09. Nostalgia

22.8K 672 2
                                    

Semakin ku kenang, semakin aku merasa rindu....

( 3 tahun yang lalu)

Masa itu, merupakan salah satu masa yang sangat sulit untuk Adira lalui. Namun, disaat itulah ada seseorang yang selalu menghibur nya dikala ia merasa sedih.

Selain bi Izah, dia adalah orang yang selalu mengulurkan tangan untuk nya. Menemani nya, juga menenangkan Adira dikala terpuruk. Dan disaat Adira menangis seorang diri di taman belakang rumahnya,

"Sudahlah, Adira. Kak Fahri akan kembali lagi dan bertemu sama kamu. Jadi kamu jangan sedih, dong." Bujuk Fahri sembari memegang bahu Adira, mencoba menenangkan gadis kecil itu yang tengah menangis.

"Ta-tapi kak..., kalo kak Fahri pergi... Siapa yang akan menemani Adira kalau lagi sedih? Kak Fahri akan pergi ke Yogyakarta bersama orang tua kak Fahri. Lalu Adira? Bakal sendirian lagi." Balas Adira sambil menangis.

"Hm, sekarang gini aja deh. Kamu tunggu disini, ya. Jangan kemana-mana."
Pinta Kak Fahri lalu pergi ke mobil. Sesaat kemudian ia pun kembali sambil membawa sebuket bunga yang sangat indah.

"Bu-bunga?" Tanya Adira heran.

"Iya ini bunga untuk mu. Aku sendiri yang merangkainya khusus untuk Adira. Jadi kalo kamu merasa rindu, kamu cium aja bunga ini. Oke?" Adira mengerjap matanya pelan lalu mengangguk. Meraih bunga yang diberikan Fahri dan menatap nya lekat.

"Dan, aku janji. Akan kembali kesini dan menemui mu lagi." Sambung Fahri sambil tersenyum.

"Janji? Kak Fahri janji akan datang dan menemui Adira lagi?" Tanya Adira memastikan.

"Hm, janji." Jawab Fahri sambil menganggukkan kepala nya. Namun tiba-tiba mengernyit saat Adira mengulurkan jari kelingking nya.

"Bi Izah bilang janji kelingking itu sangat kuat. Jadi kak Fahri gak boleh mengingkari nya." Fahri terdiam sejenak. Lalu terkekeh pelan dan mengaitkan jari kelingking nya ke jari kelingking Adira yang mungil.

"Baiklah, aku janji."

Itu adalah pertemuan terakhir Adira dengan Fahri. Begitu lama, hingga rasa rindu itu pun tiba-tiba menyeruak di dadanya.

"Non? Nona? Kok melamun? Lagi mikirin apa?" Tanya Bi Izah heran. Ia sudah memanggil Adira sejak tadi, tapi tetap tidak di jawab.

"Eh? Ng-nggak ada apa-apa kok, bi." Jawab Adira gagap.

"Bener? Tapi kok senyum-senyum gitu?"

"A-apa? A-Adira gak senyum, kok!" Bi Izah terkekeh. Lega rasanya melihat Adira yang kembali tersenyum cerah seperti ini. Ya, dia memang lebih cocok tersenyum dari pada menangis.

"Oh iya, Non. Hampir saja bibi lupa. Tadi bibi dapat kabar loh, kalo nanti nak Fahri bakal kesini sambil berlibur." Jelas bi Izah sambil tersenyum.

Mendengar bi Izah mengatakan hal itu, Adira langsung memancarkan wajah yang sangat bahagia. Ia merasa tak percaya bahwa ini akan terjadi. Rasanya seperti mimpi. Tak lama setelah ia melompat-lompat karena girang nya, tiba-tiba terdengar lah suara klakson mobil.

Adira pun sontak melihat dari balik jendela kamarnya. Dan ketika ia melihat dari jendela, betapa senang nya ia karena yang datang itu adalah Fahri beserta keluarga nya.

"Hah? I-itu kak Fahri... Di-dia beneran datang, bi!" Ucapnya kegirangan.

"Wah, cepat juga ya. Kalo gitu, bibi turun dulu ya , Non. Sebaiknya non Adira juga cepat turun, oke?"
Pinta bi Izah kepada Adira.

"Oke."

Bi Izah keluar dari kamar. Setelahnya, Adira terlihat gelagapan. Bagaimana tidak, setelah sekian lama akhirnya ia bertemu dengan Fahri. Anak yang sudah membuat janji untuk mereka bertemu lagi.

"Kak Fahri..., Kak Fahri beneran datang. Apa Kak Fahri ingat... Dengan janji 3 tahun yang lalu?" Batin Adira.

Diruang keluarga, terlihat lah sekumpulan keluarga yang sangat bahagia. Mereka bersenda gurau lagi setelah lama tak berjumpa.

"Kak Fahri, sudah lama sekali kita nggak ketemu!" ucap Arisha sambil tersenyum bahagia.

"Haha, benar. Udah 3 tahun ya lamanya. Suasana disini juga banyak yang berubah." Jawab Fahri tersenyum.

"Benar. Lalu, bagaimana kehidupan kampus kak Fahri di Yogyakarta? Seru nggak?" Tanya Arisha lagi penasaran.

"Tentu saja seru. Di sana juga banyak teman-teman yang seru, kok. Dan..., seperti nya sekarang kamu tambah cantik Arisha." Balas Fahri sambil tersenyum tipis.

"Uhuk! Hey?! Fahri! Kamu terlalu asyik ngobrol dengan Arisha sampai-sampai aku kamu lupakan?" Sela Adit kesal dengan keharmonisan dua sejoli itu.

"Haha!! Nggak tuh?! Kamu jangan iri gitu donk... Aku masih ingat sama kamu koq, Dit... " Jawab kak Fahri sambil tertawa melihat Adit.

Mereka pun saling berbicara, bercanda dan tertawa bersama. Lalu, terlihat lah seorang gadis remaja yang berdiri dibalik pintu ruang keluarga dengan raut wajah yang sedih dan kecewa.

"Ugh... Ternyata sama saja... Tidak ada yang berubah... Mereka... Sama sekali tidak mengingat ku... " Gumam Adira dengan nada yang sedih.
Karna ia merasa tidak dibutuhkan disana, ia pun kembali lagi kekamar nya. Bi Izah yang menyadari keberadaan Adira terlihat sangat sedih.

---(dikamar Adira)

Didalam kamar, Adira hanya bisa duduk termenung sambil melihat bunga pemberian dari kak Fahri.

"Mereka semua... Benar-benar melupakan aku... Om dan tante yang dulunya menyayangi ku, kini sudah tidak memperdulikan aku lagi... Dan... Kak Fahri??! Kak Fahri sudah berjanji akan menemuiku jika kembali kesini...! Tapi sekarang?! Kak Fahri bahkan melupakan aku!!? Hiks...!Kenapa kak Fahri?!!.... "

Lagi-lagi, Adira menangis didalam kamarnya... Sendirian...
Pada saat dia menangis, ia berdiri dan pergi menuju jendela kamar nya.
Betapa terkejut nya ia saat melihat Kak Fahri dan Arisha... 'Berpegangan tangan'

"(Deg!!) A-apa ini?? Mereka... Kenapa kak Fahri dan Kak Arisha... Berpegangan tangan??? Ke-kenapa?? "

Adira yang melihat sesuatu yang mengejutkan itu, hanya bisa berdiri diam seribu bahasa. Didalam pikiran nya ada banyak pertanyaan yang terlontar kan. Ia terkejut, dan entah mengapa, dada nya terasa sangat sesak...

"Ji-jika... Mereka berpegangan tangan seperti itu.. Aa Kak Fahri dan Kak Arisha... Mereka..?? "

Adira bertanya-tanya.. Ia bingung juga ragu. Tapi tak ada seorang pun yang bisa menjawab pertanyaan nya ini...
Sebenarnya, ada apa antara Fahri dan Arisha sebenarnya???

Nantikan cerita selanjutnya ya... 😁😁

Biar Aku yang pergi[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang