk di ruang ganti setelah bertanding tadi.
❤❤❤
Alvaro, Aydin dan Farzan berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kantin di sekolahnya, mereka begitu menyedot perhatian, terutama bagi para siswi, bagaimana tidak, ketiga sahabat itu terkenal karena prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik, terutama Alvaro, tentu saja karena karena ketampanan mereka pula.
Saat itu mereka tengah asik bersenda gurau hingga tak melihat sekelilingnya, alhasil salah satu dari mereka, yaitu Alvaro menabrak seseorang, Aileen. Alvaro dengan sigap berniat membantu Aileen berdiri, namun uluran tangannya ditolak halus oleh Aileen dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dadanya, Aileen pun berdiri sendiri sambil tersenyum pada Alvaro, menandakan bahwa dia baik-baik saja.
"Oh, maaf Ai, aku gak lihat kamu tadi." ucap Alvaro sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan wajah cengengesannya.
"Hehe iya Al, gapapa, aku juga tadi buru-buru jadi ga lihat sekitar" jawab Aileen sambil tersenyum sampai pipi gembilnya terangkat dan memperlihatkan gingsul miliknya.
Deg!
"Manis!" kata Alvaro dalam hati.
Entah ada badai dari mana, tiba-tiba Ana si pembuat onar datang bersama geng sosialita miliknya.
"Hey Al, kamu ngapain disini?" tanyanya sambil bergelayut manja di lengan milik Alvaro. Kemudian mengalihkan arah pandangnya, "Terus ngapain ada dia disini?!" tanyanya sambil mengarahkan dagu miliknya pada Aileen.
"Gue gak sengaja nabrak dia tadi, terus ngapain sih tangan lu gelayut segala?!" bentak Alvaro pada Ana.
Aileen merasa dirinya mengganggu bagi Ana. Pergi lebih baik. "Oh iya, aku duluan ya, Assalamu'alaikum" selak Aileen karena entah kenapa hatinya serasa teriris melihat Ana dan Alvaro begitu.
"Wa'alaikumussalam" jawab Alvaro, Aydin dan Farzan.
Alvaro menatap punggung Aileen yang menjauh hanya bisa menghela nafas. "Bisa gak sih elo itu gausah gini, malu-maluin tau!" bentak Alvaro lagi pada Ana.
"Elo itu kenapa sih, Al? Bisa baik banget sama Aileen, ngomong pake aku kamu, sedangkan sama gue halus dikit ga bisa, apasih bagusnya dia? Kampungan gitu!" ucap Ana dengan nada yang mulai meninggi.
Rahang Alvaro mengeras seketika mendengar hal buruk yang dikatakan Ana terhadap Aileen. "Jangan ngehina Aileen! Sikap gue ke elo gak ada hubungannya sama dia!" ucap Alvaro sambil berlalu meninggalkan Ana dengan gengnya itu, kemudian disusul oleh Farzan dan Aydin.
❤❤❤
Kini Alvaro dan teman-temannya tengah duduk di salah satu kursi pelanggan di kantin sekolan. "Elo tadi kebangetan Al sama si Ana" kata Farzan membuka pembicaraan.
"Biasanya gue gak peduli sama hal ginian, tapi gue setuju sama si keroket basi, gimana pun juga Ana itu perempuan, ngga sepantasnya elo gitu ke Ana, apalagi di depan orang banyak." kata Aydin ikut memojokkan Alvaro.
Jika Farzan yang mengatakan hal itu mungkin Alvaro tidak akan langsung setuju mengingat betapa buruknya kemampuan otak Farzan untuk berfikir. Tapi, kali ini Aydin yang pendiam sampai angkat bicara, berarti dia memang salah bukan?
"Mereka bener, gue harus minta maaf sama Ana" ucap Alvaro dalam hati.
-----------------------------------------------------------
To be continued..
Jangan lupa vomment ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu di sepertiga Malamku!
Teen Fiction(tamat) Namanya Aileen, yang berarti cahaya. Dan cahayanya hanya untuk Alvaro. "Jika dengan kesabarannya Fatimah Az-Zahra binti Muhammad bisa mendapatkan seorang Ali bin Abi Thalib Akankah aku bisa mendapatkanmu dengan menunggu dan mengadukan rasaku...