Gue baru baca berita di lambeturah dan langsung gue check ke snapgramnya Kevin yang baru di update sekitar 25 menit yang lalu. Gue coba melihat snapgram temannya yang atlet jetski pemenang medali emas dan perunggu, Aqsa dan Aero.
Oh, mereka lagi di pulau. Ada beberapa followers yang ngetag foto dan ngirim dm ke gue tentang beberapa foto Kevin sama cewek lain, yang gue gak kenal juga, karena Kevin pun gak pernah mencoba ngenalin mereka ke gue.
"Bodoamat dah, ngantuk gue" ucap gue asal melempar ponsel di genggaman gue ke karpet merah.
Gue bangun dalam keadaan tengah malem, melewatkan makan malam gue dan sekarang gue menderita kelaparan. Gue mengambil ponsel dan turun dari kamar gue yang ada di lantai atas menuju ke dapur.
Mencoba melihat ada makanan atau tidak, dan ternyata tidak gengs. Udah mau nangis karena lambung gue mulai sakit, dan gue pun males masak banget.
Melihat kabinet dapur di atas kompor, dan ketemulah ramen kesukaan gue yang sepertinya diumpetin sama Mama, karena gue sering ngumpet-ngumpet makan mie instan ketika di Bandung.
Sambil makan di meja makan sendirian, gue membuka akun Instagram yang sedari tadi malam terus menerus bunyi dan menganggu kegiatan tidur nyenyak gue. DM gue banjir, sebanjir-banjirnya.
Pemberitahuan bahwa ada cewe yang mendekati Kevin itu terus menganggu pikiran gue. Bahkan, Kevin pun update snapgram terbarunya 23 detik yang lalu.
Karena gue juga gak suka menjadi orang naif, gue akhirnya memutuskan untuk menelpon Kevin terlebih dahulu, gak peduli dengan gengsi cewek yang begitu besar soal menghubungi duluan.
Tut...
"Halo?" sapa orang di sebrang sana.
"Bisa bicara dengan Kevin?" untuk pertama kalinya dalam hidup gue, patah hati menyapa gue, karena yang menjawab telfonnya adalah suara wanita.
"Vin, cewek lo nih! Ganggu banget, orang pacarnya lagi kumpul sama temennya juga, posesif amat pacar lo Vin" ujar wanita disebrang yang suaranya samar-samar seperti menjauh.
"Halo?" kali ini Kevin yang menyapa gue.
"Halo, ini aku. Kamu lagi dimana?" tanya gue mencoba menormalkan suara gue yang gue rasa-rasa seperti ketahanan di pangkal tenggorokan.
"Lagi ngumpul sama temenku, kenapa? Ada perlu apa?" tanya dia.
"Lusa bisa ke Jakarta?" sambung Kevin.
"Bisa, besok sore aku udah di Jakarta kok," ujar gue
"Tolong usahain ya," ujar Kevin.
"Kenapa memangnya?" tanya gue.
"Tolong jemput mama sama ayahku ya di bandara, aku gak bisa jemput mereka" gue sih boleh aja.
"Mau di anterin ke mana?" tanya gue.
"Ajak jalan dulu sampe sore, aku masih sama anak-anak soalnya" jawab Kevin.
"Demi temen-temen lo doang?" habis sudah batas kesabaran gue.
"Gue gak peduli kalo alasan lo gak bisa jemput mereka karena ada acara yang gak bisa ditinggal, tapi lo beneran punya otak gak sih?! Ninggalin mereka demi temen-temen lo? Gue gak permasalahin kalo gue harus jemput mereka, i will, i'm happy to do that. Tapi?" Gue gak habis pikir sama Kevin, apa yang lagi dipikirin dia saat itu sama sekali gak masuk akal, dan saking emosi gue, gue melontarkan kalimat lo-gue yang selalu dia sebelin.
"Tolong dong, aku kan sekali-kali ngumpul bareng mer---"
Tut
Gue memutuskan sambungan telfon kami berdua, berusaha menormalkan tekanan darah gue yang sedang tinggi karena perkataan Kevin yang gak masuk akal itu.
Gue memutuskan untuk mengirimkan pesan ke dia saja, gak bisa gue ngomong kalo lagi berapi-api kaya gini.
kareenaptr :
gue yang jemput mereka, tolong terminal penerbangan mereka apa. Kita kelarin masalah ini nanti.
Kevin Sanjaya :
maaf. terminal 3 penerbangan Garuda Indonesia. Thanks before 💞.
Gue pun sudah gak ada mood untuk makan lagi, lagipula ramen di hadapan gue udah mendingin karena gue biarin gitu aja.
Gue segera naik ke atas dan melanjutkan tidur untuk bekal di jalan menuju Jakarta nanti pagi.
Matahari menyengat menembus tirai merah darahnya, seperti tidak menyukai aktivitas Karin yang masih bergelut asik dengan selimut putih bersihnya.
"Teteh Karin, kata mama bangun. Teteh kan mau pulang ke Jakarta nanti" teriak Yusuf dari balik pintu kamar Karin.
"Iya ini teteh bangun"
Gue memutuskan bangun dan langsung merapihkan kasur dan barang bawaan gue untuk pergi nanti. Melanjutkan dengan mandi dan sarapan pagi.
"Hati-hati! Jangan capek-capek" pesan Mama pada putri semata wayangnya yang ingin pergi ke Jakarta.
"Iya Mama. Papa, Karin pergi yaa" pamit gue pada keduanya.
"Kalian nurut-nurut sama Mama" pesan gue pada Yusuf dan Bagas. Mereka mengangguk sambil mengacungkan jempol.
Gue kembali pulang Jakarta, kembali menjalankan rutinitas sebagai atlet bulutangkis lagi.
Setelah ngambil mobil gue yang ada di pelatnas, gue langsung pergi ke PB gue untuk latihan persiapan kejurnas Minggu depan.
Gue dan Riani memang di PB yang berbeda, jadi saat kejurnas gue dapet pasangan baru, namanya Zoya.
Dia tipe cewek tomboi tapi banyak bicara, lucu sih, asik juga di ajak ngobrol.
"Zoy, ini kita sekamar kan?" tanya gue sembari mengelap keringat.
"Iyalah, mau sama siapa lu emangnya? Mas Jom?" tanya Zoya.
Gue dan Masjom alias Rian Ardianto memang berasal dari PB yang sama.
"Palalu, udah ayok ke asrama" tarik gue, nih anak kalo ngomong gede banget suaranya.
Gue dan Zoya yang baru ketemu hari ini, udah deket banget seakan-akan udah kenal lama, kaya gue kenal Riani.
"Zoy, deket sini ada pasar gak sih?" tanya gue ke Zoya yang lagi gegoleran di atas kasurnya.
"Ada, gak jauh juga dari sini mah, jalan kaki juga nyampe" terangnya.
Akhirnya setelah membuat perjanjian panjang dengan Zoya, dia mau nemenin gue belanja ke pasar buat bikinin orangtuanya Kevin masakan.
Setelah berpikir ratusan ribu kali, masakan apa yang gue mau buat buat orang tuanya Kevin, akhirnya gue dapet ide masakan yang gak susah dan yang cocok di lidah mereka, yaitu Ayam bakar manis, trancam dan sambel goreng kentang serta Nasi gurih.
Gue dan Zoya udah nyampe di asrama, dan kami berdua lagi ngobrolin banyak hal tentang Korea, gue gak nyangka aja makhluk tomboi di hadapan gue ini adalah penggemar berat KPOP.
"Sehun ganteng banget sih gila, my luv" ucap gue, karena kita lagi ngomongin soal comeback EXO.
"DO yang lucu parah, gila ih lucuuu banget" balas Zoya.
"Udah anjir, mau tidur gue, besok mau masak untuk ibu dan bapak mertua" ucap gue setelah cuci muka dan mengoleskan pelembab dan krim malam ke wajah gue.
"Aminin aja deh" balas Zoya yang masih asik mantengin foto DO yang memang luar biasa.
Hello gengs, itu yang di pic beneran masakan gue loh! Nanti disini sekalian gue nge-share foto praktek memasak gue ya!! Thank you!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Story
Fanfic𝐈𝐟 𝐢 𝐜𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐨𝐧𝐞 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧 𝐥𝐢𝐟𝐞, 𝐢 𝐰𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐡𝐞 𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐲 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 𝐭𝐡𝐫𝐨𝐮𝐠𝐡 𝐦𝐲 𝐞𝐲𝐞𝐬, 𝐨𝐧𝐥𝐲 𝐭𝐡𝐞𝐧 𝐰𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐲𝐨𝐮 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐳𝐞 𝐡𝐨𝐰 𝐬𝐩𝐞𝐜𝐢𝐚...