Chapter 14 - Fight and Done.

2.4K 208 7
                                    

"Gue mau tau, dari sisi mana gue ngekang lo?!" cecar gue.

"Vin, gue gak tau apa artinya patah hati, tapi sepertinya yang lagi dialami gue sekarang, pas kalo dibilang patah hati," lanjut gue saat gak mendengar jawaban apapun dari dia.

Gue baru saja mau turun dari mobil Kevin, tapi ternyata pintunya sudah lebih dulu di kunci sama dia.

"Bukain," ujar gue dingin dengan suara sengau khas orang menangis.

"Gue minta maaf gak memperlakukan lo dengan baik sebagai pacar gue, tapi demi Tuhan, gue gak punya maksud buat sekedar nyakitin hati lo," raut muka Kevin berubah serius, matanya sayu berwarna merah, sepertinya dia kelelahan.

"Sumpah Rin, jangan nangis," lanjutnya lagi.

Jadilah gue nangis kejer karena hormon PMS yang meledak-ledak, juga karena Kevin ngomong kaya gitu dengan raut wajah yang serius banget, gue gak tau harus percaya sama dia atau enggak, gue takut dia jadi orang yang nyakitin hati gue setelah gue menjatuhkan hati gue untuk dia.

Kevin meluk gue, tiba-tiba, dengan erat, mengusap lembut punggung gue sembari membisikkan kata-kata.

'sorry, love'

berkali-kali.

Dan, dalam waktu singkat sehabis dia meluk gue, gue sadar harus memutuskan untuk membuat hubungan kami layak untuk diperjuangkan.

"Oke," gue setuju untuk berbaikan dengan Kevin.

"Oke apa?" tanya nya bingung,

MATI AJA LAH AING,

"Lo kan tadi minta maaf," lanjut gue masih sesenggukan.

"Emang iya?" ledeknya.

"Jangan becandain gue, sekarang lagi mode galak, kalo hari ini gue mau ngapain harus diturutin, kalo hari ini lagi dumel-dumel harus dimaafin,"

"Kok gitu?!" protes Kevin.

"Lagi PMS, harus ngalah, jangan cari ribut" tegas gue sambil nyalain musik di handphone gue yang terhubung langsung dengan speaker di mobil.

"Baik ibu ratu," jawab Kevin patuh.

"Rin, ini tuh lagu apaan sih? Aku gak ngerti, mana suaranya gede banget lagi" protes Kevin ketika gue menyetel lagu baru EXO berjudul Love Shot itu.

"Jangan protes!" ingat gue kepadanya yang langsung di hadiahi tepukan di keningnya sendiri.

Kami berdua lagi jalan di mall, karena ternyata kedua orangtuanya Kevin sudah di jemput koko-nya Kevin sebelum dia kesini. Dan, jadilah gue dan dia ngedate di mall.

"Mau nyari apa nih?" tanya Kevin.

"Pengennya nyari cowok ganteng Vin," jawab gue asal.

"Emang yang lagi jalan sama kamu kurang ganteng?" tanya Kevin yang langsung gue bales puteran mata malas dari gue.

Gue sama dia lagi makan sushi, padahal tadi di mobil, dia udah makan spaghetti gue.

"Suapin dong, aku lagi main PUBG nih," mintanya ke gue.

Gue yang males ribut lagi, nyuapin Kevin kaya ibu nyuapin anaknya sore hari. Lanjut dari restoran sushi, gue lanjut nyari skincare buat gue sama buat dia karena sabun wajahnya Kevin habis.

"Vin, gandeng dong," ini cuma biar gue glendotan kok, soalnya perut gue lagi sakit gila.

Banyak orang yang meminta kami foto di tengah mall, Kevin dengan sangat sopan menanggapi fansnya dengan baik, dan itu ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para wanita.

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang