Chapter 8 : Gosip

839 102 2
                                    

Cowok tuh begitu, cewek kejar, dia melipir. 

Tapi begitu lo nyerah, dia malah ngegas.

-Althea Theodora-

**********

"Thea,"

"Hmm?"

"Akhir minggu ini lo ada acara?"

Thea mengerjapkan matanya sebelum memasang helm di kepalanya. Mereka baru saja selesai rapat dan seperti biasa, Thea dan Sean pulang bersama. Mereka bahkan sudah berada di parkiran dan sekarang Thea sedang bersiap untuk memakai helmnya. Tapi kemudian pertanyaan itu membuat Thea berdiri di tempatnya, mematung. Karena dia mengetahui maksud dari pertanyaan itu, terutama jika diajukan oleh laki-laki. Kepalanya berusaha meyakinkan dirinya kalau dia tidak salah dengar tadi.

Karena itu Thea mendongak, menatap Sean yang belum memakai helm tapi masih menatapnya. Sepertinya laki-laki itu benar-benar menanyakan hal itu tadi. Wajahnya seperti menunggu kata-kata apa yang akan keluar dari mulut Thea berikutnya. Mendadak jantung Thea berulah lagi. Mungkin dia bertanya karena Sean ingin ditemani Thea untuk hunting foto atau semacamnya. Benar. Thea harus berpikir positif. Tidak mungkin Sean si beruang kutub ini mengajaknya kencan di akhir minggu.

Thea harus menghadapinya dengan tenang.

"Harusnya engga sih," balas Thea kemudian memakai helmnya. "Kenapa?"

"Ada film bagus, mau temenin gue nonton?"

Tubuh Thea membeku. Apa Sean benar-benar waras hari ini? Gadis itu menoleh ke arah Sean. "Boleh sih," Thea tersenyum kikuk. Dia menatap Sean penasaran. "Kenapa lo ga ajak temen-temen lo?"

"Ajak siapa?" Sean terdiam sebentar. "Klein, Ian dan Robin udah pasti nonton sama cewek. Ben? Dia lagi persiapan belajar buat ujian katanya, ga bisa diajak nonton."

Thea mengernyit. "Bukannya ujian tengah semester masih bulan depan?"

"Ben memang selalu belajar duluan."

"Kok aneh?"

"Biasa, namanya juga anak pinter."

Thea mengangguk pelan. "Yauda, gue temenin."

"Thanks."

Thea tersenyum tipis. "Tapi pastiin lo beli tiket di posisi yang bagus ya."

"Siap," Sean tersenyum kecil. Thea menelan ludah melihat senyum itu. Tidak, dia masih belum terbiasa diberi senyum oleh Sean, jika itu yang ingin kalian tanyakan. Senyuman kecil dari Sean masih membuat jantung Thea berdebar tidak stabil. Terlebih lagi sekarang kepalanya memikirkan kenapa Sean tiba-tiba mengajaknya pergi nonton berdua. Sean malah membuat niat Thea untuk menjauhinya semakin susah.

Padahal dia sudah berusaha sebisa mungkin menjauhi Sean karena masalah yang laki-laki itu ceritakan padanya. Bagaimana pun dia tidak mau membuat Sean berpikir kalau Thea menyukainya. Meskipun gadis itu sendiri mulai ragu kalau hal itu mungkin benar. Bagaimana kalau itu memang benar? Mungkin Thea memang memiliki perasaan pada Sean, karena itu dia merasa takut dan lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Sean.

Tapi laki-laki ini mempersulit niatnya. Entah kenapa Sean malah menariknya mendekat. Dimulai dengan cara laki-laki itu berbicara, beberapa hari yang lalu dia mengajak Thea makan di kedai es krim dan sekarang dia mengajak Thea pergi nonton bioskop berdua. Tidak, tidak. Thea tidak boleh salah paham. Mungkin Sean memang butuh teman untuk menemaninya belakangan ini. Bukan berarti laki-laki itu mengajaknya karena dia punya perasaan khusus untuk Thea.

Sean (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang