03. Alone(2)

29.6K 932 25
                                    

Aku yakin, masih ada seseorang yang peduli padaku.

Pagi ini, mentari kembali memancarkan sinar nya. Cahaya yang terang masuk ke sela-sela jendela kamar Adira yang membuat ia terbangun dari tidurnya.
Adira segera mempersiapkan diri untuk kembali bersekolah. Hingga suara ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatiannya.

Ternyata, Bi Izah lah yang mengetuk pintu kamarnya. Ia meminta agar Adira segera keluar dari kamar untuk sarapan. Adira pun segera menyambut bi Izah dengan senyuman. Suasana hatinya sangat baik hari ini. Hal itupun membuat bi Izah sangat senang.

"Wah, seperti nya sarapan hari ini enak ya." Ucap Adira senang dari kejauhan.

Mendengar Adira yang berbicara seperti itu, membuat mama nya sangat marah.

"Kamu ini nggak ada sopan santun ya?!Belum duduk udah bicara! Disini ada papamu!" Ketus mama dengan nada membentak dan raut wajah yang marah.

Adira sontak terkejut mendengar mama nya marah, ia segera meminta maaf kepada mamanya.

"Ma-maaf, Ma. Pa." Lirih Adira sambil menunduk.

"Dasar anak nggak tau sopan santun!" Ucap kak Adit.

Mendengar kakaknya mengatakan hal seperti itu membuat Adira merasa sangat sedih. Dalam sekejap, suasana hatinya kembali buruk.

"Ugh, maaf. Kalian nikmati saja sarapan nya. Adira pergi dulu." Pamit Adira sambil beranjak pergi meninggalkan keluarga nya diruang makan.

"Yaudah! Pergi sana jauh-jauh!" Teriak Arisha tak suka.

Adira yang mendengar nya semakin sedih. Ia pun pergi dengan raut wajah murung.

"Apa-apaan sih dia!" Ucap Arisha marah.

"Sudahlah sayang. Nggak ada gunanya juga kamu marah-marah gini. Sudah, cepat habiskan sarapan mu. Nanti kamu nggak konsentrasi loh belajar nya kalo nggak sarapan." Ujar mama manja kepada Arisha.
Mereka pun kembali melanjutkan sarapan.

(Disekolah Adira)

Setelah kejadian itu, Adira menjadi lebih sering melamun. Hatinya sangat sedih jika harus mengingat kejadian yang sering terjadi pada dirinya. Pada saat Ia duduk sendiri, teman-teman nya pun datang menghampiri nya.

"Hai, Adira. Kamu kenapa melamun?" Tanya Sandy dan Aca bersamaan.

"E-eh, tidak. Aku tidak melamun, kok." Jawab Adira terkejut.

"Hm, serius nih? Tapi kenapa wajah mu pucat begitu? Oh, jangan bilang kamu belum sarapan?"

"Ah? I-iya, belum." Ucap Adira ragu, menjawab pertanyaan  Sandy.

"Yaudah. Gimana kalau kita ke kantin? Biar aku yang traktir." Ajak Aca semangat.

"Eh? Jangan! Kalian nggak perlu repot-repot gitu. "

"Nggak apa-apa. Kami juga belum sarapan. Ayo!" Ucap Sandy sambil memegang tangan Adira.

"Baiklah. Terimakasih ya, teman-teman." Adira tersenyum.

Mereka pun pergi ke kantin bersama.
Setelah sampai di kantin, mereka langsung memesan makanan lalu menyantapnya saat makanan yang mereka pesan telah tiba.

"Hm, Adira. Aku perhatiin akhir-akhir ini kamu terlihat sedih. Sebenarnya ada apa? Tanya Sandy khawatir.

"Ti-tidak, aku baik-baik saja kok. Jangan khawatir." Jawab Adira sambil tersenyum.

"Baiklah. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk bilang pada kami ya? Kami kan teman mu. Kami akan selalu dengerin curhat kamu." Sambung Aca.

"Iya. Terima kasih ya, teman-teman."

"Meskipun aku tidak pernah dihargai oleh keluarga ku sendiri, tapi setidaknya disini aku mempunyai teman-teman yang selalu memperhatikan aku. Itu saja sudah cukup bagiku."

Mereka pun melanjutkan sarapan mereka. Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi.

Kringg!

Siswa dan siswi pun segera masuk kekelas mereka masing-masing. Dan memulai pembelajaran baru.

___(silahkan baca kelanjutan nya ya... ☺)
Jangan lupa komentar teman-teman ya...

Biar Aku yang pergi[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang