The Proposition (11)

79 9 0
                                    

Bab 11

Benak Jungkook berperang ketika sedang di dalam lift yang merangkak menuju lantai kantornya. Kau melanggar semua aturan dengan pergi ke rumahnya! Ingat mantramu 'datang, bercinta, lalu pergi'? Setuju untuk membiarkan dia memasak dan menghiburmu jelas bukan bagian dari rencanamu. Kau akan menyesalinya! Dia telah menjadi musuh terburuknya sendiri.

"Cukup!" Dia berteriak tepat pada saat pintu lift terbuka. Dua orang wanita yang sedang menunggu memberinya tatapan aneh. Dia menundukkan kepala lalu berjalan cepat menuju kantornya. Menyambar dompet dan tasnya, kemudian membanting dan mengunci pintu.

Begitu sampai di bawah dia mondar-mandir di lobi. Saat Jungkook berpikir untuk meninggalkan Taehyung demi menjaga kewarasannya sendiri, ia muncul di depan Jungkook, "Maaf aku membuatmu menunggu."

"Ehm, tidak, tidak apa-apa."

Jungkook mengikuti Taehyung keluar melalui pintu samping ke arah gedung parkir. Ketika kunci remote di tangan Taehyung membuat lampu sebuah Mercedes convertible hitam legam berkedip, Jungkook bersiul rendah. "Mobil yang bagus, Mr Kim."

Taehyung terkekeh. "Terima kasih, Miss Jeon."

"Aku terkesan dengan semua kemewahan ini."

Dia menggeleng. "Kau mulai lagi dengan mulutmu itu."

Jungkook melempar tasnya ke lantai mobil lalu meluncurkan pantatnya di kursi kulit. Selain fakta bahwa harga mobil ini dua kali lipat harga Honda-nya, seluruh bagian interiornya benar-benar bersih. Tidak ada remah bahkan setitik debu yang dapat ditemukan, berbeda sekali dengan keadaan interior mobilnya yang bahkan bisa memberi makan sebuah desa kecil dengan sisa-sisa sarapan atau makan malamnya di jalan yang berceceran.

"Keberatan kalau aku menurunkan atapnya?"

"Tidak masalah. Ini hari yang indah."

Taehyung menekan sebuah tombol di konsol, dan atap mulai tertarik ke belakang. Saat mereka keluar dari gedung parkir, Jungkook merogoh tasnya mencari jepit rambut. Setelah menjepit rambut panjangnya ke belakang, dia menutup mata dan membiarkan angin meniup dirinya.

"Jangan bilang aku sangat membosankan sampai membuatmu mengantuk?"

Jungkook terkikik. "Maafkan aku. Aku hanya mengistirahatkan mataku sebentar."

Mereka tidak lama berkendara di jalan tol sebelum Taehyung melajukan mobil keluar jalan tol. Ketika ia memasuki kawasan tua yang elite, Jungkook sontak berpaling padanya. "Kau tinggal di sini?"

Dia terkekeh. "Memang kenapa?"

Jungkook mengedikkan bahu. "Aku tak tahu. Kurasa aku membayangkanmu tinggal di gedung apartemen khas bujangan yang elegan dan mewah."

"Well, jika kau ingin tahu, sebenarnya dulu aku terbiasa tinggal di, seperti yang kau katakan gedung apartemen yang elegan dan mewah di pusat kota. Tapi kemudian kakakku, Angie, yang merupakan agen real estate, meyakinkanku bahwa aku harus berhenti menghamburkan uang untuk membayar sewa dan mulai berinvestasi beberapa properti. Bagaimanapun dia berhasil membujukku untuk membeli rumah tetangga kakak kami, Seokjin."

Dia melirik pada Jungkook dan tersenyum. "Aku pikir itu hanya akal-akalan mereka agar bisa mengawasiku, tapi sepadan karena aku bisa mendapat banyak makanan gratis." Dia menunjuk ke kiri pada sebuah rumah mewah dua lantai bergaya kolonial dengan sebuah teras depan melengkung. "Itu rumah Seokjin."

"Cantik."

"Terima kasih," jawab Taehyung, lalu membelokkan mobilnya kembali. "Dia membutuhkan rumah besar untuk mengurung monster-monster itu tetap di dalam."

The Proposition SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang