Hilang:10

764 113 1
                                    

Irene. Gadis itu duduk menyandar pada kepala ranjang rumah sakit. Pandangannya kosong. Bohong jika ia tidak sedih mendengar jika dirinya tak bisa bicara lagi walau hanya sementara. Irene sangat pandai menyembunyikan kesedihannya di depan orang tuanya.

Ekspresi wajahnya terlihat tenang tapi menghanyutkan. Siapa saja yang melihat wajah datar Irene akan bergidik ngeri dan siapa saja yang melihat senyum manis Irene akan jatuh hati kepadanya. Tapi dibalik semua itu, raganya rapuh hatinya hancur.

Ia merasa bersalah sudah meninggalakan Sehun hidup tanpanya di negri kelahirannya. Ia merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Sehun yang sempurna itu. Ia membenci takdirnya, kenapa ia harus mengalami semua cobaan yang berat ini.

Irene hanya bisa menangis dalam diam. Tapi ia dengan cepat menghapus air matanya karena pintu kamarnya terbuka menampilkan seorang perawat yang biasa merawatnya.

"Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?" sapanya.

Panggil saja Jennifer. Ia murah senyum dia yang selalu menghiburnya dikala bosan. Ia juga yang memberinya makan. Kalian tahu jika makan adalah hal yang paling dibenci Irene? Keadaannya yang tidak normal membuatnya harus makan menggunakan selang lewat hidung. Dan itu sangat sakit, tapi harus bagaimana lagi? Ini adalah jalan satu satunya.

"Waktunya noona makan." ucapnya. Irene hanya mengulas senyum.

"Setelah makan noona akan terapi berjalan, karena sebentar lagi noona akan menjalani operasi rahang." ucap Jennifer.

"Noona tidak perlu sedih jika anda tidak bisa bicara, karena ini hanya sementara. Noona cantik jika tersenyum, jangan menangis oke?" ucapnya lagi.

Perlahan dengan tangan yang begitu lemas Irene menuliskan sesuatu di sebuah sobekan kertas dan memberikannya kepada Jennifer.

Terima kasih:)

[✔]• H I L A N G •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang