Tak perlu meminta. Namamu selalu ada dalam do'aku. Cukup diam dan rasakan.
-----------------------------------------------------------
AILEEN setengah berlari saat memasuki rumahnya. Senyum tipis masih setia menghiasi wajah chubby gadis berusia 18 tahun itu.
Aroma apel hijau menyeruak memenuhi rongga hidung Aileen setelah membuka pintu kamarnya. Ranjang empuk yang tidak terlalu lebar menjadi sasaran lemparan tas sekolah milik gadis ini.
"Jangan pernah lakuin hal itu lagi, Ai!" ancam Aileen pada dirinya sendiri. Ia benar-benar malu saat mengingat kejadian hari ini. Dia sudah terlalu banyak bicara pada Alvaro.
"Aileen! Kamu memalukan!" teriak Aileen sambil menutup wajahnya dengan bantal.
Jam dinding memberitahu Aileen bahwa adzan ashar akan segera berkumandang. Dengan cepat, perempuan bermata lebar itu mulai mandi dan melaksanakam kewajibannya. Seragam sekolah yang beberapa menit lalu masih melekat di tubuhnya sudah digantikan oleh kaos oblong lengan pendek dan celana trining panjang. Setelah disisir, rambutnya ia cepol asal, sedangkan poninya ia biarkan sedikit menutupi dahi miliknya. Ya, memang begini Aileen saat di rumah, santai.
Mandi sudah, sholat sudah. Waktunya bersantai. Jika kalian bertanya, apakah Aileen sedang sendirian di rumah, jawabannya adalah iya. Papanya masih bekerja, Mamanya mungkin masih berada di butik saat ini. Sedangkan Kenzie, dia cukup sibuk dengan jabatannya sebagai asisten dokter saat ini. Ya, kakaknya sebentar lagi akan menjadi seorang dokter bedah muda.
Baru saja Aileen akan membaca novel yang baru ia beli minggu lalu, ponselnya berbunyi. Betapa kaget dan senangnya dia saat melihat notifikasi tersebut datangnya dari Alvaro.
Danish Alvaro S.
Assalamu'alaikum, Ai
Udah sampe rumah?Wa'alaikumussalam Al
Udah. Udah mandi jugaOh, bagus deh
Aku mau kasih kabar
Gatau sih menurut kamu
penting apa enggaKabar apa?
Hari ini aku ada presentasi
di kantor
Do'a in lancar
Semoga aku bisa menangin
proyek ini
Lumayan buat majuin
perusahaan Ayah lagi
-----------------------------------------------------------Aileen beberapa kali berfikir. Benarkah Alvaro mengabari hal penting seperti ini padanya? Terserah jika kalian menganggap Aileen terlalu percaya diri, tapi Aileen kali merasa menjadi bagian yang sangat penting bagi Alvaro.
Segera setelah kesadaran kembali memeluknya, Aileen membalas pesan singkat Alvaro.
-----------------------------------------------------------Wah, hebat. Semoga sukses ya
Aku selalu do'a in kamu,
begitu juga untuk kali iniMakasih, Ai
Tunggu kabar baik
dari aku yaAku tunggu kabar
baiknya❤❤❤
"Nak?"
Sentuhan tangan Syafiq pada bahunya membuyarkan senyuman Alvaro yang mengembang setelah membaca pesan singkat di ponselnya, dari Aileen tentu.
"Eh? Iya Yah, udah mau mulai?"
Syafiq tak menjawab, ia hanya tersenyum. Kedua tangannya meraih dasi kantoran yang dikenakan Alvaro, ia mulai merapikan penampilan putra bungsunya itu, mulai dari dasi, kerah kemeja, sampai jas hitam yang begitu pas melekat di tubuh Alvaro.
"Ayah gak sangka, Ayah akan melihat kamu mengenakan pakaian begini di usia kamu yang masih sangat muda."
Syafiq menjeda perkataannya. Ia melihat Alvaro dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tanpa sadar, air mata membasahi pipinya yang mulai mengendur dimakan usia.
"Ayah bangga sama kamu nak. Ayah baru sadar kalo kamu sudah menjadi pria dewasa yang hebat dan bertanggungjawab," kekehan terdengar di akhir kalimatnya.
"Itu semua karena Ayah dan Bunda. Semua karena didikan Ayah sama Bunda. Selamat kalian berhasil," senyum lebar tercetak di wajah Alvaro, saking lebarnya sampai kedua mata Alvaro mulai menyipit.
Hembusan nafas terdengar dari hidung Syafiq diiringi dengan senyuman tipis. Tanda sebuah kelegaan.
"Sekarang kamu masuk ke sana. Tunjukin sama mereka betapa hebatnya putra Syafiq yang satu ini," ucap Syafiq memberi semangat pada Alvaro sambil menepuk pelan kedua bahu putranya itu.
Anggukan mantab dari Alvaro menjadi tanggapan atas semangat yang diberikan Syafiq.
Kedua laki-laki, Ayah dan anak itu mulai memasuki ruang rapat. Seluruh orang yang hadir dalam ruangan tersebut nampak terkejut atas pemandangan yang mereka saksikan, sebagian dari mereka bahkan mulai berbisik.
"Maaf Tuan Syafiq, jika dilihat dari wajahnya, sepertinya dia putra Anda, benar?" tanya seseorang di antara mereka.
"Ya, dia putraku. Putra yang sangat kubanggakan," jawab Syafiq percaya diri sambil menatap Alvaro.
"Lalu, apa yang dia lakukan di sini? Jika dilihat dari wajahnya, bukankah dia masih sangat muda untuk ikut andil dalam proyek sebesar ini?"
"Dia yang akan mempresentasikan ide dari perusahaan kami. Ah tidak, maksudku idenya untuk proyek ini atas nama perusahaan kami. Dia yang merancang semuanya."
Semua orang di ruangan itu terlonjak kaget.
"Apa maksud Anda? Proyek ini bukanlah mainan! Jika Anda tidak serius lebih baik kami pergi dari sini, masih banyak perusahaan lain yang bisa kami ajak bekerja sama!" tanpa aba-aba sebagian dari orang-orang itu mulai berdiri dari tempat duduk mereka.
"Maaf, tidak bisakah Anda memberi saya kesempatan? Ya saya tau, saya masih sangat muda untuk hal seperti ini. Tapi maaf, putra Syafiq tidak bisa Anda anggap sepele. Saya yakin, ide yang akan saya utarakan kali ini tidak akan mengecewakan," ujar Alvaro penuh percaya diri.
Hampir saja bendungan air mata kembali memporak-porandakan pertahanan yang dibangun Syafiq.
"Baiklah, hanya satu kesempatan. Silakan Anda mulai."
Rapat besar itu pun dimulai. Alvaro mulai mempresentasikan semua idenya.
-----------------------------------------------------------
ASSALAMU'ALAIKUM READERSKU TERSAYANG
MAAF YA, LAMA BANGET UP NYA 😥
KEMARIN LAPTOPKU SEMPET RUSAK, DAN BANYAK FILE YANG ILANG, TERMASUK CERITA INI 😢
JADI AKU NULIS LAGI SETELAH DISERVIS :V*KEBANGETAN KALO NGGA RAME_-
SEMOGA KALIAN TETEP SETIA NUNGGU CERITA INI SAMPAI SELESAI
*KEMUNGKINAN GAK LAMA LAGI 😅 AKU GAK SUKA CERITA YANG BERBELIT-BELIT*BTW, MAU CAST?
UDAH GITU AJA
SALAM HANGAT,
RINAY-CHAN❤WASSALAMU'ALAIKUM
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu di sepertiga Malamku!
Fiksi Remaja(tamat) Namanya Aileen, yang berarti cahaya. Dan cahayanya hanya untuk Alvaro. "Jika dengan kesabarannya Fatimah Az-Zahra binti Muhammad bisa mendapatkan seorang Ali bin Abi Thalib Akankah aku bisa mendapatkanmu dengan menunggu dan mengadukan rasaku...