Ya Allah, jika hari ini aku merasa kecewa, sadarkanlah aku bahwa rencana-Mu lebih indah dari mimpi-mimpiku.
-Aileen.
-----------------------------------------------------------
Hancur, Aileen merasa perasaannya berantakan saat ini. Dia fikir lebih baik dirinya tetap menatap Alvaro dari jauh, bukannya mencoba mendekat seperti ini, mendekat pada seseorang yang masih diharamkan baginya, dan mungkin akan tetap diharamkan sampai Aileen mati suatu hari nanti.
Aileen mencintainya, dalam, sangat dalam, hingga Allah pun mungkin merasa cemburu. Salah, Aileen benar-benar salah, karena terlalu berharap pada makhluk-Nya, hingga Dia menimpakan kepedihan ini.
***
"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap pada selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya."
-Imam Syafi'i.
***
"Aileen lo ngga papa?" tanya Kirana saat mengejar Aileen. Wajah Kirana terlihat sangat khawatir.
"Ngga papa kok," jawab Aileen dengan senyuman yang susah payah ia bentuk.
"Aileen, arah kantin kesana bukan kesini," kata Azkia saat menyadari jika Aileen berjalan berlawanan dari arah kantin.
Aileen berhenti melangkah. "Maaf, aku bohongin kalian, aku bukan mau ke kantin, aku mau ke kamar mandi, kalian ke kantin aja duluan, kalian pasti laper kan?"
"Gila lo Ai, ngga mungkin lah kita makan padahal kita tau keadaan lo lagi kaya gini!" bentak Kirana refleks. Aileen rasa Kirana sedikit tersinggung dengan caranya meminta kedua gadis itu pergi, padahal Aileen tau mereka tidak akan pernah meninggalkannya sendiri, mengingat keadaan Aileen yang sedang buruk saat ini.
Ucapan Kirana membuat tangis Aileen pecah seketika, bukan karena takut akan bentakannya, justru Aileen malah merasa terharu. Aileen benar-benar bahagia mempunyai mereka berdua.
Kirana dan Azkia menenangkan Aileen dengan cara mengusap lembut kepalanya yang tertutupi hijab putih. Mereka banyak menceramahi Aileen yang menurut mereka sangat payah dalam hal cinta. Tapi Aileen tak begitu paham dengan apa yang mereka katakan, gadis itu terlalu larut dalam air matanya.
Koridor yang satu ini sepi karena memang merupakan jalur menuju kamar mandi, siapa juga yang mau ke kamar mandi saat jam istirahat. Siswa mana pun pasti sepakat jika kamar mandi lebih mengasikkan jika dikunjungi saat jam pelajaran. Bukan untuk buang air, melainkan untuk sedikit menenangkan otak yang tegang akibat tulisan-tulisan di papan tulis.
"Tapi bentar deh, kalo gue ngga salah denger, tadi Alvaro berniat jelasin sesuatu kan? Dan dia belum bilang apa-apa," kata Azkia, sontak membuat Aileen menghentikan tangisnya.
"Eh iya Ai, emang sebelumnya kalian ada masalah apa? Hari ini sikap lo juga dingin ke dia, dia mau jelasin sesuatu, terus Ana bilang mereka udah dijodohin, kayanya dia sengaja ngambil kesempatan di tengah keretakan yang ada di lo sama Alvaro deh," tambah Kirana.
"Gimana aku harus ngomong ke kalian kalo aku udah tau Alvaro bakal dijodohin dan itu yang buat aku bersikap dingin ke Alvaro, itu semua bukan salah Ana" batin Aileen.
"Ai, elo kok diem aja. Maaf ni ya, tapi kami perlu penjelasan dari lo, kami bingung Ai," paksa Kirana.
"Sebenernya, aku tau kalo Alvaro bakal dijodohin, dan itu yang buat aku bersikap dingin ke dia. Ini semua bukan salah Ana, apa yang dia bilang itu bener," jawab Aileen lirih menahan tetesan air matanya.
Aileen melihat tatapan sendu dari kedua sahabatnya. Kirana kembali memeluk Aileem dan mengusap kepalanya, sedangkan Azkia menutup mulut dengan kedua tangannya karena terkejut.
"Haruskah aku berhenti?" batin Aileen.
❤❤❤
"Gila! Gila beneran, gue bisa gila tau gak?!" teriak Alvaro pada kedua sahabatnya.
"Iya Al, elo udah gila beneran, noh sampe diliatin anak-anak seisi kelas, malu-maluin tau gak? Most wantednya SMA JAYA sekarang gila," cibir Farzan dengan nada mengejek di akhir kalimatnya.
"Gua tanya sama lo. Sebenernya ada hubungan apa lo sama Aileen? Kenapa lo bersikeras ngga mau dijodohin sama Ana dan berusaha banget ngejelasin semua ke Aileen? Kenapa Aileen kaya sedih banget denger apa yang Ana bilang tadi? Kenapa elo kayanya takut banget kalo Aileen jauh dari lo?" tanya Aydin bertubi-tubi. Ini kali pertamanya ia bertanya sebanyak itu, seakan-akan dia begitu penasaran dengan hubungan antara Alvaro dan Aileen.
"Tumben Aydin kaya gini," batin Alvaro.
"Gue dan dia ngga ada hubungan apa-apa, tapi kami tau kalo masing-masing dari kami saling suka. Ah, engga ralat, dia belum tau kalo gua suka sama dia," jawab Alvaro dengan senyuman hambar. Alvaro menyesali kebodohannya yang sampai saat ini belum mampu mengutarakan perasaannya.
"Apa!? Lo suka sama dia Al? Dia suka sama lo? Emang dia udah bilang?" kini ganti Farzan yang bertanya.
"Engga, dia ngga bilang apa-apa. Tapi gua tau."
"Lo beneran suka sama dia? Sejak kapan?" Aydin kembali bertanya.
"Gue ngga yakin sejak kapan, tapi gue beneran suka sama dia, gue ngga bakal biarin dia jauh dari gue," kata Alvaro yakin.
Deg!!!
"Apa-apaan ini? Mereka saling suka?!"
-----------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum shalih, shalihah.
Makasih buat yang udah ngikutin kisah Alvaro dan Aileen, ikutin terus yaa
Jangan lupa votenya!!!Maaf, sampe sekarang greget dan bapernya belum keliatan.
Pokoknya ikutin terus yaa!!
Terimakasih.
Salam hangat dari Rinay-chan.
Wassalamu'alaikum shalih, shalihah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu di sepertiga Malamku!
Teen Fiction(tamat) Namanya Aileen, yang berarti cahaya. Dan cahayanya hanya untuk Alvaro. "Jika dengan kesabarannya Fatimah Az-Zahra binti Muhammad bisa mendapatkan seorang Ali bin Abi Thalib Akankah aku bisa mendapatkanmu dengan menunggu dan mengadukan rasaku...