(33)

1.3K 100 3
                                    

Aku ingin, Allah sendirilah yang mendekatkan kita.

-----------------------------------------------------------

Sore itu cerah, namun berangin. Angin bergerak dengan cepat, sampai-sampai Aileen harus memegangi kerudung lebarnya agar tak tersingkap. Cukup lama ia berdiri di sini, di lapangan basket ini, menunggu.

Aileen memandang sekitarnya. "Banyak hal yang sudah terjadi di sini. Aku harap keputusanku sudah benar. Semoga Allah meridhoi semuanya."

Pagi tadi, ia menemui Alvaro, betapa senangnya Alvaro karena Aileen mau menemuinya. Aileen meminta Alvaro untuk berbicara dengannya sebentar sepulang sekolah di tempat ini. Tapi, kenapa dia tidak datang? Ah, Alvaro pasti datang, dia hanya terlambat.

"Aileen.." benarkan? Alvaro pasti datang jika itu menyangkut Aileen.

Aileen membalikkan badannya, mundur beberapa langkah, dan menundukkan wajahnya. "Akhirnya kamu datang," Aileen tersenyum, masih dengan posisi kepalanya menghadap ujung kerudungnya di depan perut.

"Iya, sekarang ada apa? Aku punya salah sama kamu?" tanya Alvaro dengan nada yang sulit diartikan.

Aileen menggeleng cepat, "Engga, kamu ngga salah. Malah aku yang mau minta maaf sama kamu kali ini," kikikan terdengar di akhir kalimatnya.

Alvaro memiringkan kepalanya, "Untuk?"

"Karena udah jauhin dan bentak kamu tanpa alasan," jawab Aileen cepat.

Alvaro terbahak. "Udah aku duga, kamu ngelakuin itu bukan karena kamu ingin. Aku fikir kamu lagi PMS aja, jadi yaa gitu," kekeh Alvaro.

Aileen mendongak sebentar menatap Alvaro, kemudian kembali menunduk. "Kamu benar, tapi juga kamu salah."

"Maksudnya?"

Air mata Aileen mulai menerobos pertahanannya.

Raut wajah Alvaro yang tadinya tersenyum berubah menjadi sendu melihat lelehan air mata Aileen. "Kamu gak papa, Ai?" tanya Alvaro khawatir. Baru saja dia ingin mendekat, namun langkahnya dihentikan oleh langkah Aileen yang semakin mundur dan menjauh. "Tetap disitu Al, biarin aku selesaiin ini semua."

Memdengar kata selesai, Alvaro mulai tak sabar. "Jelaskan!"

Aileen tersenyum getir, Alvaro terlihat menahan amarahnya. "Pertama kamu salah, aku gak lagi PMS." Alvaro yang tadinya terlihat marah kini mulai mencoba menahan tawanya, di saat seperti ini Aileen tetap terlihat menggemaskan.

"Kedua, kamu benar juga salah, benar karena aku bentak kamu bukan karena ingin, tapi.." Aileen terlihat ragu, dilihat dari caranya menggantungkan kalimat. "Tapi, aku ngejauhin kamu, karena aku ingin."

Sakit! Baru kali ini Aileen menyakiti Alvaro. Apa salahnya?

"Bilang Ai, bilang! Aku punya salah apa sama kamu?!" bentak Alvaro.

Tangisan Aileen tak dapat dielakkan lagi. "Udah aku bilang, kamu gak salah!" jawab Aileen tak kalah membentak.

"Lalu?"

Aileen menghapus jejak air matanya. "Ini semua karena perasaan aku."

"Berubah?" tanya Alvaro sendu.

Namamu di sepertiga Malamku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang