09

2.9K 267 18
                                    

"Loh Mark? Itu Guanlin kan?"

Iya bener, gua liat Guanlin. Dia ini berjasa banget pas SMA. Dan dia juga biang kerok dari berita pertunangan gua yang menyebar luas ke penjuru sekolah -_-

"Eh iya, ya. Tante, berhenti di sini sebentar, dong"

Mobil ibunya Yangyang melambat tepat di depan Guanlin. Sedangkan Guanlin cuma masang wajah pongo.

"Yo ma brooo" pekik Mark begitu turun dari mobil, disambut dengan senyum sumringah dari Guanlin.

"Woh Mark! Udah lama ga ketemu bro"

"Gimana kabar lu?"

"Baek. Lu sendiri?"

"Baik sehat walafiat. Lu ngapain ke sini? Liburan?" tanya Mark yang direspon kekehan sama Guanlin.

..

..

..

"Bosen di rumah, makanya gua ke Kanada"

YE SAMSUL LU KIRA KE KANADA KAYAK KE KEBON DUREN HAH?

Gua cuma senyum-senyum aja ye kan liat dua pentol korek yang pelukan macam teletabis.

"Eh bro, gua duluan yo. Helikopter gua udah dateng tuh"

Guanlin ketawa pamer sambil nunjuk-nunjuk langit.gg

Sambil nunjuk helikopter yang ada di atas.

HALAH GITU DOANG PAMER LU -_-

🏠🏠🏠

"Jadi kalian ga lanjut kuliah? Langsung kerja? Kenapa?" tanya Yang yang ke arah gua dan Mark.

Sebenernya, ada beberapa alasan mengapa gua maupun Mark lebih tertarik masuk ke dunia kerja.

Pertama, Mark memang udah waktunya nerusin pekerjaan om Min Ho, ayahnya.

Kedua, ada masalah yang menyebabkan om Lee Min Ho terjerat. Kalian paham kan? Semacam perusahaan lawan yang nyoba buat ngejatuhin Lee corp.

Ketiga, kenapa gua ga lanjut kuliah? Tadinya gua pikir bekerja aja lebih mudah, tapi ternyata ga seperti itu gaiz. Yang membuat gua mau berkecimpung ke tempat yang penuh dokumen semacamnya itu karena gajinya yang waw.

Iya gua ga mau terlalu lama bergantung pakai duit orang tua, kalau tentang uang gaji Mark sih beda lagi ceritanya. Hehe.

Gua cuma mau belajar mandiri, atau perlu gua masuk universitas terbuka?
..

..

Dulu gua tertarik sama tawaran dari seniornya bang Jimin, namanya Jung YoungHoon, atau sekarang dikenal sebagai Ooon, bos gua.

Dia nawarin pekerjaan yang gua yakin banyak yang mau, alias strategis. Gimana enggak? Awalnya dia bayar gua 5 juta perhari, tapi semakin lama, gaji gua ditambah, jadi 20 juta perhari.

YA GUA GA MAU RESIGN LAH.
GILA NAMANYA.

"Waw aku terkacangi" Yangyang ngerjapin matanya, terus masang muka datar.

"Terlalu panjang buat dijawab"

Yangyang cuma bisa manggut-manggut aja denger ucapan Mark. Memang bener sih, bakal panjang kalau dijelasin.

Ngomong-ngomong soal pekerjaan, gimana ya kabar Hoshi yang ngegantiin posisi gua selama gua pergi?

🏠🏠🏠

"Huhu...aku mau pulang..." ringis Hoshi sambil ngelap meja pakai kain basah.

"Ini sih bukan pegawai kantor, tapi babu" lanjut Hoshi.

"Memperbudak staff inimah"

"Bos kejam"

"Bos tak berperasaan"

"Bos aneh"

"Bos gila...huhu..."

..

..

"Bagus, lanjutkan"

..

..

"EH COPOT!" latah Hoshi setelah ke-gep abis ngumpatin bosnya.

Ooon cuma nyender di pintu sembari ketawa creepy. Di belakangnya ada pria berpostur tegap, dan wajah bak malaikat, Cha Eunwoo.

"Kamu mau bebas? Kalau gitu suruh Sora balik. Ga susah, kan?"

Hoshi menggeleng mantap.

"Kalau gitu tunggu apa lagi?"

Hoshi langsung jalan cepet ke telepon yang baru aja dia beli.

Panggilan belum terhubung, masih ada bunyi bip bip dari sana. Sesekali mata Hoshi melirik ke kedua pria yang kini tengah membicarakan sesuatu.

..

..

"Gimana rencana soal Lee corp itu?"

"Gimana apanya? Kita pake aja cewek yang namanya Park Sora. Lagian dia juga bawahan lu kan?"

"Yakin mau langsung berhubungan sama keluarga direktur?"

"Terus? Pakai cara lama? Basi, bakal ketahuan kalau diulang lagi"

"Skandal itu ga bertahan lama, sekarang Lee corp berjaya lagi. Ini ga bisa dibiarin"

"Mau tau cara yang lebih bagus?" tanya Eunwoo sembari menyeringai.

..

..

Bukannya fokus ke telepon, Hoshi justru asik nguping. Dia matiin panggilan, dan beralih ke aplikasi perekam di ponselnya. Masih dengan gestur tubuh seperti orang yang tengah menelepon, Hoshi merekamnya, sebuah rencana busuk.

Ah ini pasti menarik.  -Hoshi

🏠🏠🏠

Di sisi lain...

Sora mengerutkan dahi melihat layar ponselnya, ada nama bos nya disana tengah memanggilnya.

"Halo?"

"..."

"Iya, pak. Tapi bukannya di jadwal itu dilakukan dua minggu lagi?"

"..."

"Apa? Lusa?"

Mark nengok ke arah Sora, sepertinya ada yang tidak beres di sini. Ekspresi wajah Sora yang berubah secara cepat membuat Mark sedikit curiga.

"Ada apa?"

"Kita harus pulang sekarang, Mark."

[2] Husband 〰 mklTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang