Takdir. Satu kata yang benar benar berpengaruh besar akan hidup manusia.Bagaimanapun dan apapun keadaan serta seberapa kuat bertahan pada suatu rasa,hanya butuh takdir untuk menjawab semuanya.****
Story Begins......
Sang mentari nampak malu malu menunjukkan sinarnya. Seolah enggan menggantikan tugas sang rembulan yang telah purna menjaga kedamaian dan ketenangan makhluk bumi di alam mimpinya.
Seperti kebanyakan cerita,kehidupan manusia selalu di mulai dari pagi.Meskipun tidak untuk kota metropolitan seperti Seoul yang banyak orang bilang kota yang tak pernah tidur.
Tak seperti orang kebanyakan yang memulai aktifitas mereka di pagi itu.Terlihat seorang pemuda tampan yang masih asyik berkelana di alam mimpi.
"Kyu, bangun! Cepatlah! " teriak seorang gadis yang berkacak pinggang di samping pemuda itu. Sedangkan sang empunya kamar hanya menggeliat pelan menanggapi teriakan itu. Habis sudah kesabaran sang gadis melihat kelakuan pemuda yang berstatus adiknya itu.
Di tariknya selimut yang masih menggelung indah di tubuh sang adik secara paksa. Memperlihatkan pemuda itu yang tengkurap dengan kepala yang tertutup bantal. Mencoba menghalau suara suara merusak telinga yang mengganggu mimpi indahnya.
Duaagh
Suara itu terdengar nyaring saat tubuh pemuda itu menghantam lantai karena ulah kaki sang kakak yang berciuman dengan bagian belakang pemuda itu.
Dalam sekejap mata pemuda itu membelalak lebar merasakan nyeri di seluruh tubuhnya.
"Yakk! Noona! Kau pikir apa yang kau lakukan?!" gerutu pemuda itu sembari mencoba bangun dari lantai.
"Kupikir sedikit olahraga bagus untukmu,Tuan muda Cho Kyuhyun yang sok tampan."sahut Cho Ahra, sang kakak.
"Sumpah. Jika bukan karena kau kakakku, tamat riwayatmu."
"Omoo...Kau pikir kau siapa berani bicara seperti itu padaku,Huhh?! Cepat mandi atau Ayah akan membuangmu dari daftar pewaris Cho Group jika tak segera turun sarapan. Kau tau kan ayah tak suka menunggu?"
"Apa Ayah ada di rumah?"tanya Kyuhyun yang melotot tak percaya. Sepertinya sebelum tidur, Kyuhyun masih ingat jika kedua orangtuanya masih melakukan perjalanan bisnis ke China. Dan itu sudah berlangsung dua minggu.
"Baru saja datang dua jam yang lalu."
"Kenapa kau tak membangunkanku?!" umpat Kyuhyun dan segera melesat ke kamar mandi. Meninggalkan Ahra yang menganga takjub melihat kelakuan absurd adiknya.
"Dia pikir apa yang kulakukan sejak tadi,huh?!"gerutu Ahra.
Memang. Keluarga Cho itu memiliki tradisi sarapan bersama dan harus tepat waktu. Tak ada toleransi bagi siapapun untuk melanggarnya. Karena hanya di saat pagi lah seluruh anggota keluarga masih bisa bertegur sapa.Sebelum masing masing beraktifitas dengan waktu yang tak menentu.
Apalagi disaat Tuan besar dan Nyonya Cho di rumah. Dan itu sudah di terapkan sejak dulu. Bahkan meski sekarang keluarga Cho semakin menjadi pemuncak tahta kerajaan bisnis di Korea dan sebagian Jepang dan negara lainnya,tradisi itu masih di junjung tinggi.
Kyuhyun turun saat kedua orangtuanya dan sang kakak sudah duduk manis di meja makan. Dengan raut wajah yang di buat sesantai mungkin,Kyuhyun bergabung dengan keluarganya meski sebenarnya dalam hati selalu waspada dengan tatapan Cho Yeung Wan yang seakan mengulitinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Mine
FanfictionHanya kisah perjalanan dua muda mudi yang sama sama berjuang untuk masa depan yang saling dipertemukan dengan segala intrik kehidupan. Berjuang demi mencapai tujuan, mempertahankan hingga berharap menikmati hasilnya. Dari persahabatan, keluarga dan...