15. Kembali

23.4K 643 3
                                    

Biarkan masa lalu menjadi sebuah pelajaran untuk menghadapi masa depan...

---(dikamar Adira)

Setelah cukup lama bi izah menceritakan semua yang terjadi pada Adira, akhirnya Adira pun sudah mengetahui penyebab orang tuanya sangat membenci nya. Adira hanya bisa menangis tiada henti.

"Ja-jadi... Itu... Sebabnya mereka membenci Adira.... Hiks!! Tapi kenapa? Bahkan setelah Adira koma dirumah sakit pun... Mereka... Tetap saja.... Hikss!!! " Adira berkata sambil menangis terisak isak.

Bi izah pun merasa sedih ia langsung memeluk Adira dan mencoba untuk menenangkan nya.

"Non... Semua yang sudah terjadi... Biarlah berlalu.... Saat ini, non harus menjalani kehidupan non yang baru..... Lupakan saja semua kenangan buruk itu... Anggap saja itu semua hanya mimpi buruk... " Kata bi izah membujuk Adira yang masih saja menangis.

"Hiks! Iya bi...." Jawab Adira singkat.

"Bi... Adira mau turun kebawah... Mungkin saja acara nya sudah selesai... "

Adira pun segera berdiri dan beranjak dari tempat tidur nya didampingi oleh bi Izah.

---(diruang pesta)

"Ughh!!!! "

Tiba-tiba, Arisha memegangi perut nya karna kesakitan. Keluarga Arisha pun langsung panik.

"Arisha?! Kamu kenapa nak?? " Tanya mama khawatir.

"Ahh...!! Sa-sakit ma.... " Jawab Arisha sambil merintih kesakitan.

*Bruk!!
Lalu tiba-tiba, Arisha jatuh pingsan di lantai dengan wajah yang sangat pucat. Semua keluarga nya pun terkejut dan panik. Papa nya pun segera menelpon dokter Ika.

---(dikamar Arisha)

Dikamar Arisha, dokter Ika pun memeriksa keadaan nya. Setelah beberapa saat, ia pun selesai memeriksa keadaan Arisha.

"D-dokter?? Arisha baik-baik saja kan?? " Tanya mama khawatir.

"Hufff..... Buk, untuk saat ini Arisha baik-baik saja... Seharusnya, kalian tidak teledor seperti ini... Untuk saat ini, dia baik-baik saja.. Tapi ingat! Jangan sampai hal seperti ini terulang lagi... " Kata dokter Ika dengan raut wajah kesal.

"B-baik lah dok... Maaf... " Jawab Papa sambil meminta maaf.

Kemudian dokter Ika pun pergi...
Suasana pun tiba-tiba hening... Dari raut wajah mereka tampak sedih karna melihat Arisha terbaring lemah ditempat tidurnya.

Sedangkan didepan pintu kamar Arisha, tampak lah Adira yang berdiri dengan tatapan yang sangat sedih. Begitu juga bi Izah.

"Kak Arisha.... Apa... Penyakit nya kambuh lagi??" Bathin Adira.

"Non... Jangan khawatir.. Non Arisha pasti baik-baik saja.... " Kata bi Izah sambil membelai rambut Adira.

"Iya.... Semoga saja bi... " Ucap Adira singkat dengan wajah yang sedih.

___(Pagi hari nya...)

Pagi haripun telah tiba. Matahari terbit dan memancarkan cahayanya seperti biasanya. Suara kicau burung pun terdengar sangat nyaring. Diruang keluarga, mereka tampak tengah sibuk mempersiapkan sesuatu.

"Sudah siap semua?? " Tanya papa memastikan.

"Sudah!! " Jawab mereka kompak.

"Asyikk!!! Traveling!! Duhh... Nggak sabar lagi nihhhh.... " Kata Arisha kegirangan.

"Haha... Iya... Kamu jangan terlalu lelah juga ya..! " Kata kak Fahri sambil tersenyum.

"Oke kakk....!! " Jawab Arisha senang.

Pada saat mereka semua tampak siap untuk berangkat, Adira pun datang menghampiri mama nya dengan raut wajah sedih.

"Mama..... Kenapa.... Adira... Nggak di izinin ikut bareng kalian?? " Tanya Adira dengan sambil menunduk.

"Hhh!! Sudah jelaskan?! Kalo kamu ikut, kamu hanya membuat masalah saja!! Sudah! Kamu disini saja!! " Jawab mama ketus kepada Adira.

Adira yang mendengar alasan mamanya tersebut hanya bisa diam menahan rasa sedih nya.

"Lalu.... Adira... Ngapain dirumah?? " Tanya Adira kembali.

"Hhh.... Lo ini ya?! Menghambat kami aja...! Udah, ajak saja teman-teman lo yang katrok itu kerumah! Susah amat sih...! Kata Arisha dengan nada membentak.

Kemudian, mereka semua pun pergi tanpa memperdulikan Adira.

" Ughh..! Kenapa? Padahal kan aku juga anggota keluarga ini juga.... " Gumam Adira sedih.

"Non Adira?? Sudah jangan sedih... Bibi kan ada disini nemenin non... Nah gimana kalo non telpon saja teman-teman non... Ajak mereka kesini... Bibi akan masak banyak dan yang enak untuk kalian... Oke??" Kata bi izah menawarkan.

"Hehe... Oke deh bi! Bibi emang yang terbaik!! " Jawab Adira senang.

Kemudian, Adira pun menelepon teman-teman nya untuk datang kerumah nya. Senyum pun terpancar dari wajah Adira. Bi izah yang melihat nya pun menjadi sangat senang dan bersemangat untuk memasak...

___(15 menit kemudian....)

Ting!! Tong!!!

Suara bel rumah pun berbunyi. Bi izah pun segera membukakan pintu rumah. Dan ternyata yang datang adalah teman-teman Adira. Bi izah pun meminta agar mereka segera masuk dan menunggu Adira diruang tamu.

"W-wah.... Aku nggak nyangka rumahnya bakal seperti ini.... " Kata Sandy kagum terhadap rumah Adira.

"Iya... Benar... " Jawab Aca.

Tak lama kemudian, Adira datang dan menghampiri teman-teman nya.

"Hay Aca! Sandy!... Makasih ya udah mau datang... " Sapa Adira sambil tersenyum.

"Iya Adira... Kami juga bosen dirumah melulu.... " Jawab Sandy.

"Yaudah, yuk! Ke kamar ku... " Ajak Adira.

Kemudian mereka bertiga pun pergi kekamar Adira.

---(dikamar Adira)

"Wah! Adira.. Kamarmu rapi banget ya... " Kata Aca kagum.

"Benar.... Dan kamu juga memiliki banyak sekali piala dan Piagam.... "

Teman-teman Adira pun melihat-lihat piala dan Piagam milik Adira.

"Wah? Adira... Kamu... Bisa main piano ya? Koq Kami nggak tau?? " Tanya Sandy kepada Adira.

"O-oh?? Iya... Pandai.... " Jawab Adira malu-malu.

"Eh? Adira.. Kepala mu kenapa diperban tuh?? " Tanya Aca penasaran.

Mendengar pertanyaan dari Aca membuat Adira sadar bahwa Kepala nya sedang diperban.

"E-ehh?? Ini... Aku... Jatuh dari kamar mandi... Jadi ya, gini deh... " Jawab Adira Asal-asalan.

"Ohhh! Begitu.... Dan itu?? Itu pintu apa sih, Adira???" Tanya Sandy sambil menunjuk sebuah pintu yang tertutup.

Adira pun melihat arah jari yang ditunjukkan Sandy.

"(Deg!!) oh!? I-itu.... "

Sebenarnya pintu apa kah itu???

Nantikan jawaban nya di cerita selanjutnya ya!... 😁

Jangan lupa kritik dan saran dari teman-teman juga ya.... ☺☺

Biar Aku yang pergi[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang