21

1.8K 91 3
                                    

Setelah melihat keadaan Bunda nya seharusnya Biru langsung pergi berangkat kerja hanya saja kaki nya melangkah ke arah kamar tepat dimana Randa di rawat.

" Lo ngapain Ru ? Mau lihat masih berapa lemah nya gue ?

Biru enggan menjawab pertanyaan sinis yang keluar dari mulut Randa dia masuk mendekati lelaki yang duduk di kursi roda itu.

" Saya gak tahan bohongi Milka sampe selama ini , kamu harus cepat ketemu sama dia ucap Biru.

" Buat orang yang gak pernah ngelewati rasa sakit untuk hidup gak akan pernah ngerti bagaimana bertemu seseorang yang di cintai nya.

" Bukan soal itu ..

" Kenapa lo takut gue tiba disaat lo benar-benar sayang sama Milka ? potong Randa.

Pertanyaan Randa membuat Biru kesal, apa yang dia tau tentang perasaan Biru. Betapa berharga nya Milka bagi nya walaupun masih mengenal hanya beberapa bulan ini.

" Saya jatuh cinta sama Milka sejak pertama kali saya melihat dia .

" Pas bunda lo minta tolong buat dia nikahin lo? Gue kira lo anak baik-baik Ru cara lo boleh juga .

Dari mana Randa tau , apa dari Icah pikir Biru. Mencoba tenang Biru menarik nafasnya perlahan.

" Saya jatuh cinta sama Milka ketika saya melihat dia klakson mobil saya berkali-kali waktu itu mobil saya rusak dan untuk pertama kali nya jantung saya berdetak seorang wanita walaupun hanya dalam kaca spion mobil.

Randa terdiam, ia tau Biru serius dengan perkataannya.

" Orang tua gue aja gak pengen gue hidup ,mereka anggap gue udah mati kalo saja waktu itu mereka gak bilang gue mati ke Milka gue gak akan selemah ini buat bertemu dia.

Biru tau lelaki di depannya ini melewati banyak hal dalam hidupnya bagaimana bisa dia berharap kalau semesta mendukungnya untuk berjodoh dengan Milka sedangkan pengorbanan Randa lebih besar dibanding Biru.

" Orang tua Icah yang asuh gue makanya Icah udah gue anggep saudara gue, semangat hidup gue gak ada Ru . Tapi pas gue lihat airmata Milka nangis ketika orangtua gue mengumumkan kalo gue mati , gue janji bakal datang buat dia dan bisa sembuh.

" Dia nyawa gue Ru, dia satu-satu nya alasan gue mau hidup sampe sekarang. Kasih gue kesempatan Ru buat miliki Milka", Kata-kata yang terucap dari mulut Randa membuat Biru mundur beberapa lamgkah dari asal dia berdiri tadi.

" Saya permisi, ucapnya lalu keluar dari kamar Randa.

Lagi-lagi Biru bimbang, Biru mengerti rasanya ditinggalkan apalagi rasa perjuangan yang tiada hasil. Perjuangan saat dimana bunda nya mempertahankan keharmonisan keluarganya dulu lalu dikhianati , perjuangan melawan rasa sedih .

" Aduh "

" Maaf-maaf saya tidak lihat jalan tadi,

" Milka ?

" Biru ? Habis lihat bunda ?

" Iya , ada yang sakit ? saya minta maaf ya.

" Gak ada kok, aku juga jalan nya buru-buru tadi.

" Kenapa di gedung ini ? tanya Biru.

" Hoo ..ada observ pasien disini nanti , gak tau nih dokter Adam tiba-tiba.

Akankah hari ini Randa mau menemui Milka pikir Biru.

Milka, Koas & CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang