Pintu kamar ruang rawat Irene perlahan terbuka. Menampilkan dua orang paruh baya yang ia tahu adalah orang tuanya. Irene hanya tersenyum bisa melihat kedua orang tua kembali. Irene takut jika kemarin adalah hari terakhir ia bertemu dengan orang tuanya.
"Sayang." panggil Ny Bae dengan suara bergetar. Air matanya tak berhenti turun kali ini. Rasa senang sekaligus rasa sesak menyelimuti hatinya.
Irene hanya tersenyum tipis melihat kedua orang tuanya mengeluarkan air mata kebahagiaan. Irene ingin menyapa kedua orang tuanya itu, tapi rasa nyeri dan sakit menjalar di rahangnya.
"Tidak. Jangan bicara dulu ya." ucap Ny Oh sambil mengelus surai milik putrinya itu. Dan Irene seolah bertanya kenapa?
"Irene sayang, ka-"
"Kecelakaan itu berhasil membuat rahangmu retak sayang, jadi untuk saat ini jangan bicara dulu oke?" ucap Tn Bae memotong pembicaraan istrinya. Tn Bae tidak ingin jika anaknya harus hidup dengan kebohongan.
Bagai disambar petir, tubuh Irene seketika langsung lemas. Air matanya turun, raut wajahnya seolah meminta penjelasan atas semua yang menimpanya. Tapi perlahan Irene sadar jika ia tidak boleh lemah hanya dengan semua cobaan ini. Perlahan ia memberi isyarat aku butuh buku.
Ny Bae dengan sigap langsung mencarikan buku di laci meja di sebelah Irene.
"Ini tulis kan apa yang ingin kamu tanyakan. Jika perlu tanyakan semua yang ada dibenakmu sayang."
Dengan lemah Irene menggenggam sebuah bolpoin dan satu buku. Tangannya begitu lemas dengan hanya memegang bolpoin tersebut. Tapi ia berusaha menuliskan pertanyaan
Apakah Sehun baik-baik saja?
Ny Bae membeku membaca apa yang ditulis anaknya. Apa yang akan ia katakan. Ny Bae melirik suaminya memberi isyarat agar menjelaskan semua tentang kejadian satu tahun yang lalu.
"Sehun baik-baik saja sayang, kamu tidak perlu khawatir."
Irene yang mendengar penuturan tersebut tersenyum samar. Kemudian ia mencoba menuliskan sebuah pertanyaan lagi.
Berapa hari aku dirawat disini? Apakah Sehun sering menjengukku?
Kali ini pertanyaan Irene benar-benar membuat kedua orang tuanya bingung. Disini lain takut jika putrinya terluka dan disisi lain takut jika akan marah padanya. Irene terus menerus memandangi kedua orang tuanya dengan tatapan memohon.
"Jadi begini, apapun yang terjadi kamu tidak boleh sedih oke? Berjanjilah kepada papa." ucap Tn Bae sambil mengangkat jari kelingking nya. Irene segera meraih jari itu dan melingkarkan jari nya juga.
"Kamu sekarang tidak di Korea lagi. Sekarang kamu ada USA, papa yang membawa kamu ke sini. Papa ingin kamu cepet pulih. Kamu tau perihal berapa lama kamu tidur? Satu tahun, ya satu tahun lebih kamu koma Irene."
'Jadi aku koma selama satu tahun dan meninggalakan Sehun sendirian?' batin Irene.
Dengan tangan yang bergetar Irene mencoba menuliskan sebuah pertanyaan lagi.
Jadi Sehun jauh dariku? Aku ingin pulang sekarang! Aku merindukan Sehun!
Tenggorokan Tn Bae terasa tercekat. Apapun keinginan putrinya untuk kembali ke Korea tidak akan pernah ia kabulkan sebelum keadaanya benar-benar pulih dan rahangnya kembali pulih.
"Ya, kita akan kembali ke Korea setelah kamu menjalani operasi rahang dan terapi oke?"
Sehun, aku rindu. Maafkan aku jika pergiku membuatmu tersiksa dengan rindumu. Rindu ini akan segera terobati setelah semuanya kembali berjalan normal. -Irene
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]• H I L A N G •
Fanfic[ S E L E S A I ] Book 2 - Hilang Setelah lama perpisah jauh denganmu aku sering membayangkan suatu saat nanti aku bisa memilikimu seutuhnya. Suatu hari kelak. Aku akan mencintai satu hati. Hati yang kusebut sebagai cinta sejati. Entah kapan waktu...