Bab 22
Pukul tiga lewat sedikit dini hari, suara tangisan Mason membangunkan Jungkook. Dia mendorong Taehyung yang meringkuk di atas tubuhnya. "Bangun, Taehyung."
"Hmm?"
"Mason menangis."
Taehyung mengerang lalu berguling darinya. Saat Jungkook sedang memakai jubahnya, Mason menjerit dengan nada tinggi. "Ya Tuhan, anak itu memiliki paru-paru yang kuat," kata Taehyung sebelum menutup kepalanya dengan bantal.
Jungkook bergegas menuju box bayi Pack N Play. "Shh, tidak apa-apa, sayang," gumamnya sambil mengangkat Mason. Jeritannya sedikit mereda, tapi dia masih terus menangis.
Suara Taehyung teredam dari bawah bantal. "Kook, maukah kau membawa dirinya dan teriakannya ke tempat lain?"
Kemarahan membakar pada diri Jungkook. Berani-beraninya Taehyung memperlakukan dirinya seperti itu? Dia menggeser Mason ke bahunya, lalu menggunakan tangannya yang bebas untuk memukul punggung telanjang Taehyung dengan keras.
Taehyung mengempaskan bantal lalu melotot ke arahnya. "Kenapa sih kau memukulku?"
"Kenapa kau bertingkah seperti bajingan berkulit tebal?"
"Karena aku kecapaian terlalu banyak pekerjaan, mengalami jetlag, dan hanya ingin tidur," Dia menggeram.
Jungkook menggelengkan kepalanya. "Perilakumu malam ini benar-benar membuatku berpikir tentang sesuatu."
Taehyung bangkit dari tempat tidur dan menggosok-gosokan matanya. "Apa yang kau keluhkan sekarang?"
"Apakah ini yang akan terjadi dengan bayi kita? Kau hanya memikirkan dirimu sendiri, membenci bayi ini ketika kita sedang bersama atau melakukan seks, dan yang lebih buruk lagi, kau membuatku seperti orangtua tunggal padahal kau di dalam ruangan yang sama denganku."
Taehyung menyentakkan selimutnya sambil memutar bola matanya. "Oke. Aku akan mengisi botol sialannya. Apa itu membuatmu senang?"
"Mungkin," jawabnya. Meskipun Taehyung telanjang bulat keluar dari kamar sambil menghentakkan kakinya, Jungkook tersenyum karena omelannya cukup mempengaruhi Taehyung untuk bertindak. Setiap pertempuran kecil, kemenangan selalu berada dipihak Jungkook.
Perlahan dia duduk di kursi goyang sambil mengusap punggung Mason. "Tunggu sayang. Om Taehyung akan mengambilkan botol susumu."
Kata-kata Jungkook tak banyak berpengaruh pada Mason, dan saat Taehyung kembali, wajah Mason merah padam, mendengus dengan amarah karena kelaparan, dan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya. "Sialan, cowok Kecil, tenanglah," kata Taehyung, menyerahkan botol pada Jungkook.
"Terima kasih," katanya, sambil tersenyum. "Sepertinya sifat pemarah sudah terbentuk di keluarga Kim," renungnya, saat mulut Mason menempel pada botolnya.
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," jawab Taehyung sambil menyeringai. Dia ambruk kembali ke tempat tidur. "Dia jelas mendapatkannya dari ayah-nya yang brengsek—si brengsek yang menghamili Megan lalu melarikan diri."
"Benar-benar brengsek. Bahkan berpikir bisa meninggalkan malaikat seperti Mason atau kekasih seperti Megan," jawab
Jungkook. Dia menggoyang kursi goyang maju mundur saat Mason menghisap susunya dengan rakus sampai habis. "Kau lapar, kan?" Tanyanya sambil menempatkan Mason di bahu dan membuatnya bersendawa.
Jungkook memeluk Mason di dadanya, lalu memberinya dot. Setelah ia mulai bersenandung dengan lembut, Jungkook melihat efek itu yang membuat Mason menjadi tenang. Lalu ketika dia mulai bernyanyi dengan lembut, mata Mason semakin berat dan akhirnya tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposition Series
FanficThe Party *0.5 The Propositon *1 The Proposal *2 REMAKE VER.