Chapter 14 : Masa Lalu

709 92 5
                                    

Kenapa harus bahas masa lalu?

Yang penting kan masa sekarang.

-Sean Rawindra-

**********

"Oke, jadi ini susunan acaranya."

Thea membagikan selebaran berisi rundown acara festival sekolah mereka dua bulan lagi. Tidak terasa rapat ini sudah satu bulan berjalan. Mereka juga sudah melakukan persiapan dengan matang. Tim sponsor juga sukses mendapat banyak sponsor untuk acara mereka. Karena festival sekolah SMA Suci selalu meriah dan ramai dikunjungi sekolah lain. Mereka tidak ingin membuat nama baik sekolah mereka turun tahun ini.

"Union akan tampil di awal dan akhir acara," Mara mulai menjelaskan. Suara bisik-bisik mulai terdengar di ruangan rapat itu.

Karena di festival tahun lalu, Union tampil dengan vokalis lama mereka.

Rumor soal Naye yang resmi menjadi vokalis baru band Union langsung tersebar di seluruh sekolah. Thea bahkan menggigit bibir ketika melihat ada video yang tersebar sehubungan dengan penampilan Naye di ruang audisi kemarin. Video itu langsung tersebar dengan viral. Terutama karena nama Nayely Lavanya memang sempat tenar di dunia maya. Thea sempat membicarakan ini dengan Sean kemarin.

Penyebab kedua kenapa video itu viral adalah karena Robin mau memainkan gitarnya sebagai pengiring Naye. Thea jadi agak khawatir dengan Naye karena kedua hal itu bisa membuatnya cukup mendapat perhatian di sekolah. Terutama karena Naye juga terlihat seperti anak baik-baik yang tidak suka keributan.

"Tenang aja," Sean tersenyum kecil. "Ada Robin."

Thea mengernyit. Dia tidak yakin dengan reputasi Robin di sekolah, laki-laki itu bisa menyelamatkan Naye dari masalah ini. Tapi karena Sean sudah berkata begitu, Thea mau tidak mau harus percaya. Mara berdeham, membuat suasana ramai kelas kembali hening.

"Lanjut ke acara berikutnya," Mara memulai. "Akan ada bintang tamu yang kita undang, mereka akan tampil sebelum Union, di akhir acara. Acara awal dimulai dari sambutan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Berikutnya sambutan dari Reyhan selaku ketua acara. Kemudian dilanjutkan acara dance dari tim Cloud sekolah kita. Lalu.."

"Ternyata Cloud tampil juga," gumam Thea di samping Sean. "Aku dengar mereka sempat tidak ikut acara selama setengah tahun. Katanya kondisi ketua tim mereka tidak memungkinkan untuk tampil dan mereka tidak mau tampil tanpa ketua mereka. Aku sempat khawatir karena aku sangat suka dengan Vivian," Thea menoleh ke arah Sean ketika tidak merasakan laki-laki itu bereaksi. "Sean?"

Laki-laki itu menatap selebaran kertas rundown itu dengan wajah kaku. Thea menggoyangkan lengan Sean pelan, membuat laki-laki itu mengerjap dan menoleh pada Thea. "Kenapa?" tanyanya sambil berdeham.

"Kamu kenapa?" Thea mengernyit. "Mukanya pucat."

Sean menggeleng pelan. "Gapapa."

"Tadi aku bicara soal Cloud," Thea tersenyum kecil. "Aku dengar Vivian sudah bisa tampil lagi. Dia anak jurusanmu 'kan?"

Sean mengangguk. "Anak kelas XI IPA 1."

"Kamu kenal?"

"Kenal."

"Aku juga kenal," Thea tersenyum lebar. "Dia anaknya baik banget. Cantik dan imut. Ga bawel, kalem dan pinter banget dance-nya. Aku kagum banget sama dia."

"Iya," jawab Sean singkat kemudian menambahkan. "Ga kayak kamu."

"Ih," Thea mencubit lengan Sean sebal. Laki-laki itu meringis kemudian tersenyum geli.

Sean (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang