"Sehunnie."
Panggil seorang gadis berdiri di sana, di tengah keramaian kantor Sehun. Dress selutut berwarna biru membuat seluruh mata memandangnya. Rambutnya yang bergelombang menambah kesan anggun penggunanya. Mata gadis itu berbinar melihat sosok pria masa depannya itu.
Sehun yang merasa namanya terpanggil menoleh ke sumber suara. Ia sedang berbincang bincang dengan salah satu klien. Kertas yang di pegangnya jatuh berhamburan saat melihat siapa yang memanggilnya. Tangannya bergetar hebat. Matanya seketika menjadi merah dan mengeluarkan sedikit air.
Sehun berlari menghampiri gadis itu. Sehun masih belum percaya jika gadis di depannya ini adalah seorang yang dulu telah membuatnya jatuh Cinta pada pandangan pertama. Perlahan dengan mata yang membulat sempurna, tangan Sehun mengelus rambut gadis itu. Parfum gadis itu tercium di pancaindera Sehun. Masih tetap sama seperti dulu.
"Irene. Bae Irene." sudah cukup Sehun tidak bisa menahannya lagi. Detik itu juga Sehun menarik Irene kedalam pelukannya. Memeluknya erat sampai Irene tidak bisa bernapas. Air mata Sehun keluar seiring mereka berpelukan.
"Aku merindukanmu Sehun." ucap Irene dengan suara bergetar. Sehun melepaskan pelukannya dan menatap lekat mata Irene. Tangannya bergerak menangkup kedua pipi yang dulu selalu di kecupnya.
"A-aku tidak bisa berkata apa. A-aku juga merindukanmu Irene. Rasanya ingin mati tidak bertemu denganmu selama satu tahun ini. Kau tau aku tersiksa dengan rindu ini. Tapi sekarang tidak lagi karena kau sudah berada di depanku. Katakan padaku jika ini bukan mimpi atau ilusi. Katakan padaku Irene!"
Tangisan Irene semakin menjadi. Rasa bersalah menyelimuti dirinya. Se-istimewa itukah dia di mata Sehun hingga Sehun benar-benar merindukannya? Tentu saja.
Cup.
Bibir mereka bersatu. Irene menyatukan bibirnya dengan bibir yang selama ini ia rindukan. Ia mengalungkan tangannya di leher Sehun dan Sehun semakin mempererat persatuan mereka. Tangan Sehun bergerak mengelus punggung mungil Irene.
Mereka saling menyalurkan rasa rindu yang telah di pendam dalam satu tahun ini. Mereka tidak peduli dengan keadaan sekitar, dengan tatapan pegawai Sehun yang terkejut. Sekarang Sehun percaya bahwa ini bukan mimpi, ini nyata!
"Katakan kenapa kau tidak mengabariku jika kau sudah kembali ke Seoul!" Irene tersenyum, hatinya berdesir melihat kekasihnya yang manja ini merajuk padanya.
"Kejutan. Jika kau tahu nanti tidak spesial lagi." ucap Irene sambil mengalungkan tangannya di leher Sehun. Sehun membalasnya dengan memeluk mesra pinggang Irene.
"Dan kau berhasil membuatku terkejut. Kau tau saat aku mendengar bahwa kau koma dan papa mu membawamu ke USA?! Aku tersiksa Irene. Rasa bersalahku selalu menghantuiku. Jika saj-
"Ssttt tidak perlu diteruskan, yang terpenting aku sudah kembali dengan selamat. Mari, habiskan hari bahagia ini bersama."
Hidup ini tidak seperti novel, yang kita bisa mengulang halaman pertama kapanpun kita mau. Dalam kehidupan nyata, saat sebuah kisah tidak lagi asyik, mulai menyakitkan, kita tidak bisa mengulanginya dari halaman pertama lagi. Tapi tidak mengapa, karena kita selalu bisa membuat bab baru, halaman baru. Selalu bisa.
-Hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]• H I L A N G •
Fanfiction[ S E L E S A I ] Book 2 - Hilang Setelah lama perpisah jauh denganmu aku sering membayangkan suatu saat nanti aku bisa memilikimu seutuhnya. Suatu hari kelak. Aku akan mencintai satu hati. Hati yang kusebut sebagai cinta sejati. Entah kapan waktu...