Dua puluh satu

5.6K 364 19
                                    

Buat Raiders yang sudah meninggalkan jejak terimaksih

Happy Reading.

Hati-hati typo nya banyak.

Adel mengerjapkan matanya beberapa kali, ia berusaha menyesuaikan sinar matahari yang masuk ke retina matanya. Setelah merasa bisa menyesuaikan penglihatannya ia menatap kesekeliling ia melihat Aria duduk di sofa sedang memainkan handponenya. Adel mengangkat tangannya yang berasa kebas., "Aaah ternyata aku di infus" gumam Adel yang membuat Aria menoleh ke arahnya.

"Kau sudah terbangun Adel.?" pertanyaan bodoh yang di ucapkan Aria membuat Adel meringis. tentu saja dia sudah terbangun, kalau masih tertidur pasti masih memejamkan matanya.

Aria menghampiri Adel. "Ada yang sakit.?"

Adel mengangguk-anggukkan kepalanya. "Perut aku sakit, dan aku haus."

Aria mengambil gelas berisi air putih yang berada di samping ranjang Adel dan mendekatnya gelas ke mulut Adel. "minumlah." Adel minum dekat tergesah-gesah karena merasakan haus yang berlebihan. "pelan-pelan." ujar Aria.

"Aku akan memanggil dokter. kamu tiduran dulu ya,." Ujar Aria setelah menaruh kembali gelas ke tempat semula.

"iya." jawab Adel dan Aria pergi dari hadapannya.

Aria datang dengan seorang dokter wanita dan seorang perawat. Dokter dengan nametag  Emma itu tersenyum ramah kepada Adel, " Apa yang anda rasakan Mrs Dadrick?"

"Perut saya sakit, dan saya merasa lemas."

"Apa perutnya sangat sakit.?"

Adel mengingat kembali kejadian sebelum ia terjatuh di depan kamar mandi di dalam kamar apartemen Calvin. "Setelah saya melakukan penerbangan, saya merasa pusing dan mual." ujar Adel. "Semua itu membuat saya tidak ingin makan. Saat saya terbangun pagi harinya, Saya masih merasa pusing dan mual, bahkan sampai saya muntah-muntah. walaupun itu hanya berupa cairan kuning. mual itu membuat saya bolak balik ke kamar mandi, dan saya tidak sengaja terpeleset di depan kamar mandi.  Setelah itu perut saya terasa sangat sakit."

"sampai anda tak sadarkan diri." lanjut dokter Emma dan Adel hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Bahkan perut saya masih terasa sakit sampai sekarang Dok." Adel mengusap perutnya seraya menatap Dokter Emma.

"Anda belum memberitahunya?"  Taya Dokter Emma kepada Aria.

Aria menggelengkan kepalanya seraya melihat ke Adel. Ia terlalu takut untuk memberitahu Adel, bahwa Adel sudah kehilangan calon bayinya, ia tidak sanggup melihat reaksi Adel. ia takut Adel akan seperti dulu, saat kehilangan keluarganya.

"Mrs Dadrick, maafkan saya," Sesal Dokter Emma membuat Adel mengernyitkan alisnya. "Saya tidak bisa menyelamatkan Janin anda."

'saya tidak bisa menyelamatkan janin anda' satu kalimat itu membuat Adel langsung duduk dari tidurnya.

"hati-hati." Aria langsung memegangi pundak Adel. Saat Adel hampir terjatuh karena masih lemas dan pusing.

"maksud dokter saya keguguran."jerit Adel tidak terima dan merasa bersalah. "Tidak mungkin saya keguguran, dokter pasti salah." Jadi karena hamil, buka karena Jatleg ia merasa pusing dan mual. Batin Adel seraya mengusap perutnya yang masih sedikit terasa sakit. tapi ia sudah kehilangan calon bayinya, hanya gara-gara ia tidak hati-hati.

"Maafkan saya Mrs Dadrick. Saat itu janin anda masih berumur dua sampai tiga minggu Masih sangat rentan, belum kuat. mungkin anda belum merasakannya kehadirannya di dalam perut
anda" Ujar dokter Emma hati-hati membuat Adel tambah merasa bersalah karena ia tidak sadar akan kehadiran calon bayinya  di dalam perutnya.

Love The Old Man (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang