Bab 16
Saat pesawatnya meluncur di landasan pacu di Hartsfield Jakson, Taehyung melawan keinginan untuk berteriak kesenangan. Baginya, tidak ada tempat yang bebar-benar seperti rumah. Dia mengetuk kakiknya tidak sabar saat dia menunggu pesawatnya berhenti.
Empat minggu lalu terasa seperti selamanya. Bahkan meskipun dia tidak menginnginkan apa-apa lebih dari membeli sepasang chili dog dari Varisity dan dengan 12 pack dari toko minuman keras, dia memiliki rencana-rencana makan malam yang penting dan bahkan rencana malam yang lebih besar.
Setelah medarat, dia berlari dari pintu masuk. Mengangkat kopernya secepat yang dia bisa. Melihat jam tangannya, dia mempunyai 45 menit untuk menuju ke tempat O'Malley. Dia sebenarnya ingin mempunyai waktu untuk bersiap-siap, tapi kemeja kusut dan celana berkerutnya-lah yang hanya dia miliki sekarang.
Ajaibnya, Taehyung masuk ke tempat O'Malley jam 6 kurang sedikit. Ketika Jenny melihatnya, wajahnya berseri. "Hey orang asing! Senang kau sudah kembali."
Taehyung tersenyum. "Terima kasih. Aku senang bisa pulang. Kau tidak bisa membayangkan betapa rindunya aku dengan lubang tua dia dinding. Kau benar-benar tidak bisa menemukan bir atau burger yang sama dengan yang di sini."
Jenny tertawa. "Jadi apakah aku perlu memesan tempat yang besar untuk para kru dan pesta Selamat Datang di rumahmu?"
"Um, tidak, sebenarnya, aku akan bertemu dengan seseorang."
"Seseorang atau seorang wanita?"
Dia terbatuk. "Seorang wanita."
Taehyung tidak bisa menahan rasa kagetnya saat senyum Jenny melebar. "Apakah si cantik berambut merah yang bersamamu sebelumnya?"
Mulut Taehyung melongo. "Tunggu, bagaimana kau mengira seperti itu?"
Jenny menyeringai. "Aku tahu ada sesuatu diantara kalian berdua saat kau datang - sesuatu yang berbeda dari wanita lain yang pernah aku lihat bersamamu."
"Tapi dulu bahkan kami belum berkencan." Taehyung menggelengkan kepalanya. "Kami bahkan tidak berkencan sekarang."
"Oh, ayolah." Jenny melambaikan tangannya mengabaikan Taehyung dan mengambil dua menu. Dia mengarahkan Taehyung ke area yang sama yang dia tempati bersama Jungkook sebelumnya. Kali ini Jenny memberi mereka tempat pojok belakang, meyakinkan mereka akan mendapat lebih banyak privasi. "Kalian terlihat seperti sepasang kekasih yang serasi," katanya sebelum pergi meninggalkan Taehyung melongo sekali lagi.
Respon Taehyung untuk pujian Jenny adalah hanya gerutu frustasi. Dia duduk di tempatnya dan mengeluarkan ponselnya. Setelah melewati beberapa email dan sms, dia mendongak dan melihat Jungkook masuk melewati pintu. Taehyung menarik nafas dan mencoba untuk menyetabilkan kecepatan detak jantungnya. Apa yang terjadi dengannya? Tidak pernah ada wanita yang mempunyai efek sebanyak ini padanya. Waktu yang berlalu sepertinya membuat Jungkook bahkan lebih cantik dari yang Taehyung ingat, tapi ada sesuatu yang berbeda tentangnya- sesuatu yang lebih lembut, lebih mudah terluka. Ini sangatlah merangsang.
Ketika Jenny mengatakan sesuatu pada Jungkook, dia berbinar dan menundukkan kepalanya. Tanpa berkedip, Taehyung melihat Jungkook mengikuti Jenny mengarah meja mereka. Gaunnya meluncur di pinggulnya, menonjolkan lekukan yang sudah Taehyung kenal. Rambut pirangnya yang panjang bergelombang, jatuh di sekitar pundaknya. Taehyung menggertakkan giginya saat dia melihat beberapa lelaki mengerling pada Jungkook saat Jungkook melewati mereka. Meskipun Taehyung tidak punya hak, dia ingin berteriak pada mereka jika Jungkook adalah miliknya.
Wajanya bersinar saat Jungkook melihat tatapan Taehyung. "Hey!"
Saat Taehyung keluar dari tempatnya, Jungkook berlari dan mengalungkan lengannya di leher Taehyung. Taehyung membuka mulut untuk mengatakan hallo, tapi bibir Jungkook bertemu dengan bibirnya. Saat Jungkook memperdalam ciumannya, Taehyung mencoba untuk menjaga sikapnya dengan mempererat lengannya di sekitar pinggang Jungkook. Sial, dia rindu rasa bibirnya, lidahnya, dan bentuk tubuh Jungkook melawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposition Series
Fiksi PenggemarThe Party *0.5 The Propositon *1 The Proposal *2 REMAKE VER.