Part 8

557 60 11
                                    


       Kadang aku merasa bahwa aku bukanlah aku. Memandangmu dalam diam. Mustahil. Jika mungkin itu diriku, aku akan lebih memilih mendekatimu dan berusaha menjangkaumu. Menjangkau suaramu. Menjangkau aroma tubuhmu. Menjangkau sentuhanmu. Dan menjangkau indah wajahmu. Namun apalah daya. Aku bukanlah aku.

*****

   
      Konon katanya, memiliki seseorang yang disukai saat menimba ilmu atau di lokasi kerja yang sama, membuat energi tak kasat mata yang entah mengapa selalu mendebarkan jantung mengingat akan pertemuan yang mungkin terjadi.

     Menambah semangat meski hanya untuk sekedar hadir atau menunjukkan eksistensi kita walau hanya satu detik.

   Begitupun Sung Hyun yang sejak pagi membuat suasana gedung komunikasi layaknya di sinari cahaya surga hanya karena gadis cantik itu tak melunturkan senyumnya dari pertama datang ke kampus. Bahkan beberapa sapaan dari mahasiswa komunikasi lainnya dengan telaten di balasnya satu persatu.
   
      Jika itu hari hari yang lalu, Sung Hyun memilih tak terlalu menggubris godaan yang sering di tujukan padanya mengingat dia salah satu mahasiswi populer di departemen komunikasi. Lebih menganggap angin lalu karena dirinya juga tak terlalu suka mengakrabkan diri dengan orang asing.

     "Pagi Sung Hyun-ah. "sapa Eun Woo baru saja tiba.

    "Pagi, Oppa. "balas Sung Hyun tak lupa dengan senyum manisnya.

     "Cerah sekali pagi ini. Apa ada sesuatu yang bagus kemarin? "tanya Eun Woo.

    "Biasa saja. Apa aku terlihat berbeda? "

    "Jelas sekali. Oh lihatlah. Wajahmu bahkan sangat menyilaukan. Cantik. "puji Eun Woo.

   "Benarkah? Berarti operasi ku berhasil. "jawab Sung Hyun di akhiri dengan kekehannya. Eun Woo yang memang tau tabiat seorang Lee Sung Hyun ikut tersenyum dan mengacak rambut gadis itu gemas.

    "Dasar! "gumam Eun Woo.

    "Heyy pagi pagi sudah bermesraan saja. Bisa bisa mataku iritasi karena kalian. "seloroh Dong Hae yang baru saja tiba.

    "Pagi, Tampan! "sapa Sung Hyun tanpa mempedulikan sindiran Dong Hae.

    "Pagi juga, Cantik. Kalian tak ke lapangan indoor? "ucap Dong Hae yang masih berdiri di samping kedua sahabatnya.

   "Memangnya ada apa? "tanya Eun Woo.

   "Jadi kalian belum tau? Bukankah Cho Sunbae-nim dan teman temannya tanding basket melawan Lee Jong Suk Sunbae-nim dari departemen hukum hari ini? "

    "Benarkah?! "kabar yang di bawa Dong Hae seakan menjadi angin segar bagi Sung Hyun. Namun berbeda dengan Eun Woo yang hanya menghela nafas pasrah.

    "Kau tak sadar jika dari tadi kelas sepi? Semuanya sudah berkumpul di lapangan. Bahkan Hye In sudah menempati bangku terdepan untuk menonton. "

    "Aaiiissh... Dasar bocah itu! Bisa bisanya dia tak memberitahuku. "gerutu Sung Hyun.

    "Kau mau bergabung? Tidak akan ada dosen yang akan mengajar jika para senior itu sudah menampakkan wujudnya seperti itu. "tawar Dong Hae.

   "Tentu saja. Oppa, kau ikut 'kan? "

    "Kalian duluan saja. Aku akan menyusul nanti. "jawab Eun Woo.

    "Baiklah. Ayo, Dong Hae-ah! "ajak Sung Hyun sembari melangkahkan kakinya menuju pintu kelas.

   "Jangan mendekati benda benda tajam. Aku tak ingin kehilangan sahabatku hanya karena patah hati. " goda Dong Hae.

   "Tutup saja mulutmu, Sialan! "umpat Eun Woo yang di balas gelak tawa dari Dong Hae. Tanpa menunggu waktu, Dong Hae segera berlari menyusul sahabat cantiknya itu. Meninggalkan Eun Woo yang bersandar di kursi dengan pandangan menengadah ke langit langit kelas.

Be A MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang