"Anda hanya perlu menjadi istri saya dan melahirkan keturunan saya, Itu saja. Maka semua kebutuhan teman anda dan anak-anaknya akan saya jamin. Selama anda menjadi istri saya. Bahkan selamanya, apabila anda dapat memberikan saya keturunan."
"Kalau saya tidak mau bagaimana tuan.?" Tanya Adel yang sudah mulai terpancing emosi nya.
"Sangat mudah. Saya hanya perlu mengambil semua yang telah saya berikan kepada teman anda dan anak-anaknya." Jawabnya pria itu dengan datar seraya melihat perubahan wajah Adel yang sudah terlihat kesal.
"Heh pria tua!. kalau anda tidak ada berniat untuk memberi, seharusnya anda tidak perlu memberikan semuanya dari awal. Bukan nya seperti sekarang, sudah terlanjur di tinggalin rumahnya malah mau mengambil kembali." Bentak Adel karena kesel.
"Saya tidak meminta jawaban anda sekarang juga Adela. Anda bisa memikirkan nya terlebih dahulu." Adel menatap tajam ke arah pria tua itu.
Pria tua gila. Maki Adel dalam hati.
"Kalau anda menerima tawarin ini. Temanmu dan anak-anaknya akan terjamin. Kalau anda menolaknya. anda sudah tau sendiri resikonya akan seperti apa. Silahkan di pikirkan. Saya memberikan waktu seminggu." Ujar pria tua itu seraya mengalihkan pandangannya dari Adel kearah gelas yang masih di genggaman nya.
"Dasar gila!" Makian itu akhirnya keluar juga dari mulut kecil Adel.
"Saya ingin keluar dari sini." Teriak Adel setelah berdiri di depan pintu.
Calvin mengeluarkan telpon genggamnya dari sakunya, kemudian mengarahkan telponnya ke arah pintu. Pintu itu terbuka, Adel langsung masuk, ternyata pintu itu tersambung dengan Lift.
"Ikuti dia, saya tidak ingin tidak terjadi apa-apa terhadap dia." Perintah Calvin dengan handphone di telinganya, Seraya tersenyum.
Calvin tidak menyangka kalau tabrakan nya dengan Adela di cafe, membuat dia tidak bisa melupakan aroma Adel yang menyerupai wangi bayi.
*****
"Adel kamu datang?" Suara Mia itu menyadarkan Adel dari lamunan nya.
"Ayo sini masuk, kenapa malah melamun di gerbang?" Ajak Mia seraya menggandeng Adel masuk ke dalam rumah yang Mia tempati.
"Adel. Adel. kau datang?" Raina anak angkat Mia paling kecil memeluk kaki Adel.
"Iya Raina aku datang, bukan kah kamu selalu merindukan ku?" Balas Adel seraya berjongkok kemudian memeluk tubuh kecil Raina.
Raina adalah salah satu alasan kenapa Adel sering berkunjung ke rumah Mia dari beberapa bulan yang lalu. Gadis kecil itu selalu mengingatkan Adel dengan putri nya yang telah meninggal. Usia Raina yang baru menginjak tiga tahun sama dengan putri Adel kalau masih ada.
"Bagaimana keadaan anak-anak Mia.?" Tanya Adel kepada Mia, sesungguhnya itu adalah pertanyaan basa basi Adel. Karena Mia memang selalu memberikan informasi setiap hari kepada Adel saat ia akan memulai tidurnya. Awalnya Mia menemukan seorang anak kecil yang kehilangan keluarganya saat di sebuah taman bermain. Anak kecil itu menangis mencari orang tuanya. Mia sudah melaporkan ke pihak yang berwajib tapi sampai sekarang tidak ada informasi mengenai kedua orang tua tersebut. Dari situ Mia menjadikan hidup nya untuk menyayangi anak-anak. Dan satu persatu ada saja orang anak kecil yang kehilangan orang tua. Sampai sekarang sudah sepuluh tahun dimana Mia sudah merawat dan membesarkan anak-anak nya.
"Seperti yang kamu lihat, mereka bahagia disini Adel. Entah siapapun orang itu aku sangat berterima kasih kepadanya." Jawab Mia dengan senyuman yang mengembang di wajahnya seraya memperhatikan anak-anak yang sedang bermain di taman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Old Man (Revisi)
RomanceSaya sudah berusia empat puluh dua tahun. saya butuh seorang pendamping dan keturunan saya menginginkan anda nona Adel. Calvin Dadrick