Enam

10.5K 416 11
                                    

"Adela."

Adel menoleh kebelakang dengan kagetnya. pria itu melihat Adel dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Kemari lah, ayo kita duduk bersama." Pintanya Calvin dengan menyunggingkan sedikit senyum. Saat Adel sudah berada di ruang tamu. membuat Adel heran, ada apa dengan pria tua ini, kenapa tiba-tiba jadi aneh. Bukannya pria tua ini seharusnya masih meeting di manhattan, kenapa tiba-tiba saja sudah ada berada di mansion mom nya, dan kenapa juga dia tersenyum. Biasanya dia akan menatapnya datar dan menyuruh duduk dengan suara bernada perintah. Well, tapi senyumnya menawan walaupun sedikit. Batin Adel.

" Boss. Kau disini.?" Tanya Jack di yang berada tidak jauh dekat Adel. Jack menatap Calvin dengan bingung, bukannya tadi masih meeting pas Jack berangkat menjemput Adel, dan Calvin menyuruh Jack untuk mengantarkannya ke Kediaman aunty Lauren.

"Ya, seperti yang kau lihat." Jawab Calvin datar seraya memperhatikan penampilan Adel.

"Menyebalkan." Gerutu Jack, kemudian meninggalkan ruang tamu dan pergi ke arah belakang.

"Jack.!" Panggil Calvin geram karena Jack selalu menggerutu.

"Jack!"

"Terserah kau saja lah boss." Sahut Jack dari jauh, tidak peduli dengan boss nya. Calvin menahan amarahnya sekaligus gairah yang bangkit dengan tiba-tiba. Tidak bisakah Adel memakai pakaian yang lebih tertutup, tanpa harus memperlihatkan bagian dada atasnya. Apalagi tadi Jack pasti menikmatinya juga. Batin Calvin tanpa mengalihkan tatapan nya dari Adel.

"Adela.!" Calvin menatapnya kesal. melihat Adela yang sedari tadi masih berdiri. Tidak dengan Jack, tidak dengan Adela, kenapa mereka selalu membuatnya ingin meledak saja. Batin Calvin.

Bom kali ah meledak

"Adela. Duduk!"

Adel memutar bola matanya. Ternyata masih sama saja. Calvin si pria tua dengan semua kuasanya menyuruh sesuka hatinya. Gumam Adel dalam hati seraya duduk di dekat Calvin. Sesuai dengan perintah majikan.

"Besok kita menikah." Ucap Calvin datar.

"Menikah!" Ulang Adel kaget. 

"Bukannya masih Minggu depan.?" Tanya Adel dan menatap Calvin tidak terima. Bagaimana bisa Calvin seenak jidatnya mengubah-ubahnya. Adel sudah memberitahu Aria, Mia, sama paman Sam. Kalau Minggu depan dia akan menikah dan mereka akan menghadiri nya.

Calvin menaikan alisnya, dan menggelengkan kepalanya. Seberapa keraspun Adel menolak keinginannya, itu tidak akan pernah terjadi.

Calvin mengambil tangan Adel dan menggenggamnya, kemudian berdiri dan membawanya ke arah tangga. Adel mau, tidak mau mengikutinya, walaupun dengan wajah di tekuk. Tapi kemudian perhatiannya teralihkan ke tangannya yang di genggam oleh tangan Calvin.

Ini adalah pertama kalinya mereka bersentuhan. Tangan Calvin besar, hangat dan lembut. Adel mengkerutkan dahi dan menatap intens tangan Calvin. Bersih, putih dan lembut.

Kalah tangan gue mah. Buluk hahaaha.

Apa Calvin selalu melakukan perawatan, bahkan hanya untuk tangan.

"Oh GOD Calvin beneran gay." Gumam Adel dalam hati. Tapi bagaimanapun pria tua ini tetap saja menyebalkan, Mungkin sudah kebiasaannya memberitahu dan setelah itu tidak ada penjelasan.

"Lepaskan!." Bentak Adel. Calvin menggenggam tangannya terlalu erat membuat Adel kesakitan. Calvin seolah menulikan pendengaran nya ia tetap menggenggam tangan Adel, dan berjalan cepat.

"Pria tua. lepaskan tangan mu- "Adel mengecilkan suaranya dan berkata lagi "sakit."

Calvin memutar badannya kebelakang, menurunkan tatapannya  Adel yang terlihat sangat pendek saat mereka di tangga. Calvin tersenyum misterius dan berbalik lagi melanjutkan jalannya masih dengan menggenggam tangan Adel tapi sudah tidak seerat sebelumnya.

Love The Old Man (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang