The Proposition (4)

75 7 0
                                    

Bab 4

Beberapa hari kemudian ketika Jungkook mendongak, ia melihat sosok Taehyung sedang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Sambil memegang telepon Jungkook memberi isyarat pada Taehyung untuk masuk ke dalam ruangannya. Saat Taehyung melangkah masuk kedalam ruang kerjanya, dengan enggan Jungkook mengalihkan perhatiannya pada fitur ketampanan Taehyung untuk kembali fokus pada suara di sambungan teleponnya.

"Ya, aku akan mengaturnya. Sekali lagi terima kasih." Jungkook menutup teleponnya lalu menuliskan sesuatu di buku agendanya. Setelah selesai, Jungkook tersenyum pada Taehyung. "Aku senang kau bisa menemuiku hari ini."

"Aku selalu senang meluangkan waktu untukmu Jungkook." Jungkook kesal pada dirinya sendiri ketika Taehyung tersenyum padanya pipinya menjadi hangat bersemu kemerahan.

"Aku menduga alasanmu memintaku datang kesini karena kau menerima penawaranku." Taehyung mencondongkan badannya kedepan telapak tangannya bertumpu di atas meja Jungkook. Wajah Taehyung hanya beberapa inci dari muka Jungkook. "Aku yakin kau sudah memikirkan masalah ini masak-masak, untuk mempertimbangkan pilihanmu."

"Ya." Bisik Jungkook, tubuhnya mulai menyadari kedekatannya dengan Taehyung. Jungkook benci dirinya sendiri karena Taehyung sangat mempengaruhinya.

"Apakah kau membayangkan ingin melihatku telanjang hingga akhirnya kau menyetujui penawaranku?"

Senyuman nakal Taehyung membuat Jungkook memutar matanya. "Menurutmu bisakah kau bersikap sedikit dewasa dengan mempertimbangkan betapa seriusnya situasi ini?"

Taehyung tertawa dan duduk di kursi di depan Jungkook. "Baiklah, akan kucoba."

"Dari sudut pandang bisnis, ini akan menjadi keuntungan terbaik kita berdua untuk masuk kedalam perjanjian ini. Pertama, kita harus melakukan tes darah untuk memastikan tidak adanya kemungkinan STD* atau masalah kesehatan lainnya."

"Aku bisa menjamin bahwa aku bersih, namun aku juga tidak keberatan untuk menjalani tes."

"Terima kasih." Jungkook menyodorkan sebuah map manila kepada Taehyung. "Dan aku juga telah meminta pengacaraku untuk membuat kontrak ini."

Taehyung melihat map manila itu sebelum ia menatap kembali pada Jungkook. "Sebuah kontrak, huh?" Taehyung bersandar di kursinya dan membuka map itu. "Apakah kontrak ini seperti buku seks kinky dimana isinya menjelaskan apa yang bisa kita lakukan dan tidak selama berhubungan intim? Seperti batas keras dan kata aman?"

Jungkook merasa pipinya mulai terbakar karena malu. "Tentu saja tidak!"

Taehyung tertawa. "Aku senang mendengarnya. Asal kau tahu, aku bukan tipe yang suka dengan hal aneh semacam cambuk atau rantai."

"Senang mendengarnya! Sekarang bisakah kau lebih serius, please?" Jungkook menghela napas. Dia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke sisi samping meja kerjanya. "Kontrak ini menggaris bawahi tentang menantikan kelahiran anak, atau kupikir aku harus mengatakan kepadamu, sesuatu yang tidak bisa aku tuntut darimu sehubungan dengan apa yang terjadi setelah kau menjadi ayah dari anakku." Saat Taehyung membaca sepintas beberapa paragraf pertama, Jungkook melanjutkan. "Terus terang, apa yang tertera disana adalah untuk melindungimu. Disitu bisa dipastikan aku tidak akan pernah mencoba menjeratmu mengenai kewajiban finansial, seperti tunjangan anak atau nenuntut warisan dari seorang ayah."

"Di bagian kelima nampaknya tidak ada kaitannya sama sekali dengan masalah finansial," jawab Taehyung, sambil menyodorkan kontrak ke Jungkook.

Jungkook tak perlu membaca surat kontrak tersebut. Dia tahu dengan pasti apa yang tertera di bagian itu. "Bagian kelima melindungi aku jika kau ingin mencoba menuntut hak asuh atau ingin mengambil anak itu dariku."

The Proposition SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang