Cinta itu butuh usaha.
-Althea Theodora-
**********
Sean merasa ada yang aneh dengan Thea sejak minggu lalu. Terutama sejak insiden gadis itu sempat menolak ajakannya untuk makan sepulang sekolah. Tapi kemudian hari-hari berikutnya gadis itu kembali normal dan kembali menerima ajakannya. Jadi Sean pikir, mungkin memang hari itu Thea sedang tidak mood saja. Karena tidak biasanya gadis itu menolak ajakan pergi makannya. Seorang Althea Theodora tidak pernah menolak ajakan untuk pergi makan.
Tapi kemudian hari Senin dia kembali menyaksikan adegan aneh. Semuanya berawal dari acara makan siangnya di kantin bersama sekutu lima jari seperti biasa. Hari itu spesial karena hari itu memang adalah hari valentine yang katanya banyak dimanfaatkan oleh perempuan. Dimanfaatkan untuk berbuat rusuh dan nekat. Karena itu juga hari ini kantin mendadak ramai dengan antrian gadis-gadis yang ingin memberikan cokelat ke meja mereka.
"Wah, makasih ya!" seru Klein berulang-ulang. Diiringi dengan pertanyaan, "Lo dari kelas berapa? Namanya siapa?"
Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh Robin dan Ian pada antrian gadis-gadis itu.
Sean mendengus, mengingat ritual aneh ini juga terjadi tahun lalu. Tentu saja tumpukan terbanyak ada di depan meja Klein. Laki-laki itu bahkan tak sungkan tersenyum pada gadis yang memberinya lebih dari dua kotak cokelat sekaligus. Sementara Sean memikirkan nasib gigi Klein di rumah. Mungkin dia harus mengontrol giginya seminggu setelah hari ini. Takutnya giginya sudah keropos di usia muda.
Sean juga mendapat beberapa cokelat dari kebanyakan gadis yang bahkan tidak dia kenal. Dia diminta untuk menerimanya saja dari empat anak grupnya. Karena katanya, itu tidak akan membuat gadis-gadis itu sakit hati. Intinya, mereka hanya ingin merasa dihargai karena sudah memberi cokelat. Sean mendesah berat ketika melihat beberapa bungkus cokelat yang dia dapat di depan mejanya. Matanya sesekali melirik ke arah pintu kantin, seperti menunggu sesuatu yang tidak kunjung muncul.
Ya, dia berharap Thea juga akan datang untuk memberinya cokelat.
Sean bahkan rela jika Thea hanya memberinya cokelat koin atau cokelat batangan isi kacang. Salahkah dia jika berharap mendapat cokelat dari gadis itu? Tapi sepertinya dia tidak perlu berharap terlalu tinggi. Karena Thea tidak terlihat antusias sama sekali di hari valentine, bahkan tadi pagi gadis itu hanya bersikap seperti biasa. Padahal Sean sudah berharap gadis itu akan memberikannya cokelat tadi pagi. Tapi gadis itu tidak memberinya apa-apa. Nihil.
Mungkin perasaannya pada Sean memang tidak sebesar itu.
Sean mungkin harus lebih perhatian dan bersabar lagi dalam mendekati gadis itu.
Sean menghela napas sambil memperhatikan antrian yang tidak kunjung surut itu. Ben di sebelahnya sepertinya sudah pegal tersenyum ala pasta giginya itu. Setelah ini, laki-laki itu pasti akan mengoceh rahangnya terasa pegal. Mata Sean berkedip pelan ketika menangkap sosok yang dia tunggu sejak tadi mendadak ada di depan kantin. Gadis itu bahkan menatap ke arah mejanya sambil berdiri dengan ragu di depan kantin bersama dengan Risa.
Bibir Sean tersenyum tanpa sadar ketika melihat gadis itu memegang sesuatu di tangannya. Bolehkah dia berharap? Harapannya itu segera buyar ketika melihat dia berbalik bersama Risa. Pergi dari kantin begitu saja. Sean tersentak dan langsung melompat turun dari kursinya karena penasaran. Kenapa dia kembali? Apa mungkin karena suasana kantin terlalu ramai? Apa dia takut malu menyerahkan cokelat itu di depan banyak orang?
Sean mengikuti langkah gadis itu sambil tersenyum. Sepertinya dia ingin naik ke kelasnya. Wajah Sean berubah kaku ketika dia melihat Thea berhenti. Gadis itu berhenti bergerak dan Sean melihat seorang laki-laki berjalan ke depan gadis itu. Dan dari jarak itu, Sean bisa mendengar semua percakapan mereka. Jawaban ketus Thea dan ucapan lembut Theo. Semuanya bisa dia dengar.
![](https://img.wattpad.com/cover/168590028-288-k541049.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean (FIN)
Teen Fiction#1 dalam kategori #ceritaremaja (25/12/2018) (Cerita Pertama dari Sekutu "Lima Jari") Sean Rawindra adalah laki-laki berdarah dingin. Jika diibaratkan jari, maka dia adalah jari telunjuk. Suka memerintah dan selalu bergerak duluan. Meskipun dia tid...