"Calvin." Panggil Adel saat Calvin baru saja sampai di Apartementnya.
"Apa kau benar-benar sibuk?" Tanya nya Adel seraya bersidekap di hadapan Calvin. Adel lelah sudah menunggu Calvin dari beberapa jam yang lalu.
"Tentu saja." Jawab Calvin datar.
Calvin sudah lelah dengan semua yang harus ia urus, apalagi kalau sudah berurusan dengan Mia dan Henry Dauglass, itu sangat menguras pikiran nya. Ia tahu sadari siang Adela-nya mengirimkan pesan kepadanya tapi karena terlalu sibuk hingga Calvin mengabaikan nya, Dan ia baru menyadari nya kalau ia belum membalasnya saat akan pulang dari kantornya.
Ingin rasanya Adela membalas jawaban Calvin yang datar dengan kata-kata sinis. Tentu saja ia tahu kalau Calvin sibuk, Ia hanya ingin mendengar penjelasan dari Calvin kenapa seharian ini tidak ada kabar.
Biasanya Calvin akan selalu mengabarinya kalau ia sedang berada jauh dari nya. Tapi seharian ini Calvin sama sekali tidak mengabarinya. Bahkan sampai sekarang sudah jam satu dini hari dan Calvin baru pulang tanpa memberitahunya.
"Kenapa kau menunggu ku, seharusnya kau istirahat." Ujar Calvin setelah tidak mendengar Adela-nya bertanya lagi dan setelah itu pergi meninggalkan Adela-nya yang masih bersidekap di hadapan nya. Calvin hanya ingin secepatnya istirahat.
Adel menyesal menunggu Calvin hingga dini hari kalau hanya untuk di abaikan seperti ini. Calvin pergi begitu saja tanpa sedikitpun menyentuhnya. Bisa saja kan Calvin menciumnya atau memeluknya dulu sebelum pergi ke kamar.
Calvin menjengkelkan
Ingin rasanya Adel tidak mengikuti Calvin ke kamar. Tapi mau bagaimana, masa ia harus tidur di kamar sebelah. Mau tidak mau akhirnya Adel mengikuti Calvin ke kamar yang di tempati mereka.
Saat Adel masuk ke dalam kamar Calvin tidak terlihat keberadaan nya. Mungkin Calvin sedang membersihkan badannya, pikir Adel saat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Adel berjalan cepat ke arah tempat tidur kemudian menaikinya dan dengan cepat berbaring dan menyelimuti badan nya hingga ke kepala.
Calvin tersenyum saat ia keluar dari kamar mandi melihat Adela-nya sudah berbaring di ranjang mereka dengan seluruh badan tertutup selimut.
Adela-nya marah.
Itulah pikiran Calvin. Ternyata Adela-nya masih saja menggemaskan, kebiasaan marahnya pun masih sama seperti dahulu. Kalau marah Adela-nya akan masuk ke dalam kamar dan menyelimuti seluruh badannya.
Calvin tidak mengira kalau Adela-nya masih bersifat kekanak-kanakan di usianya yang sudah tidak anak-anak lagi. Seharusnya Adela-nya sudah dewasa kalau di lihat dari usia dan pengalaman hidupnya.
Mungkin, Umur dan pengalaman hidup tidak bisa menjadi patokan kedewasaan seseorang. Semua itu kembali lagi tergantung pribadi orangnya masing-masing.
Tak apa, bagi Calvin bagaimana pun Adela-nya bersikap ia akan menerima nya. Ia sudah bersyukur ia bisa menemukan Adela-nya.
Calvin menaiki tempat tidur dan langsung berbaring di samping Adel yang sudah membelakangi nya. Kemudian membuka selimut di bagian kepala Adela-nya. Ia yakin Adel pasti marah.
Calvin mengerutkan keningnya tapi kemudian tersenyum. Ternyata kebiasaan Adela-nya sudah berubah. Dahulu kalau Adela-nya marah setelah menutup seluruh badannya dengan selimut, ia akan menangis dengan kencang. Dan sekarang Adela-nya sudah tertidur di lihat dari nafas yang sudah teratur.
Calvin tadi mengira kalau Adela-nya menangis di dalam selimut. Tapi semua prasangkanya ternyata salah.
"Sorry." Ucap Calvin pelan di dekat telinga Adela-nya. Kemudian mencium pipi Adela-nya dan memeluk Adela-nya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Old Man (Revisi)
RomanceSaya sudah berusia empat puluh dua tahun. saya butuh seorang pendamping dan keturunan saya menginginkan anda nona Adel. Calvin Dadrick