(1)

7K 241 8
                                    

Ini kisahku, sebuah kisah sederhana bagaimana aku bisa menemukannya.
-

Aileen

-----------------------------------------------------------

Ingin ku ceritakan sebuah kisah? Tentang bagaimana aku yang selalu merindukannya, tentang aku yang selalu memperjuangkannya dengan menyelipkannya di antara sujud malamku.

Bagaimana caraku mendekatkan hatiku padanya tanpa mendekat pada raganya?

Ini kisahku. Kisah tentang cinta segitiga antara aku, dia dan Sang Khâliq.

Kisah tentang dahsyatnya do'a di sepertiga malam akhir.

Masuklah dalam kisahku, hinggaplah sejenak. Maka kau akan tau, Allah selalu bersamamu.

❤❤❤

Suara langkah kaki yang hampir tak terdengar sayup-sayup tertangkap oleh telinga remaja putri yang kerap disapa dengan nama Aileen, belaian lembut tangan seorang bidadari surga yang selalu Aileen panggil dengan sebutan Mama pun mulai terasa oleh kulit kepalanya yang tertutup rambut.

"Nak, ayo bangun sayang, sebentar lagi subuh. Masa abis tahajjud tidur lagi." ucap wanita paruh baya itu lembut.

"Emh.. Iya ma, aku udah bangun, cuma belum melek aja." elak Aileen tak mau disalahkan.

Wanita paruh baya itu mendesah mendengar alasan tak masuk akal dari putrinya. "Gausah alesan kamu, buruan bangun! Masa iya nanti anak kamu punya Mama malesan gini." cibirnya.

Mendengar hal itu, si tokoh utama terperanjat kaget dan langsung membuka mata, "Iya Mama. Jauh banget ngomongnya sampe anak segala."

Lawan bicara Aileen hanya bisa terkekeh mendengar nada bicara parau khas orang bangun tidur dari putrinya itu, "Haha, iyalah kamu kan udah 17 tahun lebih, harua difikirin dari sekarang dong. Buruan bangun!"

❤❤❤

Jam dinding berwarna monokrom yang kontras dengan warna kamar Aileen sudah menunjukkan pukul 06.15 yang berarti sudah waktunya sang empunya kamar untuk sarapan kemudian berangkat ke sekolah.

"Aileen buruan keluar sayang!" teriak Mama, tidak terlalu keras namun Aileen masih bisa mendengarnya dari dalam kamar.

"Iya Mama, masih pake kerudung." jawab Aileen tak kalah berteriak. Memang begini keadaan rumah di pagi hari, selalu heboh.

Sekali lagi, terus begitu. Aileen melihat pantulan dirinya di cermin, sama sekali tak ada yang aneh dan mencolok. "Oke, berangkat!"

Berlari layaknya bocah 5tahun memang kebiasaannya yang jarang diketahui teman-teman Aileen di sekolah, yang mereka tahu, Aileen adalah anak yang pendiam dan penurut. Beda dengan di rumah. "Jangan lari-lari, malu sama umur!" tegas laki-laki dengan wajah yang mirip dengan Aileen, Kenzie--kakaknya.

Aileen yang mendengarnya terlihat tidak peduli, malah menjulurkan lidahnya.

"Pa, Aileen berangkat sama Papa kan hari ini?" tanya Aileen manja pada cinta pertamanya-- Papa Herman.

Merasa diajak bicara, Herman yang tadinya fokus membaca koran mulai mengalihakan pandangannya. "Sama Mas kamu dulu ya, Papa kerjanya agak siang nanti." ucapnya santai sambil meminum kopi hitam buatan Aisyah--istrinya.

Raut wajah Aileen berubah seketika. Menatap kakaknya itu dengan tatapan membunuh. "Kenapa harus sama Mas coba?"

Orang yang bersangkutan hanya diam. Tak peduli.

"Kamu gak boleh gitu, hormat sama Masnya." titah Aisyah.

"Tuh, dengerin! Dia emang durhaka sih Mah." Kenzie mencoba mencari pembelaan lagi dari sang Bunda.

Aileen yang melihatnya hanya memutar bola mata malas, "Iya, maaf. Nebeng ya?"

"Ogah! Kopaja sana!"

"Dasar abang reseee!"

Yah, se-rese apapun kakaknya, Aileen akui, rasa sayang yang Kenzie berikan padanya sangat besar. Ia bisa merasakan itu. Kenzie adalah orang pertama yang akan marah jika adiknya disakiti. Laki-laki ini memiliki sifat tempramental, berbeda dengan Papanya yang terkesan tenang dan berwibawa.

Perlu kalian ketahui, Herman bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta,Aisyah pemilik butik kecil-kecilan, sedangkan Kenzie kuliah di suatu perguruan tinggi swasta di kota ini.

Mereka pindah dari Semarang ke Jakarta beberapa tahun lalu, karena masalah perusahaan yang dimiliki Herman dulu.

❤❤❤

Motor ninja berwarna merah milik Kenzie mulai memasuki memasuki gerbang sebuah sekolah bertuliskan "SMA Jaya" dan menurunkan seorang gadis ayu dengan seragam serba panjang dan kerudung segiempat yang sengaja dibuat lebar tanpa ada gaya dan pernak-pernik aneh-aneh kecuali jarum kecil yang dipasang guna menutupi bagian dada gadis itu. Terlihat kampungan memang bagi sebagian orang, namun tidak bagi Aileen, gadis dengan wajah polos tanpa polesan make up itu sangat nyaman akan tampilannya itu.

"Hati-hati! Jangan deket-deket cowok, inget Papa, kasihan kalo harus nanggung semua dosa kamu!" titah Kenzie sambil mengusap kepala Aileen dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lihatkan? Kenzie sebenarnya sayang, dia hanya gengsi.

"Iya mas, aku paham," jawab Aileen dengan senyum terbaiknya.

Aileen sampai di kelasnya, XII MIPA 2. Ini adalah tahun keenamnya setelah ia pindah dari Semarang, dulu dia sangat membenci kepindahannya ini, namun hal itu tak bertahan lama, setelah ia mulai mengenal seorang Adam di masa putih birunya dulu-- Alvaro, seorang laki-laki yang mampu membuat seorang Aileen terus beristighfar ketika berpapasan dengannya. Dialah tokoh utama pria dalam kisah ini.

"Hai Ai, selamat pagi!" sapa Azkia, sahabat Aileen yang cukup 'menghibur' untuknya, karena sifat cengengesan yang ia miliki.

"Assalamu'alaikum Azkia, pagi juga, salam dulu dong, baru selamat pagi." jawab Aileen santai sambil meletakkan tasnya

"Hehe iya Aileen, Wa'alaikumussallam," balas Azkia dengan sikap cengengesannya.

"Eh Ai, hari ini lo berangkat sama siapa? Sama Mas lo ngga?" tanya Kirana. Nah, yang satu ini bisa dibilang sifatnya cuek, bertolak belakang dengan Azkia yang banyak bicara.

"Iya nih," jawab Aileen malas.

"Yah telat deh gue liat calon dokter bedah muda yang gantengnya kebangetan itu."

"Elo nih ya, segitu sukanya apa sama Masnya Aileen?" tanya Azkia.

Tak ada jawaban dari Kirana, dia hanya tertawa kemudian disusul oleh tawa kedua sahabatnya juga.

"Hari ini tim basket sekolah kita ada sparing sama sekolah sebelah lho, kalian nonton kan? Terutama elo Ai, hehe," ledek Kirana, dia dan Azkia memang mengetahui cinta dalam diam yang dirasakan oleh Aileen kepada Alvaro, Alvaro merupakan ketua tim basket di sekolahnya.

"Eemmm... I-iyaa, aku ikutan nonton," jawab Aileen malu-malu.

-----------------------------------------------------------

Ikutin terus yaa..
Jangan lupa vote!!

Salam hangat, Rinay-chan❤

Namamu di sepertiga Malamku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang