Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Tapi Irene berniat keluar malam hanya sekedar jalan-jalan dan tentunya ia butuh camilan. Ia bisa saja menyuruh pelayannya untuk membelikannya tapi ia akhir-akhir ini jarang keluar sendirian jadi ia berniat untuk keluar sendirian.
Diluar sangat dingin tapi Irene hanya memakai sweater hoodie dan celana pendek. Ia memakai topi hitam dengan sepasang headset di kedua telinganya.
"Irene. Kamu akan pergi?" tanya mama nya yang menggunakan baju tidur sambil membawa segelas air di tangannya.
"Keluar sebentar." ucap Irene.
"Dengan Sehun?" Irene menggeleng.
"Sendiri? Oh ini sudah malam sayang, tidak baik perempuan keluar malam malam begini, apalagi kamu sendiri."
"Hanya sebentar ma, ke supermarket beli camilan."
"Biar bibi Kim saja yang belikan oke?"
"Tidak perlu ma, Irene juga butuh udara segar."
"Baiklah. Hati-hati, cepat pulang oke?" Irene tersenyum tipis dan mengangguk kembali.
Irene membuka pintu gerbang rumahnya dan sesekali ia menengok ke kanan dan kiri. Lalu kakinya mulai menelusuri trotoar sembari mulutnya menggumamkan lagu yang sedang di dengarnya.
Matanya menyapu sepanjang jalan menuju supermarket yang lumayan dekat dengan rumahnya. Jalanan sepi, hanya sedikit kendaraan yang lewat. Angin malam bertiup sepoi yang membuat Irene menggosokkan telapak tangannya.
Karena jarak supermarket dengan rumahnya lumayan dekat, jadi sekarang ia sudah sampai di supermarket tersebut. Ia segera memilih camilan serta minuman yang ia butuhkan. Setelah mengambil beberapa camilan dan minuman ia segera menuju kasir.
"Semuanya sepuluh ribu won." ucap penjaga kasir tersebut.
Lalu Irene segera membayarnya. Tapi ketika ia hendak mengambil barang-barang nya yang sudah dibeli tiba-tiba penjaga kasir nya menyodorkan sebuah cup coffee.
"Ini untuk noona."
Irene mengernyitkan dahinya ketika petugas kasir tersebut memberinya satu buah cup coffee. Sejak kapan ia memesan satu cup coffee? Padahal ia tidak memesannya.
"Maaf tapi saya tidak memesannya."
"Seorang pria memesannya untuk anda. Ini terima saja. Terima kasih telah berkunjung."
Jadi Irene keluar sambil membawa satu cup coffee di tangannya. Tapi ia melihat sebuah stick note di tubuh cup coffee tersebut. Stick note tersebut berisi tulisan
Bagus ya, malam malam seperti ini keluar sendiri dengan memakai celana yang kurang bahan seperti itu.
Halte depan supermarket.
-Osh
Seketika mata Irene membulat sempurna. Sejak kapan pria itu menguntitnya? Dan bagaimana dia tahu jika ia sedang keluar? Ah laki-laki itu benar-benar. Tidak bisakah dia tidak menguntit Irene sehari saja.
Dengan wajah yang khawatir karena takut jika Sehun akan memarahinyake Irene segera berlari ke halte depan supermarket. Bukan tepat depannya hanya agak menyamping sedikit dari depan supermarket.
Dan benar, seorang laki-laki jakung berdiri di halte tersebut sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Irene menelan ludah kasar saat Sehun menatapnya dengan mata elangnya. Irene menarik nafas panjang lalu menyebrang jalan menuju tempat Sehun.
"Sekalian saja tak usah pakai celana!" ucap Sehun sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ini tidak terlalu pendek kok."
"Tidak pendek katamu?! Lihat bahkan paha mulus mu sangat terlihat! Kau bilang tidak terlalu pendek?!"
"Maaf tadi aku tidak sempat memilih celana."
Sehun menghela nafas panjang. Sehun hanya tidak ingin jika miliknya harus dilihat oleh orang lain. Apalagi mata sang penjaga kasir yang minta dicolok saat melihat Irene.
"Kau tau bagaimana lelaki hidung belang melihatmu memakai celana seperti itu?!"
Tiba-tiba Sehun semakin mendekat kearah Irene dan memojokkannya sampai Irene jatuh terduduk di kursi halte. Irene hanya bisa pasrah melihat ke posesif an dan sikap mesum Sehun yang selalu saja mengotori pikirannya.
"K-kau mau a-apa?" ucap Irene sambil mendorong tubuh Sehun agar menjauh darinya walaupun itu sia-sia.
"Ingin memperkosamu disini." ucap Sehun dengan santai. Seketika mata Irene membulat sempurna dan ia langsung bangkit menjauh dari Sehun tapi Sehun mendorongnya lagi dan terduduk kembali.
Perlahan Sehun mendekatkan wajahnya dengan wajah Irene. Sehun menempelkan bibirnya dengan bibir Irene. Awalnya hanya menempel saja tapi lama-lama Sehun melumat lembut bibir cherry Irene. Irene hanya diam saja saat Sehun melumat bibirnya, tapi saat Sehun memasukkan lidahnya kedalam mulut Irene ia melenguh.
"Eunghh."
Irene ragu untuk membalas ciuman Sehun tapi perlahan ia membalas lumatan Sehun dan mengalungkan tangannya di leher Sehun. Sehun tersenyum devil saat Irene mulai menikmati ciumannya. Sehun menarik tubuh Irene agar lebih dekat dengannya.
Mereka melakukan ciuman panas tersebut di halte yang sepi. Halte tersebut benar-benar sepi dan itu semakin membuat Sehun leluasa mencium Irene. Tapi Sehun menghentikan aksinya saat ereksinya menegang ia takut jika kebablasan dan membawa Irene ke apartemennya.
"Itu yang akan dilakukan lelaki hidung belang itu jika melihatmu seperti ini, tapi sayangnya mereka tidak akan melakukannya karena kau adalah milikku dan itu mutlak." bisik Sehun tepat di telinga Irene.
![](https://img.wattpad.com/cover/170000023-288-k43201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]• H I L A N G •
Fanfiction[ S E L E S A I ] Book 2 - Hilang Setelah lama perpisah jauh denganmu aku sering membayangkan suatu saat nanti aku bisa memilikimu seutuhnya. Suatu hari kelak. Aku akan mencintai satu hati. Hati yang kusebut sebagai cinta sejati. Entah kapan waktu...