Bab 3
Setelah merapikan wadah terakhir yang di tempatkan di atas meja, Jeon Jungkook melangkah mundur ke belakang untuk memastikan bagaimana semuanya terlihat. Bukan berarti ketiga sahabatnya benar-benar mempedulikan bagimana pengaturan segala sesuatunya diatas meja. Malam ini lebih mengenai kebersamaan dan dukungan daripada penampilan. Namun dari sisi kesempurnaan dan Jungkook sebagai Public Relations merasa perlu untuk mengatur segala sesuatunya dengan tepat.
Cahaya lilin berpendar di seluruh bagian ruang makan sementara di latar belakangnya terdengar sayup-sayup musik orkestra memainkan lagu-lagu Natal yang meriah. Meskipun saat ini suasana Natal, di bagian tengah meja bukanlah rangkaian bunga poinsettia. Sebaliknya, buket besar yang berisi rangkaian bunga-bunga liar yang masih segar—lebih seperti bunga-bunga di pegunungan dimana ia dibesarkan. Di tengah buket bunga terdapat foto mendiang tunangan terakhirnya, Yugyeom.
Hari ini adalah 15 Desember—peringatan 5 tahun kematian Yugyeom. Hari yang menandai dimana berakhirnya kehidupan sempurna yang telah mereka miliki bersama. Terampas oleh pengemudi mabuk yang meninggalkan pesta liburan dengan melewati garis pembatas jalan— menewaskan seketika pengemudi itu dan Yugyeom.
Kebanyakan orang tak dapat memahami perayaan kehidupan untuk seseorang yang telah meninggal. Tetapi saat mendekati peringatan tahun pertama kematian Yugyeom, sahabat baik Jungkook sejak kelas 7, Kim Mingyu, mempunyai ide untuk menandai tanggal tersebut setiap tahunnya dengan minum dan makan malam di restoran favorit Yugyeom.
Jungkook menyukai ide tersebut dan mengundang semua teman sekamar dan sahabat Yugyeom dari sekolah kedokteran, Nate Rossi, dan tunangannya, Park Chaeyoung, yang kebetulan menjadi sahabat Jungkook juga. Di tahun pertama mereka mencoba makan di restoran, namun emosi yang mereka rasakan terlalu berat sekali. Di tahun berikutnya, mereka memutuskan untuk mengadakan di rumah seseorang—dengan makanan dan minuman yang sama namun dengan situasi yang lebih intim dan tenang untuk sebuah acara yang sedikit agak muram. Bunyi bel pintu membawa Jungkook keluar dari lamunannya. Ia buru-buru ke pintu depan dan membukanya lebar-lebar. "Hai, guys!" teriaknya.
Teman baiknya selama tujuh tahun, Chaeyoung dan Nate, berdiri di teras, memakai jaket dan syal melindungi dinginnya bulan Desember. Chaeyoung melambaikan tangannya, dimana keduanya membawa botol anggur.
"Halo, halo. Kami datang membawa semangat."
Jungkook tertawa saat melihat botol alkohol lain di tangan Nate. "Aku senang mendengarnya. Mingyu mengirimkan pesan lima menit yang lalu kalau dia sedang dalam perjalanan setelah membeli makan malam."
Nate tersenyum lebar saat ia dan Chaeyoung melangkah ke serambi.
"Hanya karena rasa sayangku pada Yugyeom aku mau makan makanan Italia dari Olive Garden."
Sambil melepaskan jaketnya, Chaeyoung mengangguk. "Ingat saat kita mengajaknya ke sebuah tempat yang lebih otentik di pinggiran kota, dan dia seperti, 'Ini bukan makanan Italia yang sebenarnya!'."
"Kasihan Yugyeom. Dia sudah terlalu lama hidup di pegunungan sehingga dia tidak bisa mengikuti gaya hidup di perkotaan." Jungkook merenung.
Nate menggelengkan kepalanya. "Itu hanya bagian dari daya tarik Yugyeom."
Jungkook tersenyum. "Ya, benar." Ia baru saja selesai menggantungkan jaket-jaket mereka saat Mingyu menerobos masuk melalui pintu, dengan membawa kantong makanan yang tampak berat.
"Aku disini, jadi kita bisa segera memulai pestanya," teriak Mingyu.
"Kupikir mungkin aku lebih bersemangat dengan makanannya daripada kehadiranmu," goda Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposition Series
ФанфикThe Party *0.5 The Propositon *1 The Proposal *2 REMAKE VER.