Hilang:29

722 94 3
                                    

Matahari menampakkan wujudnya. Sinarnya masuk di sela-sela jendela dan membuat sang empu mengerang pelan. Dua sejoli itu tampak menggeliat pelan dan Irene semakin menelusup ke leher jenjang Sehun. Posisi mereka benar-benar membuat semua iri kepada sepasang kekasih tersebut.

Sehun yang bertelanjang dada memeluk Irene dengan kepala menunduk seperti mencium puncak kepala Irene. Mungkin semalam Sehun tak henti-hentinya mencium puncak kepala Irene. Tak lupa kaki Sehun yang menindih kaki Irene.

Posisi Irene menghadap Sehun dengan bantalan tangan kekar Sehun. Wajahnya ia telusupkan ke leher jenjang Sehun karena mungkin ia nyaman di posisi itu.

Perlahan Irene menggeliat pelan dan menggesekkan hidungnya pada leher Sehun dan membuat Sehun terbangun. Sehun mulai menetralkan cahaya yang masuk lalu ia menepuk dahinya sendiri. Ia teringat bahwa ia tidur di kamar Irene.

Ia melihat Irene masih tertidur pulas dan menurut Sehun, Irene akan tetap cantik walaupun tidur sekalipun. Melihat bagaimana indahnya melihat pemandangan di pagi hari sebuah senyuman tipis menghiasi wajah tampan Sehun.

Sehun mengecup kening Irene lalu turun kearah pipinya dan berakhir pada leher Irene yang sudah terdapat sekitar tiga tanda merah ke ungu ungu an dan Sehun menambahnya lagi.

"Ngghh." Irene mulai terusik dengan kegiatan Sehun dan kemudian Irene membuka matanya dan mendapati Sehun tengah menatapnya lekat.

"Selamat pagi." ucap Sehun sambil mengusap rambut Irene.

"Aku masih mengantuk." ucap Irene dengan suara serak khas bangun tidur.

"Aku akan pergi ke kantor."

"Tidak boleh!" Irene menarik Sehun dan membawanya kembali tidur bersama.

"Kenapa? Apa semalam tidak cukup."

"Nanti wanita itu datang lagi."

"Tidak akan sayang."

"Tidak boleh pokoknya tidak boleh!" ucap Irene sambil mengecurutkan bibirnya dan itu membuat Sehun mempunyai kesempatan untuk mengecupnya.

"Baiklah, apa pun ku lakukan untuk mu sayang." ucap Sehun kembali mengecup bibir Irene.

"Aku masih ada banyak pertanyaan yang akan ku tanyakan padamu."

"Katakan, ingin tanya apa hmm?"

"Kenapa kau bisa masuk kedalam kamar ku?"

"Aku kesini untuk bertemu denganmu dan ibumu mengatakan untuk menemui mu di kamar mu jadi aku diberi kunci cadangan olehnya."

"Ibumu bilang dia menyusul ayahmu di Jepang semalam. Aku pikir ia terburu-buru dan tak sempat untuk memberitahumu jadi ibumu menitipkan mu padaku."

"Selalu saja begitu." ucap Irene dengan mimik wajah kesal.

"Tidak apa-apa, aku akan menemanimu hari ini."

Kemudian Irene melirik kearah Sehun yang tak memakai baju dan hanya tersisa celana panjang yang dipakai semalam, uhhh sungguh sangat menggoda. Tapi tunggu, ada sesuatu yang ingin Irene tanyakan kali ini.

"Semalam, kenapa dengan dirimu?"

"Memangnya kenapa diriku sayang?"

"Rambut berantakan, bajumu dan wajahmu sungguh kucel dan kau masih bilang kenapa?" tanpa sadar Sehun langsung mengusap rambutnya ke belakang.

"Kau benar-benar tak tahu aku kenapa? Aku tak bisa fokus saat bekerja, pikiranku dipenuhi dengan namu mu Bae Irene Bae Irene Bae Irene dan terus saja begitu dan aku bahkan seperti orang gila." Irene yang mendengar pernyataan Sehun tercengang seketika.

"A-aku takut kehilangan mu sayang." ucap Sehun lagi sambil menatap lembut iris mata Irene.

Irene tersenyum tipis dan memeluk Sehun. Ia bersyukur telah dipertemukan dengan seorang bak malaikat ini. Ia juga tak membayangkan jika kisah cintanya bisa bertahan sampai saat ini.

"Aku mencintaimu Irene, jangan pernah ragu dengan cintaku sayang, cintaku ditujukan kepadamu bukan yang lain. Kau harus mempercayaiku karena kunci dari sebuah hubungan adalah saling percaya."

Kemudian Irene beranjak menuju kepangkuan Sehun dan mengalungkan tangannya ke leher Sehun. Dengan sigap Sehun memeluk pinggang ramping Irene dan menariknya agar lebih dekat dengannya.

"Aku percaya Oh Sehun." bisik Irene pada telinga Sehun lalu mengecup lembut leher jenjang Sehun.

"Nakal."

"Kau harus dihukum." ucap Sehun lagi sambil mendorong Irene berbaring telentang dibawahnya.

Secepat kilat Sehun melumat bibir cherry Irene, lidahnya mulai menerobos masuk kedalam mulut Irene dan membelit lidah bibir Irene, mengulum bibir bawah Irene sebentar dan Sehun melepaskan ciuman panas mereka.

Sehun beralih ke leher jenjang Irene yang sudah di penuhi kissmark dan tentu saja ia yang membuat itu dan sekarang ia membuat lagi.

"Ahh Sehun." erang Irene saat Sehun mejilat serta menggigit lehernya dengan sensual.

Sehun merasakan sakit pada bagian bawahnya, tangannya ingin sekali meremas dua benda kenyal itu tapi Sehun tahu batas. Dan akhirnya ia melampiaskannya pada perut dan juga pinggul ramping Irene.

Ia menarik tangan Irene dan menguncinya di atas kepala Irene. Dengan nafas yang terengah-engah Sehun menatap betapa cantiknya Irene kali ini dan itu berhasil membuat Sehun ingin segera menikahi Irene.

Rambut Irene yang berantakan, bibirnya yang membengkak akibat ulah Sehun dan juga bekas gigitan Sehun di leher Irene. Dan jangan lupakan tanktop tipis yang membuat bra hitam menggoda terpampang jelas di hadapannya.

Sehun masih normal, ia sebagai laki-laki jika di suguhi pemandangan seperti ini akan segera menerkam Irene tapi tugasnya menjaga bukan merusak karena hal seperti itu akan ia lakukan setelah Irene resmi menjadi istrinya dan ini hanyalah permulaan saja.

"Kau sangat mesum."

"Itu juga karena mu sayang." ucap Sehun sambil menggesekkan hidungnya pada ujung hidung Irene.

"Aku mencintaimu, jangan berpaling dariku ya."

"Kau masih ragu dengan cintaku?"

"Tidak be-

"Walaupun aku berkeliling dunia pun aku tak akan bisa menemukan wanita seperti dirimu dan jika aku disuguhi wanita cantik dan sexy pun aku akan tetap memilihmu."

"Percayalah padaku Bae."

"Aku percaya Sehun aku percaya."

"Tatap mataku Irene, kau mengatakannya tanpa menatapku." ucap Sehun sambil mengucurutkan bibirnya dan Irene dibuat gemas melihatnya.

Kemudian Irene menyunggingkan senyumannya dan beralih menatap Sehun yang berada tepat di atasnya.

"Tuan Oh yang sangat tampan, aku percaya denganmu dan aku benar-benar mencintaimu. Jadi... jangan cari wanita lain selain aku." ucap Irene dengan cepat pada kalimat terakhirnya.

"Ohh ya ampun."

[✔]• H I L A N G •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang