Hanya ada satu hal yang tak kupahami tentang Ibuku hingga saat ini.
Apa yang dia dapat dengan begitu mencintaiku?-Aileen.
-----------------------------------------------------------
Entah mengapa malam itu terasa begitu indah bagi Aileen. Sang dewi malam tampak begitu anggun dengan gaun berkilau miliknya, ia terlihat begitu bahagia saat menyapa di atas singgasana agung miliknya.
Di samping sang dewi, para putri kecil setia menemaninya untuk sekedar membuat bahagia para makhluk bumi hanya dengan menatap sinar lembut yang mereka pamerkan.
Suasana malam itu semakin memperdaya karena hembusan angin begitu lembut membelai pipi Aileen. Dari matanya yang tertutup dan nafasnya yang sangat teratur terlihat jelas bahwa gadis itu sangat menikmati nikmat Allah yang satu ini.
Sudah cukup lama Aileen duduk diam di atas ayunan yang terletak di taman rumahnya itu. Tempat itu adalah tempat favorit Aileen setelah kamarnya.
"Tuhkan, bener firasat Mama, kamu pasti ada disini. Lagi ngapain nak?" tanya Aisyah saat mendapati putrinya yang sedang duduk terdiam di bawah cahaya lampu yang samar-samar.
"Hehe, ngga ngapa-ngapain kok Ma. Oiyaa Ma, emm Aileen boleh cerita ngga?" tanya Aileen ragu.
"Boleh dong sayang. Kenapa? Masalah cowok?"
Yups. Tebakan seorang Ibu selalu benar. Entah ada apa di hati seorang Ibu, firasat mereka tak pernah meleset sedikit pun tentang anaknya.
"E-ehh.. Ma-mama kok?"
"Hm bener kan? Alvaro bukan?" tebak Aisyah lagi.
Benar lagi. Dua kali serangan tepat sasaran membuat Aileen tak bisa berkutik, apalagi mengelak.
"..." Aileen sama sekali tak menjawab. Ia hanya menunduk dengan wajah memerah karena merasa seperti tertangkap basah telah melakukan sebuah kesalahan atau kebodohan.
"Gini sayang, rasa suka atau cinta itu fitrah, semua orang merasakan itu. Tapi, akankah lebih baik kalo kamu bisa tahan itu semua. Ya, kamu tau sendiri kan? Menyimpan perasaan untuk pria tanpa ikatan sah bisa nimbulin dosa, zina fikiran contohnya."
Aileen masih tak berbicara, ia membiarkan Aisyah menyelesaikan perkataannya. Namun kali ini Aileen fokus menatap wajah Ibunya itu, dia mulai tertarik dengan pembahasan satu ini.
"Menurut Mama pribadi, perasaan kamu itu wajar apalagi cowok itu Alvaro. Udah mah ganteng, baik, keluarganya jelas, masa depannya apalagi. Uhh idaman pokoknya," goda Aisyah sambil menahan tawa.
"Ihh Mama, Aileen malu tau," kata Aileen kikuk.
"Oiya Mama kok tau kalo Aileen mau bahas Alvaro?" perasaan malu yang tadi Aileen rasakan seketika menguap entah kemana setelah dikalahkan oleh rasa penasarannya.
Namun Aisyah tak kunjung menjawab pertanyaan putrinya itu. Ia mengusap lembut kepala dan pipi Aileen sambil membuat lengkung bibir di wajahnya.
"Sayang, ini Mama, ini Ibu. Kamu gak akan pernah ngerti semuanya sebelum kamu jadi seorang Ibu juga. Mama bisa liat dari sorot mata kamu waktu Alvaro ke rumah. Dan Mama ngerasa sakit saat dengar kabar Alvaro dijodohin, rasa sakit itu pasti dari kamu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu di sepertiga Malamku!
Teen Fiction(tamat) Namanya Aileen, yang berarti cahaya. Dan cahayanya hanya untuk Alvaro. "Jika dengan kesabarannya Fatimah Az-Zahra binti Muhammad bisa mendapatkan seorang Ali bin Abi Thalib Akankah aku bisa mendapatkanmu dengan menunggu dan mengadukan rasaku...