Chapter 18 : Lollipop

651 79 4
                                    

Kita butuh aksi untuk menciptakan reaksi.

-Sean Rawindra-

**********

Beberapa hari ini Thea merasa ada yang aneh.

Bukan dengan dirinya. Berat badannya tidak bertambah kok. Dia masih cukup berolahraga dan ikut latihan cheers dengan rutin. Makanya, meskipun jadwal makannya sepulang sekolah dengan Sean masih sering berjalan, beratnya tetap tidak bertambah. Wajahnya juga tidak berjerawat karena dia semakin sering merawatnya. Sejak berpacaran dengan Sean dia jadi semakin sering maskeran. Eh, tapi bukan itu inti dari keanehan ini.

Intinya, ini tidak berkaitan dengan fisik Thea.

Tapi ini berhubungan dengan kebiasaannya di sekolah.

Thea sampai di sekolah seperti biasanya. Dia dan Sean berpisah di depan gedung seperti biasa. Dia berjalan masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya seperti biasa. Kesehariannya tidak ada yang berubah. Tangan Thea kemudian meraba bagian laci bawah meja. Thea mengernyit ketika menemukan sebuah permen di bawah laci mejanya. Permen lollipop rasa stroberi. Ada pita warna pink yang melingkar di bawah permennya. Di pita itu terikat sebuah kertas dengan tulisan singkat "Happy Wednesday, love".

Baiklah. Ini mulai terasa aneh.

Siapa manusia kurang kerjaan yang melakukan ini?

Sejak hari Senin kemarin, Thea mendapatkan permen yang sama dengan ucapan yang sama sesuai harinya. Tadinya Thea pikir ini hanya keisengan saja. Tapi lama-lama rasanya aneh dan mencurigakan. Thea menatap ke seluruh ruangan kelas itu untuk menerka siapa yang meninggalkan permen itu di bawah lacinya. Dia tidak bisa menebak siapa yang memberikan permen itu padanya. Mungkinkah ini artinya Thea punya secret admirer?

Tapi siapa yang berani mengiriminya hal seperti ini ketika mereka tahu kalau Thea sudah punya pacar?

Thea yakin hampir satu sekolah SMA Suci yang mengenal nama Thea sudah tahu kalau gadis itu sudah tidak available lagi. Mereka juga sering pergi dan pulang sekolah bersama. Itu tidak luput dari perhatian siswa-siswi SMA Suci. Jadi rasanya mustahil ada orang yang tidak mengetahui Thea sudah berpacaran sekarang. Lalu kenapa masih ada orang yang berani mengiriminya permen secara misterius begini?

Sebenarnya Thea tidak jarang mendapatkan hal seperti ini dulu. Misalnya, cokelat dan bunga.

Tapi sejak dia jadian dengan Sean, dia sudah tidak pernah mendapatkan hal-hal seperti ini lagi.

Mungkin semuanya sudah memilih mundur melihat kedekatan Sean dan Thea yang menurut gadis itu cukup serius. Bagaimana tidak, mereka menempel kemana-mana berdua. Bahkan mereka menyempatkan diri untuk makan berdua di kantin. Itu semakin memperjelas seberapa seriusnya hubungan Thea dan Sean di mata siswa lain. Thea bahkan sampai bertanya pada Risa karena biasanya gadis itu punya segudang gosip yang bisa dia bagikan.

"Hah?" Risa mengerjap kaget ketika Thea selesai menceritakan masalah permen dan notes itu. "Siapa orang gila yang berani make a move ke lo sih?"

"Ya mana gue tau, kalo gue tau masa nanya ke lo," Thea mendengus.

"Tapi berani juga ya," Risa menyipitkan matanya. "Apa dia ga takut sama Sean ya? Dia kan sekarang udah terkenal di sekolah. Udah pada tahu kalau pacar Althea Theodora itu kemarin baru aja menang taekwondo di sekolah sebelah di pertandingan pertama. Apa dia ga takut babak belur dengan Sean?"

Thea mengangguk pelan. "Jadi menurut lo, yang kasih ini pasti yang ga takut sama Sean 'kan?"

"Tepat," Risa mengangguk mengerti. "Mungkin dia jago berantem atau semacamnya."

Sean (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang