Pagiku, melihat wajah tidurmu.
Siangku, menikmati masakanmu.
Soreku, menanti bertemu lagi denganmu.
Dan malamku, kuakhiri dengan kecupan di keningmu.
Aku tau ini tak akan mudah. Tapi aku menantikan semua itu***///****
Masih seperti sebelum sebelumnya. Hiruk pikuk di Kyunghee selalu menjadi pemandangan yang lazim saat hari pelajaran aktif. Apalagi ditambah kegiatan maraton untuk menyambut ulang tahun Universitas elite tersebut. Mengalami peningkatan sekitar 45% dari keramaian biasanya.
Cukup banyak mahasiswa yang antusias. Meski ada pula yang tak tertarik dan lebih suka menghabiskan waktu di rumah atau sibuk dengan kerja paruh waktu yang sudah biasa dilakoni mahasiswa. Dengan penghuni dari beragam kalangan, Kyunghee pun juga memiliki beragam karakter mahasiswa nya. Tak menutup kemungkinan dari yang berpredikat terbaik hingga yang terburuk. Itu normal di semua komunitas dimanapun berada.
Kyuhyun baru saja keluar dari perpustakaan dengan ponsel di telinga. Mendengarkan kata demi kata dari Wang Yibo, tangan kanannya di perusahaan China yang melaporkan hasil rapat dewan direksi yang tak dihadirinya untuk kesekian kali. Pun sebenarnya Kyuhyun tetap memantau secara virtual.
"......Lee Sung Hyun, anak komunikasi.... " Kyuhyun masih fokus mendengarkan Yibo. Tapi pendengarannya terlalu tajam hingga sangat sensitif saat nama kekasihnya menyapa gendang telinganya. Sekelompok mahasiswa junior dari Departemen Hukum, mungkin, sedang asyik terlibat obrolan santai di sekitar gedung perpustakaan.
"Ahh benar. Lee Sung Hyun sepertinya tak kalah cantik dibanding Hye Sun dari Departemen hukum kita. " Ucapan dari salah satu pemuda dalam kelompok itu kembali mengalun di telinga Kyuhyun yang memutuskan berhenti tak jauh darisana.
"Kita bicara nanti. "ucap Kyuhyun sedetik sebelum memutus sambungan di ponselnya. Tak mengizinkan Yibo melempar protes karena mengakhiri laporannya secara sepihak. Dengan memasukkan sebelah tangan di saku celananya, Kyuhyun melangkah ke arah enam pemuda yang berkumpul itu.
"Menurutku, Lee Sung Hyun bahkan setingkat lebih elegant dibanding Kim Jisoo Sunbae dari departemen seni. Aku bahkan diam diam menjadi pengagumnya sejak berpapasan dengannya enam bulan lalu di dekat lapangan indoor." Pemuda lainnya menimpali.
"Benar juga. Meski penerima beasiswa, tapi aura nya cukup menyita perhatian. Aku belum pernah melihatnya memakai riasan mencolok seperti mahasiswi lainnya. Sayangnya, dia sedikit menarik diri jika bersosialisasi. "sahut pemuda lain.
"Sepertinya terlibat obrolan tak jauh jauh soal wanita memang kebiasaan pria. "ucapan santai itu terlontar begitu saja dari Kyuhyun. Menginterupsi makhluk makhluk lain dihadapannya itu.
"Cho Sunbae-nim..!!" seru mereka hampir serempak. Tak lupa mereka berebutan menunduk memberi salam. Membuat Kyuhyun mengeluarkan smirk andalannya.
"Tidak bermaksud ikut campur. Tapi sepertinya obrolan kalian cukup menarik. "ujar Kyuhyun. Entah kenapa suasananya menjadi sedikit canggung sejak kedatangan Kyuhyun. Siapa sangka mahasiswa andalan Kyunghee bisa bergabung dalam lingkaran mereka.
"Aahh hanya obrolan ringan Sunbae-nim. Ada yang bisa kami bantu? "ujar seorang pemuda yang sedikit lebih menonjol parasnya diantara yang lain. Mencoba mengingat, Kyuhyun menemukan memori pemuda di hadapannya itu merupakan mahasiswa hukum yang cukup bisa diakui kualitasnya. Meskipun masih tingkat dua. Kyuhyun ingat pernah berpapasan dengannya saat menghadiri kuliah umum Prof. Jo In Sung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Mine
FanfictionHanya kisah perjalanan dua muda mudi yang sama sama berjuang untuk masa depan yang saling dipertemukan dengan segala intrik kehidupan. Berjuang demi mencapai tujuan, mempertahankan hingga berharap menikmati hasilnya. Dari persahabatan, keluarga dan...