18. Tekad dan Usaha

22.9K 647 5
                                    

Mimpi itu sangat lah indah, tapi sayang nya mimpi itu hanyalah sementara dan kita harus menghadapi realita yang ada.

(2 minggu kemudian)

Waktu terus saja berlalu, tanpa terasa liburan semester pun telah berakhir. Kini Adira dan Arisha akan memulai pembelajaran yang baru.

Diruang keluarga, tampaklah Arisha dan Adit yang tengah bersiap-siap untuk segera berangkat ke sekolah mereka masing-masing. Arisha dan Adit menyalami dan mencium tangan papa dan mama mereka dan berpamitan pergi.

Tak lama setelah mereka pergi, Adira pun datang menghampiri papa dan mamanya diruang keluarga.

"Mama? Papa? Adira siapa yang antar?? " Tanya Adira kepada mama dan papa nya.

Namun, mereka sama sekali tidak menghiraukan Adira dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Lalu papa dan mama Adira pergi tanpa mengatakan apapun.

Entah untuk kesekian berapa kalinya, Adira selalu saja tidak diperdulikan oleh keluarga mereka. Ia merasa bahwa ini adalah hal yang biasa, namun dalam hati Adira ia masih tidak mampu menerima semua yang terjadi. Dengan langkah dan tatapan yang hampa, Adira pun pergi ke sekolah...

---(Sekolah Adira)

Akhirnya, Adira pergi kesekolah menggunakan angkot. Disana tampak lah Sandy dan Aca yang seperti menunggu kehadiran Adira. Saat mereka melihat Adira yang telah datang kesekolah, mereka pun langsung menghampiri Adira dan mengatakan suatu hal yang sangat penting.

"Adira! Adira...! Kamu tau nggak?! Tau nggak??!! " Tanya Aca panik.

"Ta-tau? Tau apa?? Kalian koq panik gitu?Kalian habis dikejar hantu ya??" Tanya Adira Ke heranan sambil tertawa.

"Aishh.... Kami serius loh Adira!! Tuh.. Kamu lihat di mading dehh.... " Jawab Sandy sambil menunjuk mading.

"Mading?? Loh? Ada apa koq ramai-ramai begitu?? " Tanya Adira kembali penasaran.

"Udah dehh! Lihat saja sana.... " Jawab Aca.

Mereka bertiga pun pergi untuk melihat mading yang sangat ramai oleh para siswa dan siswi. Adira pun membaca pengumuman yang ada di mading.
Adira sangat terkejut melihat apa yang ada dimading tersebut. Ternyata, isi mading tersebut adalah adanya perlombaan Piano antar sekolah yang akan diadakan 2 hari lagi. yang dimana siswa ataupun siswi yang akan menjadi pemenang akan mendapatkan piala dan doorprize mengejutkan lainnya.

"Adira.. Kamu ikut ya? Ikut ya?? Kamu harus cepat daftar, karna perwakilan dari sekolah kita hanya 3 orang saja... Kamu ikut ya??? " Pinta Sandy dan Aca kepada Adira.

Mendengar permintaan teman-teman nya, membuat Adira semakin merasa sangat bersemangat.

"Tentu saja teman-teman... Aku akan ikut... Ayo temanin aku ketemu buk Lina... " Jawab Adira sambil tersenyum.

Sandy dan Aca sangat senang mendengar jawaban Adira. Mereka bertiga pun pergi ke ruang pendaftaran.

"Mungkin... Ini adalah salah satu jalan agar aku bisa membuktikan kepada keluarga ku... Bahwa aku juga bisa membuat mereka bangga terhadap diriku... " Bathin Adira.

---(di sekolah Arisha)

Didalam kantor, suasana tiba-tiba sangat tegang...

"Saya? Ikut Olimpiade IPA?? " Tanya balik Arisha.

"Iya, benar... Kamu akan mewakili sekolah ini untuk mengikuti Olimpiade IPA... Kamu mau kan, Arisha?? " Jawab guru Arisha dan kembali bertanya untuk memastikan jawaban Arisha.

Biar Aku yang pergi[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang