20. Kecewa

26K 614 27
                                    

Tersenyum adalah caraku untuk menyembunyikan kesedihan ku...

(Dirumah Adira)

Diruang keluarga, tampaklah Arisha dan juga mama dan papanya tengah duduk disana. Arisha terlihat lesu, mama pun mencoba membuat Arisha kembali merasa lebih baik.

"Arisha... Sudah lah nak... Mungkin ini sudah takdir mu... Jangan murung gini donk...." Kata mama sambil membelai rambut Arisha.

Mendengar mama nya mengatakan hal itu, membuat Arisha semakin kesal.

"Bagaimana Arisha tidak sedih ma?!! Arisha gagal ma!! Gagal!! Kenapa bisa seperti ini??!! " Jawab Arisha dengan nada marah dan kecewa.

"Arisha, sudahlah tidak apa-apa... Walau bagaimana pun juga, kamu sudah banggain papa dan mama.. " Kata papa menenangkan Arisha yang marah.

Tak lama kemudian, Adira dan bi Izah pun datang. Melihat kedua orang tua Adira yang tengah duduk di ruang keluarga, membuat ia semakin bersemangat untuk mengatakan keberhasilan yang sudah ia raih, ia segera menghampiri papa dan mamanya dengan wajah yang ceria.

"Mama!! Papa!! Lihat?... Adira dapat juara 1!!..." Kata Adira senang.

Tetapi, papa dan mamanya seperti tidak menghiraukan apa yang Adira katakan. Mereka masih sibuk dengan menenangkan Arisha yang tengah sedih dan kecewa.

"Mama..! Papa...! Adira dapat juara 1 lomba piano loh.... " Kata Adira.

"Kamu ini berisik sekali sih!... Kamu tidak lihat Arisha sedang sedih??!! " Kata papa dengan nada bentak.

Mendengar papa nya membentak Adira seperti itu, membuat ia tak mau mengatakan apapun lagi. Ia merasa sedih. Adira pun pergi dan memasang foto yang ia dapatkan waktu perlombaan. Arisha yang melihat Adira memasang foto itu pun terlihat sangat kesal dan ingin marah.

"Hey Adira?!! Lo sengaja kan pasang foto itu?! Ya kan?!!! Supaya gue jadi tambah sedih?!! Ohh?!! Atau jangan-jangan lo mau nunjukin bahwa diri lo itu hebat?!! Gitu?! " Bentak Arisha kepada Adira.

Adira yang mendengar Arisha yang tiba-tiba membentak dan marah kepadanya menjadi sangat terkejut dan bingung.

"Tidak kak...! Adira nggak ada maksud untuk.... "

"Sudah!! Lo ngaku saja deh!! Lo sebenarnya senangkan liat gue kayak gini?? Ya kan?!! Baru itu saja lo udah bangga!! Ahh!!! " Arisha pun pergi kekamar nya dengan wajah yang sangat kesal.

Adira merasa sedih mendengar perkataan saudara kembarnya itu.

"Sudah puas kamu buat kakak mu itu semakin sedih?!! Sekarang, cepat lepaskan foto itu! Atau mama yang akan menghancurkan nya dihadapan mu!! " Kata mama marah.

Adira segera melepaskan foto itu karna dia tidak ingin mamanya menghancurkan foto yang sangat berharga bagi dirinya.

"Kenapa masih disini?! Sana pergi!!.. "
Lanjut mama kesal.

Adira pun tidak bisa menahan air mata nya lagi, ia pun menangis dan berlari pergi kearah kamarnya...

___(kamar Adira)

Dikamar, Adira menangis dibalik kasurnya. Ia tak tau lagi harus berbuat apa agar orang tuanya perhatian kepadanya. Segala upaya yang selama ini ia usahakan sama sekali tidak membuat orang tuanya perhatian kepada nya. Justru sebaliknya, mereka malah semakin membenci dirinya. Ia menjadi sangat bingung....

"Hikss!! Hiks!! Kenapa harus aku yang disalahkan atas semua yang terjadi?? Apa lagi yang harus kulakukan agar mereka perhatian padaku...?? Apa lagi?? Apa??!! Hiks... Hikss!!! "

Biar Aku yang pergi[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang