Bab 17
Setelah mereka meninggalkan O'Malley's, Taehyung mengikutinya masuk rumah. Setelah Jungkook memarkir mobilnya di garasi, dia melompat keluar dari mobil lalu menemuinya di jalan masuk mobil. Taehyung menatap sekeliling halaman. "Dimana Beau?"
Jungkook tertawa. "Aku meletakkannya di kursi santai mewah miliknya di ruang bawah tanah sebelum aku menemuimu. Kau mau aku mengeluarkannya?"
Dia menggelengkan kepalanya saat mereka mulai berjalan "Tidak, aku bisa menemuinya nanti setelah aku memakanmu paling tidak sekali."
Jungkook berdecak. "Kasihan Beau. Tuannya selalu mementingkan kebutuhannya terlebih dahulu."
Taehyung tertawa. "Dia seorang pria, jadi dia akan sangat mengerti."
"Oh benarkah?"
"Kau seharusnya percaya jika ada jalang yang panas datang, dia tidak akan berpikir dua kali tentang penisnya dan pergi meninggalkanku."
"Apa aku seperti itu menurut mu? Seorang jalang yang panas?" Tanya Jungkook, pura-pura kesal.
"Tentu saja tidak...well, kau mungkin seperti itu sebelum aku membuatmu hamil."
Sambil menggelengkan kepala ke arahnya, ia membuka kunci pintu lalu menahannya terbuka untuk Taehyung. Setelah ia berbalik untuk menutup dan mengunci pintu kembali, Taehyung langsung menyergapnya. Merengkuh dari belakang, dia meraih tangan Jungkook dan menempelkannya di pintu kayu. Ia membenamkan wajah pada lehernya sebelum membungkus kan lengan nya pada pinggang nya dan menempelkan ereksi pada punggungnya. Ia menyeringai pada Jungkook, lalu mengerang, "Ya Tuhan, Kook, Aku sangat menginginkanmu hingga terasa menyakitkan."
Merasakan kebutuhan Taehyung terhadap dirinya membuat kehangatan membanjiri intinya. Dia merindukannya secara emosional, tapi rasa sakit yang muncul di antara kedua kakinya merupakan cara tubuhnya untuk menunjukkan betapa ia merindukannya secara fisik.
Salah satu tangannya meluncur dari pinggang ke atas dadanya untuk menangkup payudaranya. Ketika ia meremasnya kasar seperti yang biasa Jungkook sukai, dia merintih sakit, bukannya nikmat. Merespon reaksinya, Taehyung langsung menegang. Dia membalikkan tubuh Jungkook untuk menatapnya, alisnya berkerut khawatir. "Maafkan aku, Kook. Kau seharus nya menghentikanku ketika melakukan itu."
Jungkook menangkup wajah Taehyung di tangannya, menggosokkan ibu jari di sepanjang garis rahangnya. "Ini bukan salahmu. Aku seharusnya memperingatkanmu kalau payudaraku..."
Dia menggigit bibir berusaha membayangkan bagaimana caranya untuk menjelaskan hal ini. "Well, mereka sekarang menjadi lebih lembut karena kehamilan." Meskipun ia telah berusaha, wajahnya tetap memerah karena malu.
"Oh, aku mengerti." Jungkook memaksa dirinya untuk menatap Taehyung, ia terlihat sedang menatap bingung pada payudaranya.
Setelah Taehyung menggaruk dagu, Jungkook bertanya, "Apa?"
"Apakah di dalamnya sudah terdapat, seperti, air susu atau lainnya?"
Dia tertawa. "Tidak, tidak, bukan seperti itu."
Meskipun Taehyung tampak lega, ia tetap belum menyentuhnya. Perlahan-lahan, Jungkook meraih ujung kemeja lalu menariknya melalui kepala. Dia menahan tatapan Taehyung yang membara sambil meraih ke belakang punggung untuk melepas bra. Setelah membiarkannya tergeletak di lantai, ia meraih tangan Taehyung lalu membawa mereka ke dadanya. "Lakukan dengan lembut, oke?"
Jungkook menggerakkan tangan Taehyung pada payudaranya, memberi gambaran pola dan tekanan yang seharus nya. "Mmm, bagus," katanya.
Ketika jari-jari Taehyung memelintir dan menggoda putingnya hingga mengeras, ia melengkungkan alis, meminta persetujuan. "Bagus sekali," gumam Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposition Series
FanfictionThe Party *0.5 The Propositon *1 The Proposal *2 REMAKE VER.