EXTRA PART

1.9K 114 10
                                    

Terimakasih, wahai Ali-ku.

-----------------------------------------------------------

BANYAK yang berubah. Hanya satu yang tetap sama, senyum itu. Senyum yang tetap manis dan tulus.

Tok tok!

"Masuk."

Pria dengan setelan jas hitam dengan rambut pendek yang disisir rapi ke arah samping muncul dari balik pintu. "Semua sudah siap."

Orang yang diajak bicara hanya tersenyum dan mengangguk.

❤❤❤

Lebih dari setengah dasa warsa berlalu, tepatnya lima tahun dua bulan setelah perpisahan itu. Banyak yang sudah terjadi, suka maupun duka. Semua ia lalui dengan tawa.

Impian yang membuatnya belajar giat selama ini pun hampir tercapai. Allah merestuinya menjadi dokter gigi, walaupun tahap belajarnya belum selesai. Ya tentu kalian tahu, menjadi seorang dokter memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Aileen pun bermetamorfosis setelah ditempa dalam penjara suci. Empat tahun mengejar ridho Allah ia lakoni dengan senang hati. Namun, tetap ada yang mengganggu, perasaannya. Perasaan yang ia miliki selalu memunculkan kerinduan yang teramat dalam pada seseorang yang mungkin telah melupakannya. Buktinya, dulu ia berkata akan kembali setelah empat tahun bukan? Kenyataannya? Hingga Aileen memutuskan untuk keluar dari pesantren dan kembali ke rumah, orang itu tetap tak kembali.

"Ma, jasku mana?"

Aisyah yang tengah mengaduk cangkir kecil berisi teh langsung menoleh ke arah putrinya. "Di samping meja belajar. Jadi ini alasan kamu gak pernah mau terima lamaran mereka? Belum siap jadi ibu rumah tangga? Ngurus diri sendiri aja belum bisa," cibir Aisyah.

Aileen hanya tertunduk mendengar apa yang dikatakan Aisyah. "Mama malu ya gara-gara setiap ada yang kesini gak pernah aku terima?" tanya Aileen dengan nada bersalah.

Aisyah yang melihat mimik penyesalan dari Aileen langsung mendekat dan mengelus puncak kepala gadis berusia 23 tahun itu, "Mama gak malu sayang, mama cuma khawatir. Sampai kapan kamu mau nunggu dia?"

Aileen tersentak, "Ma-mama tau dari mana?"

Aisyah tersenyum, "Semua tentang kamu Mama tau. Kamu beneran nungguin dia?"

Aileen yang ditanya hanya mengangkat kedua bahunya, ia tidak tahu.

"Mama tau kamu bimbang. Tapi, cobalah buka hati kamu sayang. Kalo misalnya dia bukan jodoh kamu, tapi kamu tungguin, mau sampe kapan pun gak bakal dateng."

Desahan berat keluar dari mulut Aileen, "Mama bener. Setelah ini, kalo ada orang baik yang dateng, aku coba terima."

Aisyah menggeleng, "Serahkan semua sama Allah. Jangan asal ambil keputusan cuma karena kamu mau menghindar dari dia."

Aileen mengangguk.

Sejak dirinya lulus SMA, calon dokter yang satu ini memang sudah beberapa kali mendapat lamaran dari seorang pria. Bahkan saat dirinya tidak di rumah dan tengah menempuh pendidikan di pesantren. Orang yang datang juga bukan sembarang orang. Hampir keseluruhan dari mereka merupakan pengusaha atau dokter yang sudah mapan.

"Udah, sana berangkat! Calon dokter gak boleh telat!"

"Siap Ma! Papa mana?"

Namamu di sepertiga Malamku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang